3 tahun yang lalu 18 november 2007
hidup sepasang kekaih yang bgtu mencintai antara 1 dan yang lainnya. mereka menulis kisah dibuku harian mereka yang diberi nama SALLY penuh dengan cerita romantisme dan mengecewakan. begilah isi dari catatan sally
hari ini tanggal 18 nov 2007 jam 17.55 pm
willy gi liat sunset nih bagus banged apalagi sunsetnya warna merah
i suppoe that my honey beside me mayve i will happy, but my baby angry with me today.
oya sayang mau tau g? kenapa aku selalu ngliat cha-cha?(elsya= cha-cha) karena i can see beautiful eyes and cool smile at you.
pertama kali kita ketemu gimana ya? yang jelas berkesan banget khan cha?
maaf ya sayang kalo slama ini sering bgd buat kamu marah,,mgkin karena aku g tau apa yang cha-cha mau dan suka.
willy akan selalu mendampingi elsya disaat senang,sedih,tertawa,menangis because i loyal with you.
aku g takut kehilangan cha-cha tapi aku takut cunta elsya hilang
jangan pernah marah dengan aku lagi ya,,jika aku salah kamu bisa tampar muka aku,,tapi jangan putusin aku
Kamis, 18 November 2010
Sabtu, 30 Oktober 2010
Tekhnik,,,,setia kepada seseorang
1.jangan pernah selingkuh
2.Coba beri dia kepercayaan
3.Terima dya apa adanya
4.selalu sabar kalo ngadepin masalah
5.dan yang terpenting jangan sampai ada kata putu terucap
nah itu tips,,tips yang jitu menurut w dan dah serin w lakuin!!!
2.Coba beri dia kepercayaan
3.Terima dya apa adanya
4.selalu sabar kalo ngadepin masalah
5.dan yang terpenting jangan sampai ada kata putu terucap
nah itu tips,,tips yang jitu menurut w dan dah serin w lakuin!!!
Sabtu, 16 Oktober 2010
pohon jati
Jati
jati
Pucuk jati dan buahnya
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Lamiales
Famili: Lamiaceae
Genus: Tectona
Spesies: T. grandis
Nama binomial
Tectona grandis
Linn. f.
Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang luruh di musim kemarau.
Jati dikenal dunia dengan nama teak (bahasa Inggris). Nama ini berasal dari kata thekku (തേക്ക്) dalam bahasa Malayalam, bahasa di negara bagian Kerala di India selatan. Nama ilmiah jati adalah Tectona grandis L.f.
Jati dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 1 500 – 2 000 mm/tahun dan suhu 27 – 36 °C baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Tempat yang paling baik untuk pertumbuhan jati adalah tanah dengan pH 4.5 – 7 dan tidak dibanjiri dengan air. Jati memiliki daun berbentuk elips yang lebar dan dapat mencapai 30 – 60 cm saat dewasa.
Jati memiliki pertumbuhan yang lambat dengan germinasi rendah (biasanya kurang dari 50%) yang membuat proses propagasi secara alami menjadi sulit sehingga tidak cukup untuk menutupi permintaan atas kayu jati. Jati biasanya diproduksi secara konvensional dengan menggunakan biji. Akan tetapi produksi bibit dengan jumlah besar dalam waktu tertentu menjadi terbatas karena adanya lapisan luar biji yang keras. Beberapa alternatif telah dilakukan untuk mengatasi lapisan ini seperti merendam biji dalam air, memanaskan biji dengan api kecil atau pasir panas, serta menambahkan asam, basa, atau bakteri. Akan tetapi alternatif tersebut masih belum optimal untuk menghasilkan jati dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak.
Umumnya, Jati yang sedang dalam proses pembibitan rentan terhadap beberapa penyakit antara lain leaf spot disease yang disebabkan oleh Phomopsis sp., Colletotrichum gloeosporioides, Alternaria sp., dan Curvularia sp., leaf rust yang disebabkan oleh Olivea tectonea, dan powdery mildew yang disebabkan oleh Uncinula tectonae. Phomopsis sp. merupakan penginfeksi paling banyak, tercatat 95% bibit terkena infeksi pada tahun 1993-1994. Infeksi tersebut terjadi pada bibit yang berumur 2 – 8 bulan. Karakterisasi dari infeksi ini adalah adanya necrosis berwarna coklat muda pada pinggir daun yang kemudian secara bertahap menyebar ke pelepah, infeksi kemudian menyebar ke bagian atas daun, petiol, dan ujung batang yang mengakibatkan bagian daun dari batang tersebut mengalami kekeringan. Jika tidak disadari dan tidak dikontrol, infeksi dari Phomopsis sp. akan menyebar sampai ke seluruh bibit sehingga proses penanaman jati tidak bisa dilakukan.
Habitus
Pohon besar dengan batang yang bulat lurus, tinggi total mencapai 40 m. Batang bebas cabang (clear bole) dapat mencapai 18-20 m. Pada hutan-hutan alam yang tidak terkelola ada pula individu jati yang berbatang bengkok-bengkok. Sementara varian jati blimbing memiliki batang yang berlekuk atau beralur dalam; dan jati pring (Jw., bambu) nampak seolah berbuku-buku seperti bambu. Kulit batang coklat kuning keabu-abuan, terpecah-pecah dangkal dalam alur memanjang batang.
Pohon jati (Tectona grandis sp.) dapat tumbuh meraksasa selama ratusan tahun dengan ketinggian 40-45 meter dan diameter 1,8-2,4 meter. Namun, pohon jati rata-rata mencapai ketinggian 9-11 meter, dengan diameter 0,9-1,5 meter.
Pohon jati yang dianggap baik adalah pohon yang bergaris lingkar besar, berbatang lurus, dan sedikit cabangnya. Kayu jati terbaik biasanya berasal dari pohon yang berumur lebih daripada 80 tahun.
Daun umumnya besar, bulat telur terbalik, berhadapan, dengan tangkai yang sangat pendek. Daun pada anakan pohon berukuran besar, sekitar 60-70 cm × 80-100 cm; sedangkan pada pohon tua menyusut menjadi sekitar 15 × 20 cm. Berbulu halus dan mempunyai rambut kelenjar di permukaan bawahnya. Daun yang muda berwarna kemerahan dan mengeluarkan getah berwarna merah darah apabila diremas. Ranting yang muda berpenampang segi empat, dan berbonggol di buku-bukunya.
Bunga majemuk terletak dalam malai besar, 40 cm × 40 cm atau lebih besar, berisi ratusan kuntum bunga tersusun dalam anak payung menggarpu dan terletak di ujung ranting; jauh di puncak tajuk pohon. Taju mahkota 6-7 buah, keputih-putihan, 8 mm. Berumah satu.
Buah berbentuk bulat agak gepeng, 0,5 – 2,5 cm, berambut kasar dengan inti tebal, berbiji 2-4, tetapi umumnya hanya satu yang tumbuh. Buah tersungkup oleh perbesaran kelopak bunga yang melembung menyerupai balon kecil.
Sifat ekologis dan penyebaran
Tectona grandis
Jati menyebar luas mulai dari India, Myanmar, Laos, Kamboja, Thailand, Indochina, sampai ke Jawa. Jati tumbuh di hutan-hutan gugur, yang menggugurkan daun di musim kemarau.
Menurut sejumlah ahli botani, jati merupakan spesies asli di Burma, yang kemudian menyebar ke Semenanjung India, Muangthai, Filipina, dan Jawa. Sebagian ahli botani lain menganggap jati adalah spesies asli di Burma, India, Muangthai, dan Laos.
Sekitar 70% kebutuhan jati dunia pada saat ini dipasok oleh Burma. Sisa kebutuhan itu dipasok oleh India, Thailand, Jawa, Srilangka, dan Vietnam. Namun, pasokan dunia dari hutan jati alami satu-satunya berasal dari Burma. Lainnya berasal dari hasil hutan tanaman jati.
Jati paling banyak tersebar di Asia. Selain di keempat negara asal jati dan Indonesia, jati dikembangkan sebagai hutan tanaman di Srilangka (sejak 1680), Tiongkok (awal abad ke-19), Bangladesh (1871), Vietnam (awal abad ke-20), dan Malaysia (1909).
Iklim yang cocok adalah yang memiliki musim kering yang nyata, namun tidak terlalu panjang, dengan curah hujan antara 1200-3000 mm pertahun dan dengan intensitas cahaya yang cukup tinggi sepanjang tahun. Ketinggian tempat yang optimal adalah antara 0 – 700 m dpl; meski jati bisa tumbuh hingga 1300 m dpl.
Tegakan jati sering terlihat seperti hutan sejenis, yaitu hutan yang seakan-akan hanya terdiri dari satu jenis pohon.
Ini dapat terjadi di daerah beriklim muson yang begitu kering, kebakaran lahan mudah terjadi dan sebagian besar jenis pohon akan mati pada saat itu. Tidak demikian dengan jati. Pohon jati termasuk spesies pionir yang tahan kebakaran karena kulit kayunya tebal. Lagipula, buah jati mempunyai kulit tebal dan tempurung yang keras. Sampai batas-batas tertentu, jika terbakar, lembaga biji jati tidak rusak. Kerusakan tempurung biji jati justru memudahkan tunas jati untuk keluar pada saat musim hujan tiba.
Guguran daun lebar dan rerantingan jati yang menutupi tanah melapuk secara lambat, sehingga menyulitkan tumbuhan lain berkembang. Guguran itu juga mendapat bahan bakar yang dapat memicu kebakaran —yang dapat dilalui oleh jati tetapi tidak oleh banyak jenis pohon lain. Demikianlah, kebakaran hutan yang tidak terlalu besar justru mengakibatkan proses pemurnian tegakan jati: biji jati terdorong untuk berkecambah, pada saat jenis-jenis pohon lain mati.
Tanah yang sesuai adalah yang agak basa, dengan pH antara 6-8, sarang (memiliki aerasi yang baik), mengandung cukup banyak kapur (Ca, calcium) dan fosfor (P). Jati tidak tahan tergenang air.
Pada masa lalu, jati sempat dianggap sebagai jenis asing yang dimasukkan (diintroduksi) ke Jawa; ditanam oleh orang-orang Hindu ribuan tahun yang lalu. Namun pengujian variasi isozyme yang dilakukan oleh Kertadikara (1994) menunjukkan bahwa jati di Jawa telah berevolusi sejak puluhan hingga ratusan ribu tahun yang silam (Mahfudz dkk., t.t. ).
Karena nilai kayunya, jati kini juga dikembangkan di luar daerah penyebaran alaminya. Di Afrika tropis, Amerika tengah, Australia, New Zealand, Pasifik dan Taiwan.
Sebaran hutan jati di Indonesia
Di Indonesia sendiri, selain di Jawa dan Muna, jati juga dikembangkan di Bali dan Nusa Tenggara.
Dalam beberapa tahun terakhir, ada upaya untuk mengembangkan jati di Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan. Hasilnya kurang menggembirakan. Jati mati setelah berusia dua atau tiga tahun. Masalahnya, tanah di kedua tempat ini sangat asam. Jati sendiri adalah jenis yang membutuhkan zat kalsium dalam jumlah besar, juga zat fosfor. Selain itu, jati membutuhkan cahaya matahari yang berlimpah.
