Sabtu, 31 Juli 2010

Standar pembibitan

a. Pengertian Bibit dan Pembibitan
Anda tentu memahami bahwa untuk kegiatan penanaman diperlukan bibit yang bermutu. Apa itu bibit yang bermutu ? Untuk menjawab pertanyaan ini Anda perlu memahami bahwa mutu bibit terdiri dari 2 (dua) aspek, yaitu mutu genetik dan mutu fisik-fisiologis. Mutu genetik sangat ditentukan oleh asal-usul benih yang dipergunakan untuk pembuatan bibit tersebut. Oleh sebab itu untuk mendapatkan bibit yang bermutu dari aspek genetik, di dalam kegiatan pembibitan diperlukan benih yang unggul yaitu benih yang memenuhi kriteria dan standar mutu benih sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Mutu bibit dari aspek fisik-fisiologis yang meliputi : tinggi, diameter, kekompakan akar, jumlah daun dan umur bibit sangat dipengaruhi oleh kegiatan pembibitan. Oleh sebab itu kegiatan pembibitan perlu ditangani dengan baik dan benar untuk mendapatkan bibit yang bermutu dari aspek fisik-fisiologis. Jadi bibit bermutu adalah bibit yang berasal dari benih yang unggul dan memenuhi standar mutu fisik-fisiologis. Bibit yang bermutu akan dihasilkan dari benih unggul dan proses pembibitannya ditangani dengan tepat dan benar.
Lantas apa bedanya bibit dan pembibitan ?
Dalam Peraturan Menteri Kehutaan Nomor : P.1/MENHUT-II/2009 tentang Penyelenggaraan Perbenihan Tanaman Hutan dijelaskan bahwa yang disebut bibit adalah tumbuhan muda hasil pengembangbiakan secara generatif atau secara vegetatif. Pengembangbiakan secara generatif adalah pengembangbiakan dengan menggunakan biji, sedangkan pengembangbiakan secara vegetatif adalah pengembangbiakan dengan menggunakan bagian-bagian vegetatif dari tanaman. Bagian vegetatif dari tanaman dapat berupa akar, batang dan daun. Agar Anda lebih memahami pengertian bibit, Anda perlu mengingat kembali pengertian benih generatif dan benih vegetatif yang telah diuraikan pada modul-modul yang terkait dengan standar kompetensi melakukan kegiatan produksi benih.
Setelah Anda memahami pengertian bibit, berikutnya Anda akan mempelajari pengertian pembibitan. Dapatkah Anda menjelaskan apa yang dimasud pembibitan ?. Pembibitan adalah suatu kegiatan untuk menghasilkan atau memproduksi bibit. Kegiatan yang dilakukan dalam pembibitan terdiri dari perencanaan pembibitan, pembangunan persemaian, penyiapan media bibit, perlakuan pendahuluan terhadap benih sebelum disemaikan, penyemaian benih, penyapihan bibit, pemeliharaan bibit, pengepakan dan pengangkutan bibit serta administrasi pembibitan.
Untuk memudahkan Anda dalam memahami kegiatan-kegiatan dalam pembibitan, coba Anda datang ke lokasi persemaian yang dekat dengan tempat Anda, kemudian perhatikan kegiatan-kegiatan apa yang ada di persemaian tersebut.

b. Tujuan Pembibitan
Setelah Anda mempelajari pengertan bibit dan pembibitan, apakah Anda dapat menjelaskan apa tujuan kegiatan pembibitan ? Kegiatan pembibitan bertujuan untuk mengadakan atau memproduksi bibit unggul dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu. Anda tentu memahami, bahwa untuk membangun tegakan hutan yang bermutu diperlukan bibit yang bermutu. Masih ingatkah Anda, apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan bibit yang bermutu ? Bibit yang bermutu akan dihasilkan apabila benih yang digunakan untuk membuat bibit berasal dari benih unggul, serta penanganan bibit di persemaian dilakukan dengan tepat dan benar.
Untuk mendapatkan bibit dalam jumlah yang cukup, dalam pembibitan dikenal ada kegiatan perencanaan pembibitan. Dalam kegiatan perencanaan pembibitan, akan dihitung berapa jumlah bibit yang diperlukan untuk menanami areal dengan luasan tertentu. Dengan perencanaan pembibitan yang matang, diharapan tidak akan terjadi kekurangan bibit pada saat kegiatan penanaman.
Bibit bermutu yang akan digunakan dalam kegiatan penanaman selain jumlahnya cukup, juga harus tersedia tepat waktu. Perlu Anda ketahui, bahwa penanaman tanaman hutan pada umumnya tergantung pada musim hujan. Oleh sebab itu agar bibit tersedia tepat waktu, dalam kegiatan perencanaan pembibitan akan dipelajari penyusunan tata waktu pembuatan bibit. Dalam bahasan penyusunan tata waktu pembuatan bibit akan diuraikan hal-hal yang perlu diperhatian dalam penyusunan tata waktu pembuatan bibit, sehingga dapat tersedia bibit bermutu tepat pada waktunya.
3. Rangkuman
Bibit adalah tumbuhan muda hasil pengembangbiakan secara generatif atau secara vegetatif. Pengembangbiakan secara generatif adalah pengembangbiakan dengan menggunakan biji, sedangkan pengembangbiakan secara vegetatif adalah pengembangbiakan dengan menggunakan bagian-bagian vegetatif dari tanaman.
Kegiatan untuk menghasilkan atau memproduksi bibit disebut pembibitan. Kegiatan yang dilakukan dalam pembibitan terdiri dari perencanaan pembibitan, pembangunan persemaian, penyiapan media bibit, perlakuan pendahuluan terhadap benih sebelum disemaikan, penyemaian benih, penyapihan bibit, pemeliharaan bibit, pengepakan dan pengangkutan bibit serta administrasi pembibitan.
Pembibitan bertujuan untuk mengadakan atau memproduksi bibit unggul dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu.
Bibit unggul adalah bibit yang bermutu. Mutu bibit terdiri dari 2 (dua) aspek, yaitu mutu genetik dan mutu fisik-fisiologis. Mutu genetik sangat ditentukan oleh asal-usul benih yang dipergunakan untuk pembuatan bibit tersebut. Mutu bibit dari aspek fisik-fisiologis sangat dipengaruhi oleh kegiatan pembibitan.
n
Apakah pengertian pembibitan dan persemaian itu sama ? Pengertian pembibitan dan persemaian berbeda, namun terdapat hubungan yang sangat erat antara pembibitan dan persemaian. Lantas apa yang dimaksud persemaian ?
Saat ini orang masih sering keliru memberikan pengertian pembibitan dan persemaian. Orang masih sering memberikan pengertian yang sama terhadap pembibitan dan persemaian, padahal keduanya mempunyai pengertian yang berbeda, walaupun antara pembibitan dan persemaian mempunyai hubungan yang sangat erat.
Persemaian adalah tempat untuk melaksanakan kegiatan pembibitan atau pembuatan bibit. Tempat untuk melakukan kegiatan pembibitan ada yang bersifat sementara dan ada yang permanen atau tetap. Oleh sebab itu maka dikenal adanya persemaian permanen dan persemaian sementara.
Persemaian permanen adalah persemaian yang dibuat menetap pada suatu lokasi (site) dengan organisasi yang mapan dan personil pelaksana yang tetap dan terpilih, memiliki kelengkapan sarana dan prasarana yang memungkinkan pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien, dapat digunakan selama jangka waktu sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun serta dapat mendukung produksi bibit dalam jumlah yang besar untuk pemenuhan penanaman dengan skala luas dan berimbang. Dengan demikian ciri utama persemain permanen adalah :
1) Arealnya relatif luas,
2) Penetapan lokasi telah memperhitungkan produksi bibit dalam jumlah besar sesuai dengan luas tanaman dalam satu wilayah kerja, pemakaian lokasi berjangka lama serta kemudahan-kemudahan operasionalnya.
3) Pengelolaan dilakukan secara profesional dengan tenaga tetap dan terpilih.
4) Bahan dan peralatan yang digunakan memungkinkan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara efektif dan efisien.
5) Pemakaian teknologi yang berdayaguna dan berhasilguna sehingga bibit yang dihasilkan setiap periode selalu teraga mutunya.
Sedangkan persemaian sementara mempunyai ciri areal relatif tidak luas, peralatan sederhana, lokasi berpindah mendekati lokasi penanaman.
Dalam menentukan jenis persemaian mana yang dibangun di lapangan, ada hal yang perlu diperhatikan yaitu skala produksi dan kesinambungan produksi di areal tersebut. Oleh sebab itu perlu diketahui kelebihan dan kekurangan dari ke dua jenis persemaian tersebut.
Kelebihan persemaian sementara :
1) Keadaan ekologi mendekati keadaan sebenarnya, karena dibuat di dekat lokasi penanaman.
2) Ogkos pengangkutan bibit ke lokasi penanaman murah.
3) Kesuburan tanah tidak menjadi masalah karena persemaian selalu berpindah tempat setelah tanah menjadi miskin
4) Tenaga kerja relatif sedikit sehingga mudah pengurusannya.
Kekurangan persemaian sementara
1) Ongkos persemaian jatuhnya mahal karena tersebarnya pekerjaan dengan hasil yang sedikit.
2) Keterampilan petugas sulit ditingkatkan karena sering berganti petugas.
3) Seringkali gagal karena kurangnya tenaga kerja yang terlatih.
4) Lokasi persemaian yang terpencar menyulitkan pengawasan.
Kelebihan persemaian tetap
1) Penetapan lokasi telah memperhitungkan produksi bibit dalam jumlah besar sesuai dengan luasan tanaman dalam satu wilayah kerja dan pemakaian lokasi dalam jangka waktu lama.
2) Pengelolaan dilakukan secara profesional dengan tenaga tetap, terpilih dan terlatih, sehingga mutu bibit yang dihasilkan relatif lebih baik.
3) Pengawasan dan pemeliharaan lebih efisien, dengan staf yang tetap dan terlatih.
4) Bahan dan peralatan yang digunakan memungkinkan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara efektif dan efisien.
5) Penerapan teknologi terus berkembang, sehingga produktivitas bibit tinggi, kualitas bibit lebih baik dan pertumbuhan bibit relatif seragam.
Kekurangan persemaian tetap.
1) Keadaan ekologi tidak selalu mendekati keadaan dimana bibit akan ditanam.
2) Ongkos pengangkutan bibit lebih mahal bila dibandingkan dengan persemaian sementara.
3) Membutuhkan biaya untuk investasi lebih tinggi dibanding persemaian sementara. Persemaian tetap pada umumnya memerlukan sarana dan prasarana yang lebih lengkap dan kualitasnya lebih baik bila dibandingkan dengan persemaian sementara, dan hal ini membutuhkan biaya yang cukup besar.
4) Membutuhkan media tumbuh yang lebih banyak, sehingga kadang-kadang perlu mendatangkan dari tempat lain
Jenis persemaian manapun yang akan dibuat, tempat untuk membuat persemaian harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain :
1) Tempatnya landai atau kelerengan tidak lebih dari 5 %
2) Tersedia air bersih dalam jumlah yang cukup sepanjang tahun
3) Dekat jalan angkutan
4) Tenaga mudah didapat
5) Tidak berada pada pengaruh sumber hama dan penyakit tanaman
6) Kondisi iklim tidak jauh berbeda dengan daerah penanamannya nanti.
7) Tersedia cukup bahan media yang akan digunakan.
b. T ujuan Pembuatan Persemaian
Setelah Anda mempelajari pengertian persemaian, selanjutnya Anda akan mempelajari tujuan pembuatan persemaian. Pembuatan persemaian bertujuan menyiapkan tempat yang cocok untuk melakukan kegiatan pembibitan atau pembuatan bibit jenis pohon/ tanaman tertentu. Pemilihan tempat pembibitan perlu dilakukan karena persyaratan tumbuh tiap jenis pohon/tanaman berbeda, dan juga ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh tempat yang akan dijadikan persemaian sebagaimana telah diuraikan sebelumnya.
Dari uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa untuk melakukan kegiatan pembibitan tempatnya adalah di persemaian.
3. Rangkuman
Persemaian adalah tempat untuk melaksanakan kegiatan pembibitan atau pembuatan bibit.
Tempat untuk melakukan kegiatan pembibitan ada yang bersifat sementara dan ada yang permanen atau tetap. Oleh sebab itu maka dikenal adanya persemaian permanen dan persemaian sementara.
Persemaian permanen mempunyai ciri-ciri antara lain : arealnya relatif luas, peralatan lengkap dan modern, produksi bibit besar serta lokasi menetap di suatu tempat untuk melayani areal penanaman yang luas. Sedangkan persemaian sementara mempunyai ciri areal relatif tidak luas, peralatan sederhana, lokasi berpindah mendekati lokasi penanaman. Persemaian sementara biasanya berlangsung untuk beberapa periode panenan bibit, yaitu paling lama hanya untuk waktu 5 tahun.
Pembuatan persemaian bertujuan menyiapkan tempat yang cocok untuk melakukan kegiatan pembibitan atau pembuatan bibit jenis pohon/ tanaman tertentu.