Sekarang, di luar Jawa, kita dapat menemukan hutan jati secara terbatas di beberapa tempat di Pulau Sulawesi, Pulau Muna, daerah Bima di Pulau Sumbawa, dan Pulau Buru. Jati berkembang juga di daerah Lampung di Pulau Sumatera.
Pada 1817, Raffles mencatat jika hutan jati tidak ditemukan di Semenanjung Malaya atau Sumatera atau pulau-pulau berdekatan. Jati hanya tumbuh subur di Jawa dan sejumlah pulau kecil di sebelah timurnya, yaitu Madura, Bali, dan Sumbawa. Perbukitan di bagian timur laut Bima di Sumbawa penuh tertutup oleh jati pada saat itu.
Heyne, pada 1671, mencatat keberadaan jati di Sulawesi, walau hanya di beberapa titik di bagian timur. Ada sekitar 7.000 ha di Pulau Muna dan 1.000 ha di pedalaman Pulau Butung di Teluk Sampolawa. Heyne menduga jati sesungguhnya terdapat pula di Pulau Kabaena, serta di Rumbia dan Poleang, di Sulawesi Tenggara. Analisis DNA mutakhir memperlihatkan bahwa jati di Sulawesi Tenggara merupakan cabang perkembangan jati jawa.
Jati yang tumbuh di Sulawesi Selatan baru ditanam pada masa 1960an dan 1970an. Ketika itu, banyak lahan di Billa, Soppeng, Bone, Sidrap, dan Enrekang sedang dihutankan kembali. Di Billa, pertumbuhan pohon jatinya saat ini tidak kalah dengan yang ada di Pulau Jawa. Garis tengah batangnya dapat melebihi 30 cm.
Penyebaran jati ke Jawa
Walaupun menyebar luas di Pulau Jawa dan Kepulauan Sunda Kecil, mayoritas ahli sepakat bahwa jati bukan tumbuhan asli di Indonesia. Ada beberapa dugaan tentang asal mula budidaya jati di Indonesia. Raffles menunjukkan bahwa, pada abad ke-15 dan ke-16, hutan jati yang terdekat dengan Jawa dan Kepulauan Sunda Kecil berada di Siam dan Pegu. Kedua negeri itu tercatat pernah mengekspor barang ke Jawa melalui kapal-kapal besar. Ia lantas menduga bahwa orang laut dulu mengimpor jati, entah dari Pegu, entah dari Malabar.
Oleh karena jarak antarpohon cenderung beraturan, Altma (1922) memperkirakan bahwa hutan jati di Jawa mungkin merupakan hasil penanaman di akhir era Hindu (abad ke-14 hingga ke-16). Ia menduga jika penguasa Jawa masa itu telah menganggap jati sebagai suatu pohon suci. Mereka lantas mengimpor jenis pohon itu dari Kelinga di pantai timur India Selatan sejak abad kedua. Jati memang banyak ditemukan di sekitar candi-candi untuk menghormati Dewa Syiwa. Namun, Simatupang (2000) melihat jika jati telah menyebar jauh lebih luas. Ia menduga penyebaran yang lebih luas ini berkat keterlibatan para petani sekitar candi. Para petani itu sudah melihat kegunaan jati dan budidayanya yang mudah.
Simatupang menduga bahwa, di tempat-tempat tertentu di Jawa yang tidak cocok untuk persawahan, perladangan berpindah dipraktikkan. Perladangan berpindah adalah cara bertani yang biasa dilakukan semasa itu di banyak daerah lain di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Sebelum berpindah ladang, petani-petani di Jawa Tengah dan Jawa Timur mungkin telah menanam pohon jati. Oleh karena sesuai dengan iklim kering setempat yang kerap menimbulkan kebakaran, jati kemudian menjadi spesies dominan.
Daerah sebaran hutan jati di Jawa
Sedini 1927, hutan jati tercatat menyebar di pantai utara Jawa, mulai dari Kerawang hingga ke ujung timur pulau ini. Namun, hutan jati paling banyak menyebar di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, yaitu sampai ketinggian 650 meter di atas permukaan laut. Hanya di daerah Besuki jati tumbuh tidak lebih daripada 200 meter di atas permukaan laut.
Di kedua provinsi ini, hutan jati sering terbentuk secara alami akibat iklim muson yang menimbulkan kebakaran hutan secara berkala. Hutan jati yang cukup luas di Jawa terpusat di daerah alas roban Rembang, Blora, Groboragan, dan Pati. Bahkan, jati jawa dengan mutu terbaik dihasilkan di daerah tanah perkapuran Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Saat ini, sebagian besar lahan hutan jati di Jawa dikelola oleh Perhutani, sebuah perusahaan umum milik negara di bidang kehutanan. Pada 2003, luas lahan hutan Perhutani mencapai hampir seperempat luas Pulau Jawa. Luas lahan hutan jati Perhutani di Jawa mencapai sekitar 1,5 juta hektar. Ini nyaris setara dengan setengah luas lahan hutan Perhutani atau sekitar 11% luas Pulau Jawa.
Sifat-sifat kayu dan pengerjaan
Kayu jati merupakan kayu kelas satu karena kekuatan, keawetan dan keindahannya. Secara teknis, kayu jati memiliki kelas kekuatan I dan kelas keawetan I. Kayu ini sangat tahan terhadap serangan rayap.
Kayu teras jati berwarna coklat muda, coklat kelabu hingga coklat merah tua. Kayu gubal, di bagian luar, berwarna putih dan kelabu kekuningan.
Meskipun keras dan kuat, kayu jati mudah dipotong dan dikerjakan, sehingga disukai untuk membuat furniture dan ukir-ukiran. Kayu yang diampelas halus memiliki permukaan yang licin dan seperti berminyak. Pola-pola lingkaran tahun pada kayu teras nampak jelas, sehingga menghasilkan gambaran yang indah.
Dengan kehalusan tekstur dan keindahan warna kayunya, jati digolongkan sebagai kayu mewah. Oleh karena itu, jati banyak diolah menjadi mebel taman, mebel interior, kerajinan, panel, dan anak tangga yang berkelas.
Sekalipun relatif mudah diolah, jati terkenal sangat kuat dan awet, serta tidak mudah berubah bentuk oleh perubahan cuaca. Atas alasan itulah, kayu jati digunakan juga sebagai bahan dok pelabuhan, bantalan rel, jembatan, kapal niaga, dan kapal perang. Tukang kayu di Eropa pada abad ke-19 konon meminta upah tambahan jika harus mengolah jati. Ini karena kayu jati sedemikian keras hingga mampu menumpulkan perkakas dan menyita tenaga mereka. Manual kelautan Inggris bahkan menyarankan untuk menghindari kapal jung Tiongkok yang terbuat dari jati karena dapat merusak baja kapal marinir Inggris jika berbenturan.
Pada abad ke-17, tercatat jika masyarakat Sulawesi Selatan menggunakan akar jati sebagai penghasil pewarna kuning dan kuning coklat alami untuk barang anyaman mereka. Di Jawa Timur, masyarakat Pulau Bawean menyeduh daun jati untuk menghasilkan bahan pewarna coklat merah alami. Orang Lamongan memilih menyeduh tumbukan daun mudanya. Sementara itu, orang Pulau Madura mencampurkan tumbukan daun jati dengan asam jawa. Pada masa itu, pengidap penyakit kolera pun dianjurkan untuk meminum seduhan kayu dan daun jati yang pahit sebagai penawar sakit.
Jati burma sedikit lebih kuat dibandingkan jati jawa. Namun, di Indonesia sendiri, jati jawa menjadi primadona. Tekstur jati jawa lebih halus dan kayunya lebih kuat dibandingkan jati dari daerah lain di negeri ini. Produk-produk ekspor yang disebut berbahan java teak (jati jawa, khususnya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur) sangat terkenal dan diburu oleh para kolektor di luar negeri.
Menurut sifat-sifat kayunya, di Jawa orang mengenal beberapa jenis jati (Mahfudz dkk., t.t.):
1. Jati lengo atau jati malam, memiliki kayu yang keras, berat, terasa halus bila diraba dan seperti mengandung minyak (Jw.: lengo, minyak; malam, lilin). Berwarna gelap, banyak berbercak dan bergaris.
2. Jati sungu. Hitam, padat dan berat (Jw.: sungu, tanduk).
3. Jati werut, dengan kayu yang keras dan serat berombak.
4. Jati doreng, berkayu sangat keras dengan warna loreng-loreng hitam menyala, sangat indah.
5. Jati kembang.
6. Jati kapur, kayunya berwarna keputih-putihan karena mengandung banyak kapur. Kurang kuat dan kurang awet.
Kegunaan kayu jati
Permukaan mebel jati.
Kayu jati mengandung semacam minyak dan endapan di dalam sel-sel kayunya, sehingga dapat awet digunakan di tempat terbuka meski tanpa divernis; apalagi bila dipakai di bawah naungan atap.
Jati sejak lama digunakan sebagai bahan baku pembuatan kapal laut, termasuk kapal-kapal VOC yang melayari samudera di abad ke-17. Juga dalam konstruksi berat seperti jembatan dan bantalan rel.
Di dalam rumah, selain dimanfaatkan sebagai bahan baku furniture, kayu jati digunakan pula dalam struktur bangunan. Rumah-rumah tradisional Jawa, seperti rumah joglo Jawa Tengah, menggunakan kayu jati di hampir semua bagiannya: tiang-tiang, rangka atap, hingga ke dinding-dinding berukir.
Dalam industri kayu sekarang, jati diolah menjadi venir (veneer) untuk melapisi wajah kayu lapis mahal; serta dijadikan keping-keping parket (parquet) penutup lantai. Selain itu juga diekspor ke mancanegara dalam bentuk furniture luar-rumah.
Ranting-ranting jati yang tak lagi dapat dimanfaatkan untuk mebel, dimanfaatkan sebagai kayu bakar kelas satu. Kayu jati menghasilkan panas yang tinggi, sehingga dulu digunakan sebagai bahan bakar lokomotif uap.
Sebagian besar kebutuhan kayu jati dunia dipasok oleh Indonesia dan Myanmar.
Fungsi ekonomis hutan jati jawa: hasil hutan kayu
Sebagai jenis hutan paling luas di Pulau Jawa, hutan jati memiliki nilai ekonomis, ekologis, dan sosial yang penting.
Kayu jati jawa telah dimanfaatkan sejak zaman Kerajaan Majapahit. Jati terutama dipakai untuk membangun rumah dan alat pertanian. Sampai dengan masa Perang Dunia Kedua, orang Jawa pada umumnya hanya mengenal kayu jati sebagai bahan bangunan. Kayu-kayu bukan jati disebut ‘kayu tahun’. Artinya, kayu yang keawetannya untuk beberapa tahun saja.
Selain itu, jati digunakan dalam membangun kapal-kapal niaga dan kapal-kapal perang. Beberapa daerah yang berdekatan dengan hutan jati di pantai utara Jawa pun pernah menjadi pusat galangan kapal, seperti Tegal, Juwana, Tuban, dan Pasuruan. Namun, galang kapal terbesar dan paling kenal berada di Jepara dan Rembang, sebagaimana dicatat oleh petualang Tomé Pires pada awal abad ke-16.
VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie, Kompeni Hindia Timur Belanda) bahkan sedemikian tertarik pada “emas hijau” ini hingga berkeras mendirikan loji pertama mereka di Pulau Jawa —tepatnya di Jepara— pada 1651. VOC juga memperjuangkan izin berdagang jati melalui Semarang, Jepara, dan Surabaya. Ini karena mereka menganggap perdagangan jati akan jauh lebih menguntungkan daripada perdagangan rempah-rempah dunia yang saat itu sedang mencapai puncak keemasannya.
Di pertengahan abad ke-18, VOC telah mampu menebang jati secara lebih modern. Dan, sebagai imbalan bantuan militer mereka kepada Kerajaan Mataram di awal abad ke-19, VOC juga diberikan izin untuk menebang lahan hutan jati yang luas.
VOC lantas mewajibkan para pemuka bumiputera untuk menyerahkan kayu jati kepada VOC dalam jumlah tertentu yang besar. Melalui sistem blandong, para pemuka bumiputera ini membebankan penebangan kepada rakyat di sekitar hutan. Sebagai imbalannya, rakyat dibebaskan dari kewajiban pajak lain. Jadi, sistem blandong tersebut merupakan sebentuk kerja paksa.
VOC kemudian memboyong pulang gelondongan jati jawa ke Amsterdam dan Rotterdam. Kedua kota pelabuhan terakhir ini pun berkembang menjadi pusat-pusat industri kapal kelas dunia.
Di pantai utara Jawa sendiri, galangan-galangan kapal Jepara dan Rembang tetap sibuk hingga pertengahan abad ke-19. Mereka gulung tikar hanya setelah banyak pengusaha perkapalan keturunan Arab lebih memilih tinggal di Surabaya. Lagipula, saat itu kapal lebih banyak dibuat dari logam dan tidak banyak bergantung pada bahan kayu.
Namun, pascakemerdekaan negeri ini, jati jawa masih sangat menguntungkan. Produksi jati selama periode emas 1984-1988 mencapai 800.000 m3/tahun. Ekspor kayu gelondongan jati pada 1989 mencapai 46.000 m3, dengan harga jual dasar 640 USD/m3.
Pada 1990, ekspor gelondongan jati dilarang oleh pemerintah karena kebutuhan industri kehutanan di dalam negeri yang melonjak. Sekalipun demikian, Perhutani mencatat bahwa sekitar 80% pendapatan mereka dari penjualan semua jenis kayu pada 1999 berasal dari penjualan gelondongan jati di dalam negeri. Pada masa yang sama, sekitar 89% pendapatan Perhutani dari ekspor produk kayu berasal dari produk-produk jati, terutama yang berbentuk garden furniture (mebel taman).
Manfaat yang lain
Daun jati dimanfaatkan secara tradisional di Jawa sebagai pembungkus, termasuk pembungkus makanan. Nasi yang dibungkus dengan daun jati terasa lebih nikmat. Contohnya adalah nasi jamblang yang terkenal dari daerah Jamblang, Cirebon.
Daun jati juga banyak digunakan di Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai pembungkus tempe.
Berbagai jenis serangga hama jati juga sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan orang desa. Dua di antaranya adalah belalang jati (Jw. walang kayu), yang besar berwarna kecoklatan, dan ulat-jati (Endoclita). Ulat jati bahkan kerap dianggap makanan istimewa karena lezatnya. Ulat ini dikumpulkan menjelang musim hujan, di pagi hari ketika ulat-ulat itu bergelantungan turun dari pohon untuk mencari tempat untuk membentuk kepompong (Jw. ungkrung). Kepompong ulat jati pun turut dikumpulkan dan dimakan.
Fungsi ekonomis lain dari hutan jati jawa
Jika berkunjung ke hutan-hutan jati di Jawa, kita akan melihat bahwa kawasan-kawasan itu memiliki fungsi ekonomis lain di samping menghasilkan kayu jati.
Banyak pesanggem (petani) yang hidup di desa hutan jati memanfaatkan kulit pohon jati sebagai bahan dinding rumah mereka. Daun jati, yang lebar berbulu dan gugur di musim kemarau itu, mereka pakai sebagai pembungkus makanan dan barang. Cabang dan ranting jati menjadi bahan bakar bagi banyak rumah tangga di desa hutan jati.
Hutan jati terutama menyediakan lahan garapan. Di sela-sela pepohonan jati, para petani menanam palawija berbanjar-banjar. Dari hutan jati sendiri, mereka dapat memperoleh penghasilan tambahan berupa madu, sejumlah sumber makanan berkarbohidrat, dan obat-obatan.
Makanan pengganti nasi yang tumbuh di hutan jati misalnya adalah gadung (Dioscorea hispida) dan uwi (Dioscorea alata). Bahkan, masyarakat desa hutan jati juga memanfaatkan iles-iles (Ammorphophallus) pada saat paceklik. Tumbuhan obat-obatan tradisional seperti kencur (Alpina longa), kunyit (Curcuma domestica), jahe (Zingiber officinale), dan temu lawak (Curcuma longa) tumbuh di kawasan hutan ini.
Pohon jati juga menghasilkan bergugus-gugus bunga keputihan yang merekah tak lama setelah fajar. Masa penyerbukan bunga jati yang terbaik terjadi di sekitar tengah hati —setiap bunga hidup hanya sepanjang satu hari. Penyerbukan bunga dilakukan oleh banyak serangga, tetapi terutama oleh jenis-jenis lebah. Oleh karena itu, penduduk juga sering dapat memanen madu lebah dari hutan-hutan jati.
Masyarakat desa hutan jati di Jawa juga biasa memelihara ternak seperti kerbau, sapi, dan kambing. Jenis ternak tersebut memerlukan rumput-rumputan sebagai pakan. Walaupun para petani kadang akan mudah mendapatkan rerumputan di sawah atau tegal, mereka lebih banyak memanfaatkan lahan hutan sebagai sumber penghasil makanan ternak. Dengan melepaskan begitu saja ternak ke dalam hutan, ternak akan mendapatkan beragam jenis pakan yang diperlukan. Waktu yang tidak dipergunakan oleh keluarga petani untuk mengumpulkan rerumputan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lainnya.
Fungsi non-ekonomis hutan jati jawa
Pada 2003, sekitar 76% lahan hutan jati Perhutani di Jawa dikukuhkan sebagai hutan produksi, yaitu kawasan hutan dengan fungsi pokok memproduksi hasil hutan (terutama kayu). Hanya kurang dari 24% hutan jati Perhutani dikukuhkan sebagai hutan lindung, suaka alam, hutan wisata, dan cagar alam.
Mengingat lahannya yang relatif cukup luas, hutan jati dipandang memiliki fungsi-fungsi non-ekonomis yang penting. Fungsi-fungsi non-ekonomis tersebut adalah sebagai berikut:
Fungsi penyangga ekosistem
Tajuk pepohonan dalam hutan jati akan menyerap dan menguraikan zat-zat pencemar (polutan) dan cahaya yang berlebihan. Tajuk hutan itu pun melakukan proses fotosintesis yang menyerap karbondioksida dari udara dan melepaskan kembali oksigen dan uap air ke udara. Semua ini membantu menjaga kestabilan iklim di dalam dan sekitar hutan. Hutan jati pun ikut mendukung kesuburan tanah. Ini karena akar pepohonan dalam hutan jati tumbuh melebar dan mendalam. Pertumbuhan akar ini akan membantu menggemburkan tanah, sehingga memudahkan air dan udara masuk ke dalamnya. Tajuk (mahkota hijau) pepohonan dan tumbuhan bawah dalam hutan jati akan menghasilkan serasah, yaitu jatuhan ranting, buah, dan bunga dari tumbuhan yang menutupi permukaan tanah hutan. Serasah menjadi bahan dasar untuk menghasilkan humus tanah. Berbagai mikroorganisme hidup berlindung dan berkembang dalam serasah ini. Uniknya, mikroorganisme itu juga yang akan memakan dan mengurai serasah menjadi humus tanah. Serasah pun membantu meredam entakan air hujan sehingga melindungi tanah dari erosi oleh air.
Fungsi biologis
Jika hutan jati berbentuk hutan murni —sehingga lebih seperti ‘kebun’ jati— erosi tanah justru akan lebih besar terjadi. Tajuk jati rakus cahaya matahari sehingga cabang-cabangnya tidak semestinya bersentuhan. Perakaran jati juga tidak tahan bersaing dengan perakaran tanaman lain. Dengan demikian, serasah tanah cenderung tidak banyak. Tanpa banyak tutupan tumbuhan pada lantai hutan, lapisan tanah teratas lebih mudah terbawa oleh aliran air dan tiupan angin.
Untunglah, hutan jati berkembang dengan sejumlah tanaman yang lebih beragam. Di dalam hutan jati, kita dapat menemukan bungur (Lagerstroemia speciosa), dlingsem (Homalium tomentosum), dluwak (Grewia paniculata), katamaka (Kleinhovia hospita), kemloko (Phyllanthus emblica), kepuh (Sterculia foetida), kesambi (Schleichera oleosa), laban (Vitex pubscens), ploso (Butea monosperma), serut (Streblus asper), trengguli (Cassia fistula), winong (Tetrameles nudflora), dan lain-lain. Lamtoro (Leucenia leucocephalla) dan akasia (Acacia villosa) pun ditanam sebagai tanaman sela untuk menahan erosi tanah dan menambah kesuburan tanah.
Daerah Gunung Kidul, Yogyakarta, yang gersang dan rusak parah sebelum 1978, ternyata berhasil diselamatkan dengan pola penanaman campuran jati dan jenis-jenis lain ini. Dalam selang waktu hampir 30 tahun, lebih dari 60% lahan rusak dapat diubah menjadi lahan yang menghasilkan. Penduduk setempat paling banyak memilih menanam jati di lahan mereka karena melihat nilai manfaatnya, cara tanamnya yang mudah, dan harga jual kayunya yang tinggi. Mereka mencampurkan penanaman jati di kebun dan pekarangan mereka dengan mahoni (Swietenia mahogany), akasia (Acacia villosa), dan sonokeling (Dalbergia latifolia).
Daerah Gunung Kidul kini berubah menjadi lahan hijau yang berhawa lebih sejuk dan memiliki keragaman hayati yang lebih tinggi. Perubahan lingkungan itu telah mengundang banyak satwa untuk singgah, terutama burung —satwa yang kerap dijadikan penanda kesehatan suatu lingkungan. Selain itu, kekayaan lahan ini sekaligus menjadi cadangan sumberdaya untuk masa depan.
Fungsi sosial
Banyak lahan hutan jati di Jawa, baik yang dikukuhkan sebagai hutan produksi maupun hutan non-produksi, memberikan layanan sebagai pusat penelitian dan pendidikan, pusat pemantauan alam, tempat berekreasi dan pariwisata, serta sumber pengembangan budaya.