4. Tugas
Coba Anda cari persemaian yang lokasinya dekat dengan tempat tinggal Anda. Perhatikan persemaian tersebut, kemudian lakukan tugas-tugas berikut :
a. Diskusikan dengan teman Anda dalam kelompok mengapa persemaian tersebut dibuat.
b. Menurut pendapat Anda, persemaian tersebut termasuk persemaian tetap atau persemaian sementara. Beri alasan !
c. Menurut pendapat Anda, apakah persemaian tersebut cocok dibangun di lokasi tersebut. Beri alasan !
5. Tes Formatif 2
Untuk mengetahui pemahaman Anda terhadap pembelajaran 2, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
1). Persemaian adalah ........
A. tempat untuk memproduksi bibit.
B. tempat untuk pengepakan bibit.
C. tempat untuk memproduksi benih.
D. tempat untuk menyemaikan benih.
2). Tempat untuk memproduksi bibit ada yang bersifat tetap dan ada yang bersifat sementara. Salah satu kelebihan persemaian sementara adalah .........
A. pengelolaan dilakukan secara profesional dengan tenaga tetap, terpilih dan terlatih, sehingga bibit yang dihasilkan relatif lebih baik.
B. penerapan teknologi terus berkembang, sehingga produktivitas bibit tinggi, kualitas bibit lebih baik dan pertumbuhan bibit relatif seragam.
C. pengawasan dan pemeliharaan lebih efisien, dengan staf yang tetap dan terlatih.
D. keadaan ekologi mendekati keadaan sebenarnya.
3). Ciri persemaian tetap antara lain .........
A. areal luas, peralatan modern, lokasi menetap di suatu tempat.
B. areal luas, peralatan sederhana, lokasi dekat dengan lokasi penanaman.
C. lokasi menetap di suatu tempat, peralatan sederhana, produksi bibit besar.
D. produksi bibit besar, lokasi berpindah mendekati lokasi penanaman, areal luas.