Yang mungkin paling menarik untuk dikunjungi adalah Monumen Gubug Payung di Cepu, Blora, Jawa Tengah. Tempat ini merupakan museum hidup dari pepohonan jati yang berusia lebih dari seabad, setinggi rata-rata di atas 39 meter dan berdiameter rata-rata 89 sentimeter.
Kita dapat menikmati pemandangan hutan dari ketinggian dengan menumpang loko “Bahagia”. Di sini, kita juga dapat meninjau Arboretum Jati; hutan buatan dengan koleksi 32 jenis pohon jati yang tumbuh di seluruh Indonesia. Ada juga Puslitbang Cepu yang mengembangkan bibit jati unggul yang dikenal sebagai JPP (Jati Plus Perhutani). Pengunjung boleh membeli sapihan jati dan menanamnya sendiri di sini. Pengelola kemudian akan merawat dan menamai pohon itu sesuai dengan nama pengunjung bersangkutan.
Jenis yang berkerabat
Seluruhnya, ada tiga anggota genus Tectona. Selain jati Tectona grandis yang diuraikan di atas, dua yang lain adalah:
• Jati Dahat (Dahat Teak, Tectona hamiltoniana), sejenis jati endemik di Myanmar, yang kini sudah langka dan terancam kepunahan.
• Jati Filipina (Philippine Teak, Tectona philippinensis), jati endemik dari Filipina; juga terancam kepunahan.
Pada pihak lain, ada pula jenis-jenis pohon atau tumbuhan lain yang dinamai jati meski tidak berkerabat. Di antaranya:
• Jati sabrang atau sungkai (Peronema canescens)
• Jati putih (Gmelina arborea)
• Jati pasir (Guettarda speciosa)
jati
Pucuk jati dan buahnya
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Lamiales
Famili: Lamiaceae
Genus: Tectona
Spesies: T. grandis
Nama binomial
Tectona grandis
Linn. f.
Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang luruh di musim kemarau.
Jati dikenal dunia dengan nama teak (bahasa Inggris). Nama ini berasal dari kata thekku (തേക്ക്) dalam bahasa Malayalam, bahasa di negara bagian Kerala di India selatan. Nama ilmiah jati adalah Tectona grandis L.f.
Jati dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 1 500 – 2 000 mm/tahun dan suhu 27 – 36 °C baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Tempat yang paling baik untuk pertumbuhan jati adalah tanah dengan pH 4.5 – 7 dan tidak dibanjiri dengan air. Jati memiliki daun berbentuk elips yang lebar dan dapat mencapai 30 – 60 cm saat dewasa.
Jati memiliki pertumbuhan yang lambat dengan germinasi rendah (biasanya kurang dari 50%) yang membuat proses propagasi secara alami menjadi sulit sehingga tidak cukup untuk menutupi permintaan atas kayu jati. Jati biasanya diproduksi secara konvensional dengan menggunakan biji. Akan tetapi produksi bibit dengan jumlah besar dalam waktu tertentu menjadi terbatas karena adanya lapisan luar biji yang keras. Beberapa alternatif telah dilakukan untuk mengatasi lapisan ini seperti merendam biji dalam air, memanaskan biji dengan api kecil atau pasir panas, serta menambahkan asam, basa, atau bakteri. Akan tetapi alternatif tersebut masih belum optimal untuk menghasilkan jati dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak.
Umumnya, Jati yang sedang dalam proses pembibitan rentan terhadap beberapa penyakit antara lain leaf spot disease yang disebabkan oleh Phomopsis sp., Colletotrichum gloeosporioides, Alternaria sp., dan Curvularia sp., leaf rust yang disebabkan oleh Olivea tectonea, dan powdery mildew yang disebabkan oleh Uncinula tectonae. Phomopsis sp. merupakan penginfeksi paling banyak, tercatat 95% bibit terkena infeksi pada tahun 1993-1994. Infeksi tersebut terjadi pada bibit yang berumur 2 – 8 bulan. Karakterisasi dari infeksi ini adalah adanya necrosis berwarna coklat muda pada pinggir daun yang kemudian secara bertahap menyebar ke pelepah, infeksi kemudian menyebar ke bagian atas daun, petiol, dan ujung batang yang mengakibatkan bagian daun dari batang tersebut mengalami kekeringan. Jika tidak disadari dan tidak dikontrol, infeksi dari Phomopsis sp. akan menyebar sampai ke seluruh bibit sehingga proses penanaman jati tidak bisa dilakukan.
Habitus
Pohon besar dengan batang yang bulat lurus, tinggi total mencapai 40 m. Batang bebas cabang (clear bole) dapat mencapai 18-20 m. Pada hutan-hutan alam yang tidak terkelola ada pula individu jati yang berbatang bengkok-bengkok. Sementara varian jati blimbing memiliki batang yang berlekuk atau beralur dalam; dan jati pring (Jw., bambu) nampak seolah berbuku-buku seperti bambu. Kulit batang coklat kuning keabu-abuan, terpecah-pecah dangkal dalam alur memanjang batang.
Pohon jati (Tectona grandis sp.) dapat tumbuh meraksasa selama ratusan tahun dengan ketinggian 40-45 meter dan diameter 1,8-2,4 meter. Namun, pohon jati rata-rata mencapai ketinggian 9-11 meter, dengan diameter 0,9-1,5 meter.
Pohon jati yang dianggap baik adalah pohon yang bergaris lingkar besar, berbatang lurus, dan sedikit cabangnya. Kayu jati terbaik biasanya berasal dari pohon yang berumur lebih daripada 80 tahun.
Daun umumnya besar, bulat telur terbalik, berhadapan, dengan tangkai yang sangat pendek. Daun pada anakan pohon berukuran besar, sekitar 60-70 cm × 80-100 cm; sedangkan pada pohon tua menyusut menjadi sekitar 15 × 20 cm. Berbulu halus dan mempunyai rambut kelenjar di permukaan bawahnya. Daun yang muda berwarna kemerahan dan mengeluarkan getah berwarna merah darah apabila diremas. Ranting yang muda berpenampang segi empat, dan berbonggol di buku-bukunya.
Bunga majemuk terletak dalam malai besar, 40 cm × 40 cm atau lebih besar, berisi ratusan kuntum bunga tersusun dalam anak payung menggarpu dan terletak di ujung ranting; jauh di puncak tajuk pohon. Taju mahkota 6-7 buah, keputih-putihan, 8 mm. Berumah satu.
Buah berbentuk bulat agak gepeng, 0,5 – 2,5 cm, berambut kasar dengan inti tebal, berbiji 2-4, tetapi umumnya hanya satu yang tumbuh. Buah tersungkup oleh perbesaran kelopak bunga yang melembung menyerupai balon kecil.
Sifat ekologis dan penyebaran
Tectona grandis
Jati menyebar luas mulai dari India, Myanmar, Laos, Kamboja, Thailand, Indochina, sampai ke Jawa. Jati tumbuh di hutan-hutan gugur, yang menggugurkan daun di musim kemarau.
Menurut sejumlah ahli botani, jati merupakan spesies asli di Burma, yang kemudian menyebar ke Semenanjung India, Muangthai, Filipina, dan Jawa. Sebagian ahli botani lain menganggap jati adalah spesies asli di Burma, India, Muangthai, dan Laos.
Sekitar 70% kebutuhan jati dunia pada saat ini dipasok oleh Burma. Sisa kebutuhan itu dipasok oleh India, Thailand, Jawa, Srilangka, dan Vietnam. Namun, pasokan dunia dari hutan jati alami satu-satunya berasal dari Burma. Lainnya berasal dari hasil hutan tanaman jati.
Jati paling banyak tersebar di Asia. Selain di keempat negara asal jati dan Indonesia, jati dikembangkan sebagai hutan tanaman di Srilangka (sejak 1680), Tiongkok (awal abad ke-19), Bangladesh (1871), Vietnam (awal abad ke-20), dan Malaysia (1909).
Iklim yang cocok adalah yang memiliki musim kering yang nyata, namun tidak terlalu panjang, dengan curah hujan antara 1200-3000 mm pertahun dan dengan intensitas cahaya yang cukup tinggi sepanjang tahun. Ketinggian tempat yang optimal adalah antara 0 – 700 m dpl; meski jati bisa tumbuh hingga 1300 m dpl.
Tegakan jati sering terlihat seperti hutan sejenis, yaitu hutan yang seakan-akan hanya terdiri dari satu jenis pohon.
Ini dapat terjadi di daerah beriklim muson yang begitu kering, kebakaran lahan mudah terjadi dan sebagian besar jenis pohon akan mati pada saat itu. Tidak demikian dengan jati. Pohon jati termasuk spesies pionir yang tahan kebakaran karena kulit kayunya tebal. Lagipula, buah jati mempunyai kulit tebal dan tempurung yang keras. Sampai batas-batas tertentu, jika terbakar, lembaga biji jati tidak rusak. Kerusakan tempurung biji jati justru memudahkan tunas jati untuk keluar pada saat musim hujan tiba.
Guguran daun lebar dan rerantingan jati yang menutupi tanah melapuk secara lambat, sehingga menyulitkan tumbuhan lain berkembang. Guguran itu juga mendapat bahan bakar yang dapat memicu kebakaran —yang dapat dilalui oleh jati tetapi tidak oleh banyak jenis pohon lain. Demikianlah, kebakaran hutan yang tidak terlalu besar justru mengakibatkan proses pemurnian tegakan jati: biji jati terdorong untuk berkecambah, pada saat jenis-jenis pohon lain mati.
Tanah yang sesuai adalah yang agak basa, dengan pH antara 6-8, sarang (memiliki aerasi yang baik), mengandung cukup banyak kapur (Ca, calcium) dan fosfor (P). Jati tidak tahan tergenang air.
Pada masa lalu, jati sempat dianggap sebagai jenis asing yang dimasukkan (diintroduksi) ke Jawa; ditanam oleh orang-orang Hindu ribuan tahun yang lalu. Namun pengujian variasi isozyme yang dilakukan oleh Kertadikara (1994) menunjukkan bahwa jati di Jawa telah berevolusi sejak puluhan hingga ratusan ribu tahun yang silam (Mahfudz dkk., t.t. ).
Karena nilai kayunya, jati kini juga dikembangkan di luar daerah penyebaran alaminya. Di Afrika tropis, Amerika tengah, Australia, New Zealand, Pasifik dan Taiwan.
Sebaran hutan jati di Indonesia
Di Indonesia sendiri, selain di Jawa dan Muna, jati juga dikembangkan di Bali dan Nusa Tenggara.
Dalam beberapa tahun terakhir, ada upaya untuk mengembangkan jati di Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan. Hasilnya kurang menggembirakan. Jati mati setelah berusia dua atau tiga tahun. Masalahnya, tanah di kedua tempat ini sangat asam. Jati sendiri adalah jenis yang membutuhkan zat kalsium dalam jumlah besar, juga zat fosfor. Selain itu, jati membutuhkan cahaya matahari yang berlimpah.