4). Pembuatan persemaian bertujuan untuk ............
A. mendapatkan bibit yang bermutu.
B. mendapatkan tempat yang dekat dengan lokasi penanaman.
C. menyiapkan tempat yang cocok untuk melakukan kegiatan pembibitan.
D. menyiapkan tempat yang dekat dengan sumber air.
5). Mutu bibit yang dihasilkan persemaian tetap pada umumnya relatif lebih baik dari pada yang dihasilkan persemaian sementara. Hal ini disebabkan .........
A. biaya untuk investasi lebih tinggi.
B. keadaan ekologi mendekati keadaan lokasi penanaman.
C. pengelolaan dilakukan secara profesional dengan tenaga tetap, terpilih dan terlatih
D. jumlah bibit yang dihasilkan besar.
C. Pembelajaran 3 : Membuat Rencana Pembibitan
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pembelajaran 3, diharapkan Anda dapat membuat rencana pembibitan.
2. Uraian Materi
Pernahkah Anda mendengar istilah perencanaan? Apa yang Anda ketahui tentang perencanaan ?
Seperti kita ketahui, segala pekerjaan/kegiatan sebelum dimulai pelaksanaannya haruslah dibuat perencanaan terlebih dahulu. Perencanaan yang baik akan memudahkan pekerjaan selanjutnya dan sebaliknya suatu pekerjaan tanpa perencanaan yang matang akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. Demikian pula halnya dengan kegiatan pembibitan, agar kegiatan pembibitan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan maka perlu dibuat perencanaan pembibitan. Apa yang dimaksud dengan perencanaan pembibitan ? Secara sederhana perencanaan pembibitan dapat didefinisikan sebagai kegiatan untuk menentukan lokasi persemaian, menghitung luas persemaian dan kebutuhan benih/bibit/bahan/alat/tenaga/biaya, menentukan tata letak persemaian serta tata waktu pembibitan. Untuk memudahkan Anda dalam memahami tentang perencanaan pembibitan di bawah ini akan diuraikan kegiatan-kegiatan dalam perencanaan pembibitan.
a. Pemilihan Lokasi
Dalam kegiatan produksi bibit, pemilihan lokasi persemaian memegang peranan yang sangat penting, karena untuk mendapatkan hasil bibit yang berkualitas, jumlah yang cukup dan tepat waktu diperlukan persyaratan lokasi yang memadai. Seperti telah diuraikan pada pembelajaran 2, secara umum persyaratan lokasi persemaian adalah sebagai berikut :
1) Tempatnya landai atau dengan kelerengan tidak lebih dari 5 %.
Persemaian sebaiknya dibuat pada areal yang topografinya datar. Mengapa demikian ? Karena semakin miring topografi, pengerjaan sarana dan prasarana persemaian akan semakin sulit serta diperlukan tenaga dan biaya yang cukup banyak. Disamping itu dalam pembuatan persemaian diperlukan adanya pengolahan tanah, kalau pengolahan tanah dilakukan pada daerah-daerah yang topografinya miring tentu saja erosi akan semakin besar.
2) Tersedia air bersih dalam jumlah yang cukup sepanjang tahun.
Di dalam tubuh semai, air berperan lansung dalam pembentukan karbohidrat dan penyusunan senyawa-senyawa lainnya yang sangat penting bagi proses pertumbuhan semai. Oleh sebab itu lokasi persemaian perlu dipilih yang dekat dengan sumber air bersih dan tersedia terus sepanjang tahun. Sumber air dapat berupa sungai, mata air dan air tanah.
3) Dekat jalan angkutan.
Tersedianya jalan angkutan yang memadai akan mempermudah pengawasan dan menekan biaya angkutan untuk kegiatan-kegiatan yang terkait dengan persemaian.
4) Tenaga mudah didapat.
Dalam pembuatan persemaian diperlukan tenaga kerja, oleh sebab itu perlu dicari lokasi yang memungkinkan tenaga kerja mudah didapat.
5) Tidak berada pada pengaruh sumber hama dan penyakit tanaman (misalnya jangan memilih lokasi bekas daerah yang tanamannya terserang jamur atau serangga)
6) Kondisi iklim tidak berbeda dengan daerah penanamannya nanti.
7) Tersedia cukup bahan media yang akan digunakan.