Sekarang, di luar Jawa, kita dapat menemukan hutan jati secara terbatas di beberapa tempat di Pulau Sulawesi, Pulau Muna, daerah Bima di Pulau Sumbawa, dan Pulau Buru. Jati berkembang juga di daerah Lampung di Pulau Sumatera.
Pada 1817, Raffles mencatat jika hutan jati tidak ditemukan di Semenanjung Malaya atau Sumatera atau pulau-pulau berdekatan. Jati hanya tumbuh subur di Jawa dan sejumlah pulau kecil di sebelah timurnya, yaitu Madura, Bali, dan Sumbawa. Perbukitan di bagian timur laut Bima di Sumbawa penuh tertutup oleh jati pada saat itu.
Heyne, pada 1671, mencatat keberadaan jati di Sulawesi, walau hanya di beberapa titik di bagian timur. Ada sekitar 7.000 ha di Pulau Muna dan 1.000 ha di pedalaman Pulau Butung di Teluk Sampolawa. Heyne menduga jati sesungguhnya terdapat pula di Pulau Kabaena, serta di Rumbia dan Poleang, di Sulawesi Tenggara. Analisis DNA mutakhir memperlihatkan bahwa jati di Sulawesi Tenggara merupakan cabang perkembangan jati jawa.
Jati yang tumbuh di Sulawesi Selatan baru ditanam pada masa 1960an dan 1970an. Ketika itu, banyak lahan di Billa, Soppeng, Bone, Sidrap, dan Enrekang sedang dihutankan kembali. Di Billa, pertumbuhan pohon jatinya saat ini tidak kalah dengan yang ada di Pulau Jawa. Garis tengah batangnya dapat melebihi 30 cm.
Penyebaran jati ke Jawa
Walaupun menyebar luas di Pulau Jawa dan Kepulauan Sunda Kecil, mayoritas ahli sepakat bahwa jati bukan tumbuhan asli di Indonesia. Ada beberapa dugaan tentang asal mula budidaya jati di Indonesia. Raffles menunjukkan bahwa, pada abad ke-15 dan ke-16, hutan jati yang terdekat dengan Jawa dan Kepulauan Sunda Kecil berada di Siam dan Pegu. Kedua negeri itu tercatat pernah mengekspor barang ke Jawa melalui kapal-kapal besar. Ia lantas menduga bahwa orang laut dulu mengimpor jati, entah dari Pegu, entah dari Malabar.
Oleh karena jarak antarpohon cenderung beraturan, Altma (1922) memperkirakan bahwa hutan jati di Jawa mungkin merupakan hasil penanaman di akhir era Hindu (abad ke-14 hingga ke-16). Ia menduga jika penguasa Jawa masa itu telah menganggap jati sebagai suatu pohon suci. Mereka lantas mengimpor jenis pohon itu dari Kelinga di pantai timur India Selatan sejak abad kedua. Jati memang banyak ditemukan di sekitar candi-candi untuk menghormati Dewa Syiwa. Namun, Simatupang (2000) melihat jika jati telah menyebar jauh lebih luas. Ia menduga penyebaran yang lebih luas ini berkat keterlibatan para petani sekitar candi. Para petani itu sudah melihat kegunaan jati dan budidayanya yang mudah.
Simatupang menduga bahwa, di tempat-tempat tertentu di Jawa yang tidak cocok untuk persawahan, perladangan berpindah dipraktikkan. Perladangan berpindah adalah cara bertani yang biasa dilakukan semasa itu di banyak daerah lain di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Sebelum berpindah ladang, petani-petani di Jawa Tengah dan Jawa Timur mungkin telah menanam pohon jati. Oleh karena sesuai dengan iklim kering setempat yang kerap menimbulkan kebakaran, jati kemudian menjadi spesies dominan.
Daerah sebaran hutan jati di Jawa
Sedini 1927, hutan jati tercatat menyebar di pantai utara Jawa, mulai dari Kerawang hingga ke ujung timur pulau ini. Namun, hutan jati paling banyak menyebar di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, yaitu sampai ketinggian 650 meter di atas permukaan laut. Hanya di daerah Besuki jati tumbuh tidak lebih daripada 200 meter di atas permukaan laut.
Di kedua provinsi ini, hutan jati sering terbentuk secara alami akibat iklim muson yang menimbulkan kebakaran hutan secara berkala. Hutan jati yang cukup luas di Jawa terpusat di daerah alas roban Rembang, Blora, Groboragan, dan Pati. Bahkan, jati jawa dengan mutu terbaik dihasilkan di daerah tanah perkapuran Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Saat ini, sebagian besar lahan hutan jati di Jawa dikelola oleh Perhutani, sebuah perusahaan umum milik negara di bidang kehutanan. Pada 2003, luas lahan hutan Perhutani mencapai hampir seperempat luas Pulau Jawa. Luas lahan hutan jati Perhutani di Jawa mencapai sekitar 1,5 juta hektar. Ini nyaris setara dengan setengah luas lahan hutan Perhutani atau sekitar 11% luas Pulau Jawa.
Sifat-sifat kayu dan pengerjaan
Kayu jati merupakan kayu kelas satu karena kekuatan, keawetan dan keindahannya. Secara teknis, kayu jati memiliki kelas kekuatan I dan kelas keawetan I. Kayu ini sangat tahan terhadap serangan rayap.
Kayu teras jati berwarna coklat muda, coklat kelabu hingga coklat merah tua. Kayu gubal, di bagian luar, berwarna putih dan kelabu kekuningan.
Meskipun keras dan kuat, kayu jati mudah dipotong dan dikerjakan, sehingga disukai untuk membuat furniture dan ukir-ukiran. Kayu yang diampelas halus memiliki permukaan yang licin dan seperti berminyak. Pola-pola lingkaran tahun pada kayu teras nampak jelas, sehingga menghasilkan gambaran yang indah.
Dengan kehalusan tekstur dan keindahan warna kayunya, jati digolongkan sebagai kayu mewah. Oleh karena itu, jati banyak diolah menjadi mebel taman, mebel interior, kerajinan, panel, dan anak tangga yang berkelas.
Sekalipun relatif mudah diolah, jati terkenal sangat kuat dan awet, serta tidak mudah berubah bentuk oleh perubahan cuaca. Atas alasan itulah, kayu jati digunakan juga sebagai bahan dok pelabuhan, bantalan rel, jembatan, kapal niaga, dan kapal perang. Tukang kayu di Eropa pada abad ke-19 konon meminta upah tambahan jika harus mengolah jati. Ini karena kayu jati sedemikian keras hingga mampu menumpulkan perkakas dan menyita tenaga mereka. Manual kelautan Inggris bahkan menyarankan untuk menghindari kapal jung Tiongkok yang terbuat dari jati karena dapat merusak baja kapal marinir Inggris jika berbenturan.
Pada abad ke-17, tercatat jika masyarakat Sulawesi Selatan menggunakan akar jati sebagai penghasil pewarna kuning dan kuning coklat alami untuk barang anyaman mereka. Di Jawa Timur, masyarakat Pulau Bawean menyeduh daun jati untuk menghasilkan bahan pewarna coklat merah alami. Orang Lamongan memilih menyeduh tumbukan daun mudanya. Sementara itu, orang Pulau Madura mencampurkan tumbukan daun jati dengan asam jawa. Pada masa itu, pengidap penyakit kolera pun dianjurkan untuk meminum seduhan kayu dan daun jati yang pahit sebagai penawar sakit.
Jati burma sedikit lebih kuat dibandingkan jati jawa. Namun, di Indonesia sendiri, jati jawa menjadi primadona. Tekstur jati jawa lebih halus dan kayunya lebih kuat dibandingkan jati dari daerah lain di negeri ini. Produk-produk ekspor yang disebut berbahan java teak (jati jawa, khususnya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur) sangat terkenal dan diburu oleh para kolektor di luar negeri.
Menurut sifat-sifat kayunya, di Jawa orang mengenal beberapa jenis jati (Mahfudz dkk., t.t.):
1. Jati lengo atau jati malam, memiliki kayu yang keras, berat, terasa halus bila diraba dan seperti mengandung minyak (Jw.: lengo, minyak; malam, lilin). Berwarna gelap, banyak berbercak dan bergaris.
2. Jati sungu. Hitam, padat dan berat (Jw.: sungu, tanduk).
3. Jati werut, dengan kayu yang keras dan serat berombak.
4. Jati doreng, berkayu sangat keras dengan warna loreng-loreng hitam menyala, sangat indah.
5. Jati kembang.
6. Jati kapur, kayunya berwarna keputih-putihan karena mengandung banyak kapur. Kurang kuat dan kurang awet.
Kegunaan kayu jati
Permukaan mebel jati.
Kayu jati mengandung semacam minyak dan endapan di dalam sel-sel kayunya, sehingga dapat awet digunakan di tempat terbuka meski tanpa divernis; apalagi bila dipakai di bawah naungan atap.
Jati sejak lama digunakan sebagai bahan baku pembuatan kapal laut, termasuk kapal-kapal VOC yang melayari samudera di abad ke-17. Juga dalam konstruksi berat seperti jembatan dan bantalan rel.
Di dalam rumah, selain dimanfaatkan sebagai bahan baku furniture, kayu jati digunakan pula dalam struktur bangunan. Rumah-rumah tradisional Jawa, seperti rumah joglo Jawa Tengah, menggunakan kayu jati di hampir semua bagiannya: tiang-tiang, rangka atap, hingga ke dinding-dinding berukir.
Dalam industri kayu sekarang, jati diolah menjadi venir (veneer) untuk melapisi wajah kayu lapis mahal; serta dijadikan keping-keping parket (parquet) penutup lantai. Selain itu juga diekspor ke mancanegara dalam bentuk furniture luar-rumah.
Ranting-ranting jati yang tak lagi dapat dimanfaatkan untuk mebel, dimanfaatkan sebagai kayu bakar kelas satu. Kayu jati menghasilkan panas yang tinggi, sehingga dulu digunakan sebagai bahan bakar lokomotif uap.
Sebagian besar kebutuhan kayu jati dunia dipasok oleh Indonesia dan Myanmar.
Fungsi ekonomis hutan jati jawa: hasil hutan kayu
Sebagai jenis hutan paling luas di Pulau Jawa, hutan jati memiliki nilai ekonomis, ekologis, dan sosial yang penting.
Kayu jati jawa telah dimanfaatkan sejak zaman Kerajaan Majapahit. Jati terutama dipakai untuk membangun rumah dan alat pertanian. Sampai dengan masa Perang Dunia Kedua, orang Jawa pada umumnya hanya mengenal kayu jati sebagai bahan bangunan. Kayu-kayu bukan jati disebut ‘kayu tahun’. Artinya, kayu yang keawetannya untuk beberapa tahun saja.
Selain itu, jati digunakan dalam membangun kapal-kapal niaga dan kapal-kapal perang. Beberapa daerah yang berdekatan dengan hutan jati di pantai utara Jawa pun pernah menjadi pusat galangan kapal, seperti Tegal, Juwana, Tuban, dan Pasuruan. Namun, galang kapal terbesar dan paling kenal berada di Jepara dan Rembang, sebagaimana dicatat oleh petualang Tomé Pires pada awal abad ke-16.
VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie, Kompeni Hindia Timur Belanda) bahkan sedemikian tertarik pada “emas hijau” ini hingga berkeras mendirikan loji pertama mereka di Pulau Jawa —tepatnya di Jepara— pada 1651. VOC juga memperjuangkan izin berdagang jati melalui Semarang, Jepara, dan Surabaya. Ini karena mereka menganggap perdagangan jati akan jauh lebih menguntungkan daripada perdagangan rempah-rempah dunia yang saat itu sedang mencapai puncak keemasannya.
Di pertengahan abad ke-18, VOC telah mampu menebang jati secara lebih modern. Dan, sebagai imbalan bantuan militer mereka kepada Kerajaan Mataram di awal abad ke-19, VOC juga diberikan izin untuk menebang lahan hutan jati yang luas.
VOC lantas mewajibkan para pemuka bumiputera untuk menyerahkan kayu jati kepada VOC dalam jumlah tertentu yang besar. Melalui sistem blandong, para pemuka bumiputera ini membebankan penebangan kepada rakyat di sekitar hutan. Sebagai imbalannya, rakyat dibebaskan dari kewajiban pajak lain. Jadi, sistem blandong tersebut merupakan sebentuk kerja paksa.
VOC kemudian memboyong pulang gelondongan jati jawa ke Amsterdam dan Rotterdam. Kedua kota pelabuhan terakhir ini pun berkembang menjadi pusat-pusat industri kapal kelas dunia.
Di pantai utara Jawa sendiri, galangan-galangan kapal Jepara dan Rembang tetap sibuk hingga pertengahan abad ke-19. Mereka gulung tikar hanya setelah banyak pengusaha perkapalan keturunan Arab lebih memilih tinggal di Surabaya. Lagipula, saat itu kapal lebih banyak dibuat dari logam dan tidak banyak bergantung pada bahan kayu.
Namun, pascakemerdekaan negeri ini, jati jawa masih sangat menguntungkan. Produksi jati selama periode emas 1984-1988 mencapai 800.000 m3/tahun. Ekspor kayu gelondongan jati pada 1989 mencapai 46.000 m3, dengan harga jual dasar 640 USD/m3.
Pada 1990, ekspor gelondongan jati dilarang oleh pemerintah karena kebutuhan industri kehutanan di dalam negeri yang melonjak. Sekalipun demikian, Perhutani mencatat bahwa sekitar 80% pendapatan mereka dari penjualan semua jenis kayu pada 1999 berasal dari penjualan gelondongan jati di dalam negeri. Pada masa yang sama, sekitar 89% pendapatan Perhutani dari ekspor produk kayu berasal dari produk-produk jati, terutama yang berbentuk garden furniture (mebel taman).
Manfaat yang lain
Daun jati dimanfaatkan secara tradisional di Jawa sebagai pembungkus, termasuk pembungkus makanan. Nasi yang dibungkus dengan daun jati terasa lebih nikmat. Contohnya adalah nasi jamblang yang terkenal dari daerah Jamblang, Cirebon.
Daun jati juga banyak digunakan di Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai pembungkus tempe.
Berbagai jenis serangga hama jati juga sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan orang desa. Dua di antaranya adalah belalang jati (Jw. walang kayu), yang besar berwarna kecoklatan, dan ulat-jati (Endoclita). Ulat jati bahkan kerap dianggap makanan istimewa karena lezatnya. Ulat ini dikumpulkan menjelang musim hujan, di pagi hari ketika ulat-ulat itu bergelantungan turun dari pohon untuk mencari tempat untuk membentuk kepompong (Jw. ungkrung). Kepompong ulat jati pun turut dikumpulkan dan dimakan.
Fungsi ekonomis lain dari hutan jati jawa
Jika berkunjung ke hutan-hutan jati di Jawa, kita akan melihat bahwa kawasan-kawasan itu memiliki fungsi ekonomis lain di samping menghasilkan kayu jati.
Banyak pesanggem (petani) yang hidup di desa hutan jati memanfaatkan kulit pohon jati sebagai bahan dinding rumah mereka. Daun jati, yang lebar berbulu dan gugur di musim kemarau itu, mereka pakai sebagai pembungkus makanan dan barang. Cabang dan ranting jati menjadi bahan bakar bagi banyak rumah tangga di desa hutan jati.
Hutan jati terutama menyediakan lahan garapan. Di sela-sela pepohonan jati, para petani menanam palawija berbanjar-banjar. Dari hutan jati sendiri, mereka dapat memperoleh penghasilan tambahan berupa madu, sejumlah sumber makanan berkarbohidrat, dan obat-obatan.
Makanan pengganti nasi yang tumbuh di hutan jati misalnya adalah gadung (Dioscorea hispida) dan uwi (Dioscorea alata). Bahkan, masyarakat desa hutan jati juga memanfaatkan iles-iles (Ammorphophallus) pada saat paceklik. Tumbuhan obat-obatan tradisional seperti kencur (Alpina longa), kunyit (Curcuma domestica), jahe (Zingiber officinale), dan temu lawak (Curcuma longa) tumbuh di kawasan hutan ini.
Pohon jati juga menghasilkan bergugus-gugus bunga keputihan yang merekah tak lama setelah fajar. Masa penyerbukan bunga jati yang terbaik terjadi di sekitar tengah hati —setiap bunga hidup hanya sepanjang satu hari. Penyerbukan bunga dilakukan oleh banyak serangga, tetapi terutama oleh jenis-jenis lebah. Oleh karena itu, penduduk juga sering dapat memanen madu lebah dari hutan-hutan jati.
Masyarakat desa hutan jati di Jawa juga biasa memelihara ternak seperti kerbau, sapi, dan kambing. Jenis ternak tersebut memerlukan rumput-rumputan sebagai pakan. Walaupun para petani kadang akan mudah mendapatkan rerumputan di sawah atau tegal, mereka lebih banyak memanfaatkan lahan hutan sebagai sumber penghasil makanan ternak. Dengan melepaskan begitu saja ternak ke dalam hutan, ternak akan mendapatkan beragam jenis pakan yang diperlukan. Waktu yang tidak dipergunakan oleh keluarga petani untuk mengumpulkan rerumputan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lainnya.
Fungsi non-ekonomis hutan jati jawa
Pada 2003, sekitar 76% lahan hutan jati Perhutani di Jawa dikukuhkan sebagai hutan produksi, yaitu kawasan hutan dengan fungsi pokok memproduksi hasil hutan (terutama kayu). Hanya kurang dari 24% hutan jati Perhutani dikukuhkan sebagai hutan lindung, suaka alam, hutan wisata, dan cagar alam.
Mengingat lahannya yang relatif cukup luas, hutan jati dipandang memiliki fungsi-fungsi non-ekonomis yang penting. Fungsi-fungsi non-ekonomis tersebut adalah sebagai berikut:
Fungsi penyangga ekosistem
Tajuk pepohonan dalam hutan jati akan menyerap dan menguraikan zat-zat pencemar (polutan) dan cahaya yang berlebihan. Tajuk hutan itu pun melakukan proses fotosintesis yang menyerap karbondioksida dari udara dan melepaskan kembali oksigen dan uap air ke udara. Semua ini membantu menjaga kestabilan iklim di dalam dan sekitar hutan. Hutan jati pun ikut mendukung kesuburan tanah. Ini karena akar pepohonan dalam hutan jati tumbuh melebar dan mendalam. Pertumbuhan akar ini akan membantu menggemburkan tanah, sehingga memudahkan air dan udara masuk ke dalamnya. Tajuk (mahkota hijau) pepohonan dan tumbuhan bawah dalam hutan jati akan menghasilkan serasah, yaitu jatuhan ranting, buah, dan bunga dari tumbuhan yang menutupi permukaan tanah hutan. Serasah menjadi bahan dasar untuk menghasilkan humus tanah. Berbagai mikroorganisme hidup berlindung dan berkembang dalam serasah ini. Uniknya, mikroorganisme itu juga yang akan memakan dan mengurai serasah menjadi humus tanah. Serasah pun membantu meredam entakan air hujan sehingga melindungi tanah dari erosi oleh air.
Fungsi biologis
Jika hutan jati berbentuk hutan murni —sehingga lebih seperti ‘kebun’ jati— erosi tanah justru akan lebih besar terjadi. Tajuk jati rakus cahaya matahari sehingga cabang-cabangnya tidak semestinya bersentuhan. Perakaran jati juga tidak tahan bersaing dengan perakaran tanaman lain. Dengan demikian, serasah tanah cenderung tidak banyak. Tanpa banyak tutupan tumbuhan pada lantai hutan, lapisan tanah teratas lebih mudah terbawa oleh aliran air dan tiupan angin.
Untunglah, hutan jati berkembang dengan sejumlah tanaman yang lebih beragam. Di dalam hutan jati, kita dapat menemukan bungur (Lagerstroemia speciosa), dlingsem (Homalium tomentosum), dluwak (Grewia paniculata), katamaka (Kleinhovia hospita), kemloko (Phyllanthus emblica), kepuh (Sterculia foetida), kesambi (Schleichera oleosa), laban (Vitex pubscens), ploso (Butea monosperma), serut (Streblus asper), trengguli (Cassia fistula), winong (Tetrameles nudflora), dan lain-lain. Lamtoro (Leucenia leucocephalla) dan akasia (Acacia villosa) pun ditanam sebagai tanaman sela untuk menahan erosi tanah dan menambah kesuburan tanah.
Daerah Gunung Kidul, Yogyakarta, yang gersang dan rusak parah sebelum 1978, ternyata berhasil diselamatkan dengan pola penanaman campuran jati dan jenis-jenis lain ini. Dalam selang waktu hampir 30 tahun, lebih dari 60% lahan rusak dapat diubah menjadi lahan yang menghasilkan. Penduduk setempat paling banyak memilih menanam jati di lahan mereka karena melihat nilai manfaatnya, cara tanamnya yang mudah, dan harga jual kayunya yang tinggi. Mereka mencampurkan penanaman jati di kebun dan pekarangan mereka dengan mahoni (Swietenia mahogany), akasia (Acacia villosa), dan sonokeling (Dalbergia latifolia).
Daerah Gunung Kidul kini berubah menjadi lahan hijau yang berhawa lebih sejuk dan memiliki keragaman hayati yang lebih tinggi. Perubahan lingkungan itu telah mengundang banyak satwa untuk singgah, terutama burung —satwa yang kerap dijadikan penanda kesehatan suatu lingkungan. Selain itu, kekayaan lahan ini sekaligus menjadi cadangan sumberdaya untuk masa depan.
Fungsi sosial
Banyak lahan hutan jati di Jawa, baik yang dikukuhkan sebagai hutan produksi maupun hutan non-produksi, memberikan layanan sebagai pusat penelitian dan pendidikan, pusat pemantauan alam, tempat berekreasi dan pariwisata, serta sumber pengembangan budaya.