b. Perhitungan Luas Persemaian dan Rencana Pengadaan Benih /Bibit / Bahan /Alat
Dalam melakukan perhitungan-perhitungan ini Anda perlu hati-hati dan cermat, karena satu sama lain saling terkait. Apabila Anda salah menghitung di satu tahap maka akan terjadi kekeliruan dalam tahap-tahap selanjutnya.
1) Kebutuhan Bibit ( JBt )
Kebutuhan bibit yang dimaksud di sini adalah jumlah bibit yang diperlukan untuk menanami areal dengan luasan tertentu dan jarak tanam tertentu. Mengapa kebutuhan bibit perlu diketahui dalam perencanaan pembibitan ? Karena kebutuhan bibit ini, akan menentukan berapa jumlah bibit yang harus diproduksi di persemaian. Untuk menghitung kebutuhan bibit Anda dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Lt x 10.000
JBt = -----------------------
Jr x Ph

JBt : Jumlah kebutuhan bibit siap tanam per tahun
Lt : Jumlah luas areal yang akan ditanami per tahun
Jr : Jarak tanam yang dipergunakan
Ph : Prosen jadi tanaman di lapangan

Dari rumus di atas, Anda dapat menyimpulkan bahwa kebutuhan bibit ditentukan oleh luas areal yang akan ditanami, jarak tanam yang akan dipergunkan serta prosen jadi tanaman di lapangan.
Dalam perhitungan untuk menentukan kebutuhan bibit, mengingat jarak tanam satuannya adalah meter, maka luas areal tanam yang satuannya dalam hektar harus dirubah dulu menjadi satuan meter2 sehingga luas tanam dengan satuan hektar perlu dikali 10.000. ( 1 hektar sama dengan 10.000 meter 2 )
Prosen jadi tanaman di lapangan adalah prosentasi jumlah bibit yang tumbuh hingga umur tertentu dibandingkan dengan jumlah bibit yang ditanam. Prosen jadi tanaman sangat tergantung kepada kualitas bibit yang digunakan dan teknik silvikultur yang diterapkan. Nilainya biasanya ditentukan berdasarkan pengalaman dan dalam kegiatan perencanaan pada umumnya diperkirakan 80 %.
Contoh perhitungan keperluan bibit :
Untuk menanami areal seluas 900 hekar dengan jarak tanam 3 x 3 meter akan digunakan jenis albisia. Apabila prosen jadi tanaman di lapangan 80 %, maka jumlah bibit yang harus disediakan adalah :


900 x 10.000
JBt = ------------------------- = 1.250.000 bibit
3 m x 3 m x 80 %

Jadi jumlah bibit yang harus disediakan adalah 1.250.000 batang.
2) Luas Areal Produksi Bibit ( LBt )
Mengapa luas areal produksi bibit perlu diketahui ? Luas areal produksi bibit perlu diketahui untuk menentukan berapa luas persemaian yang harus dibuat dalam rangka memproduksi bibit dengan jumlah tertentu. Areal produksi bibit adalah areal untuk bedeng penaburan/penyemaian dan bedeng penyapihan. Luas areal produksi bibit yang harus dipersiapkan sangat tergantung kepada jumlah kebutuhan bibit, jumlah bibit per meter persegi bedeng sapih serta persentase hidup bibit di persemaian. Jadi bila Anda akan menentukan luas areal produksi bibit, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
JBt
LBt = ----------- : jumlah periode
Ps x JM

LBt : Luas areal produksi bibit
JBt : Jumlah kebutuhan bibit
JM : Jumlah bibit per meter persegi
Ps : Persentase hidup bibit di persemaian

Jumlah kebutuhan bibit, nilainya diperoleh dari perhitungan sebelumnya, sedangkan jumlah bibit per meter persegi adalah jumlah bibit yang ada dalam 1 meter persegi pada bedengan persemaian.
Persen hidup bibit di persemaian yaitu persentase jumlah bibit yang memenuhi standar kualita hidup pada saat bibit dipanen dengan jumlah bibit yang disapih. Persen hidup bibit ditentukan oleh mutu benih yang digunakan dan pemeliharaan bibit di persemaian. Semakin baik mutu benih dan pemeliharaan, persentasi hidup bibit akan semakin tinggi. Nilai persen jadi ini pada umumnya ditentukan berdasarkan pengalaman, dengan memperhatikan mutu benih dan intensitas pemeliharaan.

Produksi bibit tiap tahun dapat dilakukan beberapa periode tergantung kepada umur bibit dan kegiatan penanaman yang dapat dilakukan. Kalau umur bibit 3 (tiga) bulan dan kegiatan penanaman bisa dilakukan selama 8-9 bulan, maka produksi bibit dapat dilakukan 3 (tiga) periode per tahun. Hal ini sudah barang tentu dapat berpengaruh terhadap luas areal produksi yang perlu dipersiapkan, yaitu LB yang diperoleh dari perhitungan tersebut di atas dibagi 3 periode.