Yang mungkin paling menarik untuk dikunjungi adalah Monumen Gubug Payung di Cepu, Blora, Jawa Tengah. Tempat ini merupakan museum hidup dari pepohonan jati yang berusia lebih dari seabad, setinggi rata-rata di atas 39 meter dan berdiameter rata-rata 89 sentimeter.
Kita dapat menikmati pemandangan hutan dari ketinggian dengan menumpang loko “Bahagia”. Di sini, kita juga dapat meninjau Arboretum Jati; hutan buatan dengan koleksi 32 jenis pohon jati yang tumbuh di seluruh Indonesia. Ada juga Puslitbang Cepu yang mengembangkan bibit jati unggul yang dikenal sebagai JPP (Jati Plus Perhutani). Pengunjung boleh membeli sapihan jati dan menanamnya sendiri di sini. Pengelola kemudian akan merawat dan menamai pohon itu sesuai dengan nama pengunjung bersangkutan.
Jenis yang berkerabat
Seluruhnya, ada tiga anggota genus Tectona. Selain jati Tectona grandis yang diuraikan di atas, dua yang lain adalah:
• Jati Dahat (Dahat Teak, Tectona hamiltoniana), sejenis jati endemik di Myanmar, yang kini sudah langka dan terancam kepunahan.
• Jati Filipina (Philippine Teak, Tectona philippinensis), jati endemik dari Filipina; juga terancam kepunahan.
Pada pihak lain, ada pula jenis-jenis pohon atau tumbuhan lain yang dinamai jati meski tidak berkerabat. Di antaranya:
• Jati sabrang atau sungkai (Peronema canescens)
• Jati putih (Gmelina arborea)
• Jati pasir (Guettarda speciosa)
Sabtu, 09 Oktober 2010
ran
Emhmhmhmh……… dosakah bila ternyata aku masih merindukan kamu??? Setelah janji ini telah lama teringkari
Dan salahkah bila aku stia menunggu???
Mengertilah karena aku yang terlalu cinta kamu,,,,aku yang selalu mencintaimu,,,,hah CHA knpa aku mikirin kamu ya disaat aku lagi binggung??? Mang g da yang sama dengan kamu tapi q selalu ingin mencari sesuatu yang leebih dari kamu!!!
Mungkin bias dibilang aku dah mulai dapat pengganti kamu,,, walaupun dya anaknya rada keras kepala dan menyebalkan tapi yam au gimna lagi yang namanya aku dah jaji bakalan serius!!!!sekarang aku saying ma dya”RAN”
Hari ini q sebel,,,dan mengecewakan kenpa aku tu cemburuan ya?? Setiap ran ngomong pa lagi nyampe ngasih perhatian nya ke Orang itu, aku cemburu!!! Aku mau marah tapi kenpa g bisa!!! Q ingin tegas dan marah tapi q takut-takut kehilangan!!!nie namanya resiko!!!!! Resiko cemburu yang berlebih!!!
Wajar khan aku cemburu??? Mana ada kakak yang suka adiknya????kakak apa yang kayak gitu??? Tapi walaupun q dah ngasih perhatian dan penjelasan ke dya..hasilnya sama aja g bakalan ditanggapi!!! Cha kalo kamu ada disini,, walaupun kamu bukan pacaran sama kamu lagi,,aku mau bilang ,,,aku sakit cha dengan rasa cemburu ni!! Pengen ngeluarin air mata tau g??
Kamu g tau jadi aku sih cha!!!pacran yang dibilang Cuma status, pacaran Cuma sama jasadnya ja!!! Pacaran tapi g dianggap!!! Aku disini dilakuin gitu tapi aku diam aja cha,, Cuma senyum ja,, senyum dalam hati mengis!!! Aku g mau banyak nuntut dari dya!! Cuma mau dya bersikap dewasa!!! chA aku kecewa!!!! Kenpa aku kayak gini ya?? Aku mau kebukit lagi teriak melepas unek2 di depan matahari pagi yang merah itu!!!
Akh,,aku kalah..kalah dari orang itu,, kalah memperebutkan cintanya,,,,yang aku dapatkan hanyalah jasad yang tak bernyawa!!!! Seandainya kamu jadi aku, apa yang kamu lakui waktu denger kalimat ini’’ aku cinta kamu tapi aku butuh dya” buat apa sama aku kalo gitu???? Sakit hati dibilang gitu cha!!! Tapi q Cuma senyum ja mencoba bersikap dewasa,,dan belajar dari semua keslahan!!! Entah sampai kapan aku kayak gini,, hidup bimbang, hidup penuh rasa cemburu!!! Q lelah,, ingin tertidur! Dan disaat aku bangun hanya ada orang2 yang menyayangi ku!! Yang setia menunggu q bangun, disaat aku lama tertidur!!! Mgkin memang dya true love yang membutuhi q serta mencintaiku!!!!!!!!
Dan salahkah bila aku stia menunggu???
Mengertilah karena aku yang terlalu cinta kamu,,,,aku yang selalu mencintaimu,,,,hah CHA knpa aku mikirin kamu ya disaat aku lagi binggung??? Mang g da yang sama dengan kamu tapi q selalu ingin mencari sesuatu yang leebih dari kamu!!!
Mungkin bias dibilang aku dah mulai dapat pengganti kamu,,, walaupun dya anaknya rada keras kepala dan menyebalkan tapi yam au gimna lagi yang namanya aku dah jaji bakalan serius!!!!sekarang aku saying ma dya”RAN”
Hari ini q sebel,,,dan mengecewakan kenpa aku tu cemburuan ya?? Setiap ran ngomong pa lagi nyampe ngasih perhatian nya ke Orang itu, aku cemburu!!! Aku mau marah tapi kenpa g bisa!!! Q ingin tegas dan marah tapi q takut-takut kehilangan!!!nie namanya resiko!!!!! Resiko cemburu yang berlebih!!!
Wajar khan aku cemburu??? Mana ada kakak yang suka adiknya????kakak apa yang kayak gitu??? Tapi walaupun q dah ngasih perhatian dan penjelasan ke dya..hasilnya sama aja g bakalan ditanggapi!!! Cha kalo kamu ada disini,, walaupun kamu bukan pacaran sama kamu lagi,,aku mau bilang ,,,aku sakit cha dengan rasa cemburu ni!! Pengen ngeluarin air mata tau g??
Kamu g tau jadi aku sih cha!!!pacran yang dibilang Cuma status, pacaran Cuma sama jasadnya ja!!! Pacaran tapi g dianggap!!! Aku disini dilakuin gitu tapi aku diam aja cha,, Cuma senyum ja,, senyum dalam hati mengis!!! Aku g mau banyak nuntut dari dya!! Cuma mau dya bersikap dewasa!!! chA aku kecewa!!!! Kenpa aku kayak gini ya?? Aku mau kebukit lagi teriak melepas unek2 di depan matahari pagi yang merah itu!!!
Akh,,aku kalah..kalah dari orang itu,, kalah memperebutkan cintanya,,,,yang aku dapatkan hanyalah jasad yang tak bernyawa!!!! Seandainya kamu jadi aku, apa yang kamu lakui waktu denger kalimat ini’’ aku cinta kamu tapi aku butuh dya” buat apa sama aku kalo gitu???? Sakit hati dibilang gitu cha!!! Tapi q Cuma senyum ja mencoba bersikap dewasa,,dan belajar dari semua keslahan!!! Entah sampai kapan aku kayak gini,, hidup bimbang, hidup penuh rasa cemburu!!! Q lelah,, ingin tertidur! Dan disaat aku bangun hanya ada orang2 yang menyayangi ku!! Yang setia menunggu q bangun, disaat aku lama tertidur!!! Mgkin memang dya true love yang membutuhi q serta mencintaiku!!!!!!!!
Sabtu, 02 Oktober 2010
sally
* download mp3
* blog
* wordpress
* jakarta
* website
* server
Lirik Lagu Kahitna – Mantan Terindah
311Share
mengapa engkau waktu itu
putuskan cintaku
dan saat ini engkau selalu ingin bertemu
dan memulai jalin cinta
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
reff:
mau dikatakan apa lagi
kita tak akan pernah satu
engkau di sana, aku di sini
mesti hatiku memilihmu
andai aku bisa
ingin aku memelukmu lagi
di hati ini hanya engkau mantan terindah
yang selalu ku rindukan
repeat reff
engkau meminta padaku
untuk mengatakan bila ku berubah
jangan pernah kau ragukan
engkau kan selalu di langkahku
repeat reff
engkau di sini, aku di sini
mesti hatiku memilihmu
yang tlah kau buat
sungguhlah indah
buat diriku susah lupa
* blog
* wordpress
* jakarta
* website
* server
Lirik Lagu Kahitna – Mantan Terindah
311Share
mengapa engkau waktu itu
putuskan cintaku
dan saat ini engkau selalu ingin bertemu
dan memulai jalin cinta
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
reff:
mau dikatakan apa lagi
kita tak akan pernah satu
engkau di sana, aku di sini
mesti hatiku memilihmu
andai aku bisa
ingin aku memelukmu lagi
di hati ini hanya engkau mantan terindah
yang selalu ku rindukan
repeat reff
engkau meminta padaku
untuk mengatakan bila ku berubah
jangan pernah kau ragukan
engkau kan selalu di langkahku
repeat reff
engkau di sini, aku di sini
mesti hatiku memilihmu
yang tlah kau buat
sungguhlah indah
buat diriku susah lupa
Senin, 13 September 2010
DIA DAN KAMU
aku binggung saat ini,,ntah pa yang aku pikirin sekrang berbeda. meski waktu dah berganti tapi rasanya dya dah g bisa tergantikan lagi,,,,aku binggung pa dya masih mau nerima q lagi stelah aku jahat dengan dya selama ini!!!!
percuma selama ini aku ngmng masih sayang tapi dia g sayang khan???
aku dah cba jauh tapi g bisa,,,,aku pengen kayak dulu lagi walau segalanya terlarang aku dengan kamu kita bisa saling menyanngai dan mencoba tak perduli keadaan ini!!!!
dan untuk pertama kali aku ingin miliki nya dan untuk pertama kali aku juga sangkali janji q dengan km dan bahagia mencintanya
AKU DAH TERLANJUR mencintai dya,,,,ku mohon jangan sakiti aku,,kau tau kamu dah punya ciw tapi cba ngerti aku
kalo kamu tau rasa aku ini,, pa kamu sanngup nahan sakit ini,, rasa sakit dihianati??? aku hancut liat kamu dengan dya
takkan peranh habos air mataku ini bila aku inet kamu,,,dan mgkin hanya dya yang tahu kenapa aku masuh butuh dya,,,dan aku ingin tau pa dya juga butih aku?
aku tahu aku dan kamu dah beda tapi apa kamu disna rindu aku??? andai waktu bisa terulang aku mau ksna diman aku kenal kamu!!! biar aku simpan ingatan itu walau sekarang kamudah dengan dya tapi aku harap kamu masih ingat aku karena dirimu g kan oleh waktu walupun sekarang kamumilik dya,,,,,kucoba memahami dan kupastikan semua tak kan aku inggkari janji aku sama aku walaupun banyak wanita silir berganti tapi dya g bisa terganti diotak aku
dan seharusnya....disaat aku sepi karena tanpa cinta kamu semua tersa hampa dan kosong ketika hati kamu g bisa aku sentuh lagi
dan ketika isi hati kamu telah jadi miliknya aku hanya berfikie seharusnya dunia ini indah dan aku g terluka kayak gini!!!