Contoh :
Bila dalam 1 meter 2 bedengan persemaian terdapat 250 bibit, prosen jadi bibit di persemaian 80 % dan dalam 1 tahun produksi bibit dapat dilakukan dalam 3 periode, maka luas areal produksi bibit adalah :

JBt
LBt = ----------- : jumlah periode
Ps x JM

1.250.000
LBt = ---------------- : 3 = 2.083 m 2
80 % x 250

Jadi luas areal produksi bibit adalah 2.083 meter 2
3) Luas areal persemaian ( LPr )
Seperti sudah diuraikan sebelumnya, bahwa luas areal persemaian yang harus dipersiapkan sangat tergantung kepada luas areal produksi bibit. Mengapa demikian ? Lapangan persemaian pada umumnya terdiri dari areal produksi bibit dan areal penunjang produksi bibit. Luas areal produksi bibit pada umumnya 60 % dari luas persemaian, sisanya sebesar 40 % digunakan untuk sarana dan prasarana penunjang seperti saluran air, jalan angkutan dan jalan pemeriksaan, kantor dan lain sebagainya. Oleh sebab itu untuk menghitung berapa luas persemaian yang perlu dipersiapkan dapat digunakan rumus sebagai berikut :

LBt = 60 % x LPr
LPr = 100/60 x LBt
LPr adalah luas persemaian.
Dari perhitungan tersebut di atas, maka luas persemaian yang perlu dipersiapkan adalah :
LPr = 100/60 x LB = 100/60 x 2.083 meter 2 = 3.472 meter 2
4) Kebutuhan Benih (KBn)
Kebutuhan benih perlu direncanakan dengan baik, karena kebutuhan benih ini sangat berpengaruh terhadap jumlah bibit siap tanam yang dihasilkan oleh suatu persemaian. Berapa banyak benih yang perlu disemaikan sangat ditentukan oleh berbagai faktor, seperti kebutuhan bibit, prosen daya kecambah benih yang digunakan, prosen kemurnian benih dan jumlah benih dalam 1 kilogram. Apabila Anda akan menghitung kebutuhan benih, dapat digunakan rumus di bawah ini.
JBt
KBn = ---------------------- kg
PDk x PKm x JBn

KBn : Kebutuhan benih dalam kg
JBt : jumlah kebutuhan bibit
PDk : persen daya kecambah
PKm : persen kemurnian benih
JBn : jumlah benih per kilogram
Persen daya kecambah adalah perbandingan antara jumlah benih yang berkecambah dan tumbuh normal dengan jumlah benih yang disemaikan, sedangkan persen kemurnian adalah persentase berat benih murni dengan berat benih yang masih tercampur dengan kotoran serta campuran lainnya.
Untuk mengetahui persen daya kecambah dan persen kemurnian Anda dapat melihat pada label benih yang akan disemaikan, karena apabila benih yang digunakan adalah benih yang bersetifikat, nilai persen daya kecambah dan persen kemurnian akan dicantumkan pada label benih.

Contoh :
Jika jenis benih albisia yang akan digunakan mempunyai daya kecambahnya 75 %, kemurnian 80 % dan jumlah benih per kilogram 40.000 benih, maka jumlah benih yang dibutuhkan adalah :

JBt
KBn = ---------------------- kg
PDk x PKm x JBn

1.250.000
KBn = ------------------------------ kg = 52 kg
75 % x 80 % x 40.000

Jadi jumlah benih yang dibutuhkan adalah 52 kg.

5) Kebutuhan Wadah Bibit (WBt) per Periode
Kebutuhan wadah, juga merupakan salah satu hal yang harus diperhitungkan dalam perencanaan pembibitan. Kebutuhan wadah ditentukan oleh jumlah bibit yang harus disediakan ditambah perkiraan kerusakan wadah. Kerusakan wadah biasanya diperkirakan sebesar 10 %. Kalau produksi bibit dalam 1 tahun bisa dilakukan sebanyak 3 periode, maka jumlah wadah yang diperlukan pada setiap periode pembuatan bibit adalah :
WBt = 110 % x JB : jumlah periode
WBt = 110 % x 1.250.000 : 3 = 458.333 buah.
6) Kebutuhan Media (Km)
Bahan media banyak sekali macamnya, namun yang akan dibahas di sini adalah media yang siap pakai. Kebutuhan media akan tergantung pada ukuran wadah bibit atau volume wadah dan jumlah bibit yang dibutuhkan. Kebutuhan media dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Km = JBt x volume wadah


Contoh :
Kalau 1 meter ³ media bisa digunakan untuk mengisi 20.000 wadah, maka jumlah media yang dibutuhkan adalah :
Km = 1.250.000 x 1/20.000 meter ³
Km = 62,5 meter ³
7) Kebutuhan Tenaga Kerja
Dalam pembuatan bibit tanaman hutan diperlukan tenaga kerja, oleh sebab itu kebutuhan tenaga kerja perlu direncanakan dengan matang. Kebutuhan tenaga kerja sebaiknya dicukupi oleh penduduk sekitar persemaian, sehingga lebih efisien dan memenuhi fungsi sosial. Jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk tiap-tiap persemaian dipengaruhi oleh volume pekerjaan yang ada. Oleh karena volume pekerjaan pada tiap tahap kegiatan di persemaian berbeda, maka kebutuhan tenaga kerja pada tiap tahap kegiatan juga berbeda. Untuk kegiatan persiapan lapangan, tenaga kerja yang dibutuhkan akan berbeda dengan kegiatan penaburan atau penyapihan maupun pemeliharaan bibit. Selain volume pekerjaan, faktor lain yang perlu diperhatikan dalam menentukan kebutuhan tenaga kerja adalah kemampuan tenaga kerja dalam menyelesaikan suatu kegiatan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Contoh :
Kegiatan pengisian media sapih ke dalam 1.250.000 wadah dalam bentuk polybag harus selesai dalam waktu 50 hari kerja. Kemampuan rata-rata pekerja mengisi wadah adalah 500 polybag per hari. Maka kebutuhan tenaga kerja per hari secara teratur untuk pengisian media ke dalam wadah adalah ;
1.250.000
Kebutuhan tenaga kerja per hari = ------------- = 50 orang
500 x 50

c. Tata Letak (Lay out) Persemaian
Tata letak persemaian merupakan salah satu hal yang perlu direncanakan dengan matang. Mengapa demikian ? Karena tata letak mempunyai peranan penting dalam menciptakan kegiatan yang efisien dan efektf dan secara langsung ikut menentukan kualitas bibit yang dihasilkan. Tata letak persemaian harus memenuhi kebutuhan guna peningkatan kelancaran kerja dalam rangka mencapai volume produksi dan mutu hasil kerja yang diinginkan secara efisien. Untuk mencapai hal tersebut berdasarkan lokasi terpilih maka penentuan tata letak persemaian harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
1) Harmonisasi gerakan, posisi badan dan kenyamanan tempat kerja.
2) Keselamatan, kesehatan subyek dan obyek.
3) Terselenggaranya fungsi pengawasan dan organisasi kerja yang memadai.
4) Efisiensi dan efektifitas kerja / usaha.
Untuk meningkatkan kelancaran kerja diperlukan suatu aliran kerja yang sistematis, harmonis, berurutan, seirama dan sesuai dengan proses yang dilakukan dari awal sampai akhir produksi. Oleh sebab itu penempatan sarana dan prasarana persemaian harus dapat memperlihatkan keselarasan arus proses kegiatan dimaksud, agar para pekerja tidak banyak membuang waktu dan tenaga untuk hilir mudik dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Sebagai contoh, tempat penaburan yang ditempatkan berdekatan dengan tempat penyapihan akan sangat besar manfaatnya, karena akan mempercepat proses penyapihan. Demikian juga tempat penimbunan media sebaiknya berdekatan dengan tempat pencampuran media dan pengisian media.
Selain itu untuk menjamin terselenggaranya pengawasan yang memadai diperlukan posisi yang tepat dari masing-masing kelompok kegiatan. Kantor/ruang untuk pimpinan sebaiknya agak tinggi dan dekat dengan jalan keluar bibit. Dengan demikian pimpinan dapat melihat suasana kerja di persemaian dan keluarnya bibit.
Sebagai contoh pada gambar 1 di bawah ini dapat dilihat tata letak atau lay out persemaian.

Gambar 1 : Lay Out Persemaian
Keterangan :
1. : Kantin
2. : Rumah Jaga
3. : Rumah Pimpinan Persemaian
4. : Pondok Kerja
5. : Kantor Persemaian
6. : Rumah Tamu
7. : Tempat Penimbunan Media
8. : Sumber Air
9. : Water Tank
10. : Gudang
11. : Tempat pengolahan dan pengisian media
12. : Tempat perkecambahan/penyemaian dan penyapihan
13. dan 14 : Bedeng pertumbuhan dengan naungan
15. : Bedeng pengerasan bibit
16. : Tempat muat bibit
d. Penyusunan Tata Waktu
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, bahwa salah satu kegiatan penting dan sangat menentukan keberhasilan penanaman adalah tersedianya bibit yang berkualitas dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu. Oleh sebab itu agar bibit untuk keperluan penanaman tersedia tepat pada waktunya, maka tata waktu pembuatan bibit di persemaian perlu direncanakan dengan baik. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun tata waktu pembuatan bibit, yaitu :
1) Kegiatan dirinci sekecil mungkin dan diurut berdasarkan waktu pelaksanaannya.
Kegiatan yang umum dilakukan dalam pembibitan dan perlu dirinci untuk memudahkan dalam penyusunan tata waktu adalah penyusunan rencana, pemilihan lokasi, persiapan lapangan, pembangunan sarana produksi, pengadaan benih, penyemaian benih, penyapihan bibit, pemeliharaan bibit, seleksi, pengepakan dan pengangkutan bibit.
2) Menentukan titik awal kegiatan yang sudah pasti dan tidak bisa dirubah, contoh musim tanam atau musim buah.
Musim tanam sangat tergantung pada musim hujan. Jadi kalau musim hujan terjadi pada bulan September sampai dengan bulan Desember, maka pada bulan-bulan tersebut dilakukan penanaman dan pada bulan-bulan tersebut bibit siap tanam harus tersedia.
Jadi penyusunan tata waktu persemaian harus bertitik tolak dari musim tanam tersebut.
3) Umur bibit dipelihara di persemaian sampai siap tanam.
Umur bibit juga merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan tata waktu pembibitan. Hal ini untuk menghindari jangan sampai terjadi pada saat musim tanam tiba bibit belum siap tanam atau sudah kadaluwarsa. Untuk bibit yang di persermaian memerlukan waktu 3 (tiga) bulan, berarti 3 sampai 4 bulan sebelum penanaman benih harus sudah disemaikan dan bibit sudah disapih.
Untuk memudahkan Anda memahami tata waktu pembibitan, tabel 1 berikut ini adalah contoh tata waktu pembibitan Acacia mangium dimana patokan yang dipakai umur bibit 3 bulan dan awal musim tanam bulan September. Dalam hal ini bibit juga tidak dibuat sekaligus tetapi bertahap disesuaikan dengan kemampuan menanam.

Tabel 1. Tata Waktu Pembibitan Acacia mangium
No. Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Penyusunan Rencana
2. Pemilihan lokasi
3. Persiapan lapangan
4. Pembangunan sarprod
5. Pengadaan Benih
6. Penyemaian Benih
7. Penyapihan Bibit
8. Pemeliharaan Bibit
9. Seleksi dan Pengepakan
10. Pengangkutan Bibit

Berdasarkan tabel 1 tersebut di atas, dapat dilihat bahwa semakin banyak adanya persinggungan waktu yang digambarkan dengan garis horizontal, kesibukan semakin meningkat (contoh pada kolom 8 dan 9
3. Rangkuman
Perencanaan pembibitan adalah kegiatan untuk menentukan lokasi persemaian, menghitung luas persemaian dan kebutuhan benih/bibit/bahan/alat/tenaga/biaya, menentukan tata letak persemaian serta menyusun tata waktu pembibitan.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh lokasi yang akan dijadikan tempat untuk membuat persemaian antara lain : tempatnya landai atau dengan kelerengan tidak lebih dari 5 %, tersedia air bersih dalam jumlah yang cukup sepanjang tahun, dekat jalan angkutan, tenaga mudah didapat, tidak berada pada pengaruh sumber hama dan penyakit tanaman, kondisi iklim tidak berbeda dengan daerah penanamannya nanti serta tersedia cukup bahan media yang akan digunakan.
Penentuan tata letak persemaian harus mempertimbangkan (1) harmonisasi gerakan, posisi badan dan kenyamanan tempat kerja, (2) keselamatan, kesehatan subyek dan obyek, (3) terselenggaranya fungsi pengawasan dan organisasi kerja yang memadai serta (4) Efisiensi dan efektifitas kerja / usaha.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan tata waktu persemaian antara lain merinci kegiatan sekecil mungkin serta kegiatan tersebut diurut berdasarkan waktu, menentukan titik awal kegiatan yang sudah pasti dan umur bibit dipelihara di persemaian.
4. Tugas
Coba Anda cari persemaian tanaman hutan yang ada di sekitar Anda, perhatikan kemudian kerjakan tugas-tugas berikut ini :
a. Cari informasi jumlah bibit yang siap tanam yang berada di persemaian tersebut. Kalau bibit tersebut akan digunakan untuk menanami areal dengan jarak tanam 3 x 3 meter. Berapa luas areal yang dapat ditanami ?
b. Cari informasi tentang luas persemaian tersebut, kemudian hitung berapa prosen areal yang digunakan untuk produksi bibit.
c. Cari informasi tentang tata waktu pembuatan bibit untuk jenis tanaman hutan tertentu di persemaian tersebut. Apa yang dapat

curahan hatiku


KHILAF
Kuberikan hatiku sepenuhnya untukmu
Tanpa pernah ragukanmu
Saat ini kurasakan hidupku sempurna
Karenamu…
*] Tak pernah kuduga
Kau buat pilihan untuk meninggalkan diriku
Pernahkah kau terima diriku
Ku masih inginkan kau kembali
Ku masih punya rasa cinta yang sama
Tak ada sakit hati padamu
Kau hanya khilaf
Ku akan menerima kamu lagi
Karna cintaku jujur hanya milikmu
Tak ada sakit hati padamu
Kau hanya khilaf, khilaf saja…
Kau pernah kucintai dalam waktu yang lama
Tak mudah arungi semua
Seandainya tak sengaja pernah kusakiti
Maafkanlah back [*]
Kau hanya khilaf
Ku masih inginkan kau kembali
Ku akan menerima kamu lagi
Kau hanya khilaf, khilaf saja…
Ku masih inginkan kau kembali