percuma selama ini aku ngmng masih sayang tapi dia g sayang khan???
aku dah cba jauh tapi g bisa,,,,aku pengen kayak dulu lagi walau segalanya terlarang aku dengan kamu kita bisa saling menyanngai dan mencoba tak perduli keadaan ini!!!!
dan untuk pertama kali aku ingin miliki nya dan untuk pertama kali aku juga sangkali janji q dengan km dan bahagia mencintanya
AKU DAH TERLANJUR mencintai dya,,,,ku mohon jangan sakiti aku,,kau tau kamu dah punya ciw tapi cba ngerti aku
kalo kamu tau rasa aku ini,, pa kamu sanngup nahan sakit ini,, rasa sakit dihianati??? aku hancut liat kamu dengan dya
takkan peranh habos air mataku ini bila aku inet kamu,,,dan mgkin hanya dya yang tahu kenapa aku masuh butuh dya,,,dan aku ingin tau pa dya juga butih aku?
aku tahu aku dan kamu dah beda tapi apa kamu disna rindu aku??? andai waktu bisa terulang aku mau ksna diman aku kenal kamu!!! biar aku simpan ingatan itu walau sekarang kamudah dengan dya tapi aku harap kamu masih ingat aku karena dirimu g kan oleh waktu walupun sekarang kamumilik dya,,,,,kucoba memahami dan kupastikan semua tak kan aku inggkari janji aku sama aku walaupun banyak wanita silir berganti tapi dya g bisa terganti diotak aku
dan seharusnya....disaat aku sepi karena tanpa cinta kamu semua tersa hampa dan kosong ketika hati kamu g bisa aku sentuh lagi
dan ketika isi hati kamu telah jadi miliknya aku hanya berfikie seharusnya dunia ini indah dan aku g terluka kayak gini!!!
Selasa, 07 September 2010
Mr. PayBoz part 2
hem,,, setelah kejadian itu emua w jadi makin sering ngeliatin dya guys and what ever namanya lah tiba2 g da angin pa w nembak dya!! hem w jadian ,ma tiara only sebulan karena w g mau tyurun pamor gara pacaran ma dya!!!
guys sory bgd w lg sibuk jadi nulis nya dikit dlu ya besok w sambung lagi cz mau buka puasa heheh
salam PayBoz
guys sory bgd w lg sibuk jadi nulis nya dikit dlu ya besok w sambung lagi cz mau buka puasa heheh
salam PayBoz
Jumat, 03 September 2010
Mr. PayBoz
Perkenalan
Sebelumnya w Cuma mau berbagi dengan para pembaca senua tentang apayang w tulis di Blog kesayangan w ini. Tadinya w bingung abis, mau w kasih nama apa blog w nie!!!!!! nah gara-gara diasrama tempat w tinggal ada seekor kelinci yang sangat jantan dan hobby cari pasangan,(kaya w bgd) jadi w kasih ja nama blog nie “”mr.Playboz””,,,,heheh tadinya mau “”PLAYBOY”” tapi setelah w piker-piker nyampe rambut w berjatuhan dan sampai2 hujan darah datng gara w mikir!!!! Dan tercetuslah “”Mr.Playboz”” heheheh,,,,,, jadi FPI g bisa gugat-gugat dan bakar-bakar blog w,,,,(cz dah w jampe2 sih}!!
Jadi gene guys,,sebelumnya perkenalkan nama w “”Bryan WILLy Pratama”” alias “”mr.Playboz,,hihihi w lahir seperti biasa dengan selamat disalah satu rumah sakit ternama di kedaton, Bandar lampung pada tanggal 17 oktober 1992.,,hem sekarang umur w dah mau beranjak ke level 18,,
Banyak hal yang dah w alami selama 18 tahun nie dan w semua mau berbagi dengan para pembaca blok nie jadi harus update terus ya hehehehe
Langsung ja nhe cerita waktu w pertama kali pacaran tepatnya waktu kelas 1 smp!! Tepatnya saat pertama kaliw kenal yang namanya pacaran, mengenal cewek lebih dalam(tapi g nyampe dalam ,,,,), dan berusaha memahami apa yang namanya cinta heheheh.
Hemmhhh… dya tu anaknya g cantik2 amat,g jelek2 amat, g sexy2 amat tapi kalo g salah inget dya tu anaknya si amat hehehe,,,becanda!! Nah asal kalian tau nama dya adalh tiiiii…..tiiii……TIARA tepatnya!
Yah begitulah namanya tiara,awal yang cukup aneh untuk bisa pacaran dengan orng yang setiap hari w ejekin abis. Dulu w sering bgd ngejekin dya dengan kata2 yang bisa dibilang menyakitkan hati dan sanubarinya salah satu kata ampuh w untuk membuat dya nangis dya adlah’ w pernah bilang gini,
“”Tiara lo tu cantik, tapi saying kenap sih wajah lo musti sama dengan mbak oma’’?? g Cuma itu aja ada satu kalimat lagi yang bikin dya bener2 nyesel kenal w kali.
Waktu itu lagi di tempat khursus dan kebetulan w dengan 1 tempat khursus dan ketika itu dia ke tempat khursus pake baju yang super2 aneh jelas w ketawa dan w bilang gini ke dya “’Tiara ngapain kamu pake baju kaya gitu? Malu2in w ja sebagi temen lo!!! Mendung lo pulang ja deh dari pada diejek ma temen2 yang laen!! Nah kalo lo dah pulang, lo masuk kamar dan jangan makan, minum selama 2 minggu!!! Heheh mang sadis ya saran w tu ke dya!!! Tapi anehnya tu anak nurut gitu ja coba!!
Any way,,,blabla,,, 2 minggu telah berlalu dan ternyata tiara g masuk les and sekolah slama itu!! Disaat itu w mikir apa dya tu bener2 bego ya sampe mau ngejalani saran w???? w jadi g enak saat itu dan akhirnya w putusin untuk pergi kerumahnya untuk minta maaf,,
Tok,,,tok,,,,,,
G da orang yang buka pintu dan 10 menit w dirumah nya dan akhirnya ada tetangga nya yang nyamperin w dan bilang gini ‘’mas, mbak tiaranya lagi liburan keluar kota!!! Anjrit……………asal lo tau ja saat itu niat baek w untuk minta maaf berubah jadi dendam yang membara untuk terus ngerjain tu anak……….
TO BE COntinued
Sebelumnya w Cuma mau berbagi dengan para pembaca senua tentang apayang w tulis di Blog kesayangan w ini. Tadinya w bingung abis, mau w kasih nama apa blog w nie!!!!!! nah gara-gara diasrama tempat w tinggal ada seekor kelinci yang sangat jantan dan hobby cari pasangan,(kaya w bgd) jadi w kasih ja nama blog nie “”mr.Playboz””,,,,heheh tadinya mau “”PLAYBOY”” tapi setelah w piker-piker nyampe rambut w berjatuhan dan sampai2 hujan darah datng gara w mikir!!!! Dan tercetuslah “”Mr.Playboz”” heheheh,,,,,, jadi FPI g bisa gugat-gugat dan bakar-bakar blog w,,,,(cz dah w jampe2 sih}!!
Jadi gene guys,,sebelumnya perkenalkan nama w “”Bryan WILLy Pratama”” alias “”mr.Playboz,,hihihi w lahir seperti biasa dengan selamat disalah satu rumah sakit ternama di kedaton, Bandar lampung pada tanggal 17 oktober 1992.,,hem sekarang umur w dah mau beranjak ke level 18,,
Banyak hal yang dah w alami selama 18 tahun nie dan w semua mau berbagi dengan para pembaca blok nie jadi harus update terus ya hehehehe
Langsung ja nhe cerita waktu w pertama kali pacaran tepatnya waktu kelas 1 smp!! Tepatnya saat pertama kaliw kenal yang namanya pacaran, mengenal cewek lebih dalam(tapi g nyampe dalam ,,,,), dan berusaha memahami apa yang namanya cinta heheheh.
Hemmhhh… dya tu anaknya g cantik2 amat,g jelek2 amat, g sexy2 amat tapi kalo g salah inget dya tu anaknya si amat hehehe,,,becanda!! Nah asal kalian tau nama dya adalh tiiiii…..tiiii……TIARA tepatnya!
Yah begitulah namanya tiara,awal yang cukup aneh untuk bisa pacaran dengan orng yang setiap hari w ejekin abis. Dulu w sering bgd ngejekin dya dengan kata2 yang bisa dibilang menyakitkan hati dan sanubarinya salah satu kata ampuh w untuk membuat dya nangis dya adlah’ w pernah bilang gini,
“”Tiara lo tu cantik, tapi saying kenap sih wajah lo musti sama dengan mbak oma’’?? g Cuma itu aja ada satu kalimat lagi yang bikin dya bener2 nyesel kenal w kali.
Waktu itu lagi di tempat khursus dan kebetulan w dengan 1 tempat khursus dan ketika itu dia ke tempat khursus pake baju yang super2 aneh jelas w ketawa dan w bilang gini ke dya “’Tiara ngapain kamu pake baju kaya gitu? Malu2in w ja sebagi temen lo!!! Mendung lo pulang ja deh dari pada diejek ma temen2 yang laen!! Nah kalo lo dah pulang, lo masuk kamar dan jangan makan, minum selama 2 minggu!!! Heheh mang sadis ya saran w tu ke dya!!! Tapi anehnya tu anak nurut gitu ja coba!!
Any way,,,blabla,,, 2 minggu telah berlalu dan ternyata tiara g masuk les and sekolah slama itu!! Disaat itu w mikir apa dya tu bener2 bego ya sampe mau ngejalani saran w???? w jadi g enak saat itu dan akhirnya w putusin untuk pergi kerumahnya untuk minta maaf,,
Tok,,,tok,,,,,,
G da orang yang buka pintu dan 10 menit w dirumah nya dan akhirnya ada tetangga nya yang nyamperin w dan bilang gini ‘’mas, mbak tiaranya lagi liburan keluar kota!!! Anjrit……………asal lo tau ja saat itu niat baek w untuk minta maaf berubah jadi dendam yang membara untuk terus ngerjain tu anak……….
TO BE COntinued
Sabtu, 28 Agustus 2010
materi dan perubahan kimia
Materi dan Perubahannya
Materi adalah Segala sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang ( Volume/bentuk). Klasifikasi Materi
Unsur : Zat tunggal yang tidak dapat lagi diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana dengan reaksi kimia biasa.
Senyawa : Zat tunggal yang masih dapat diuraikan menjadi jat yang lebih sederhana dengan reaksi kimia biasa.
Campuran : Gabungan dari beberapa unsur/senyawa yang masih dapat di pisahkan dengan cara fisika. Unsur/senyawa yang menyusun campuran komposisinya tidak tetap.
Contoh : air laut, sirup dan udara,tsnsh,darah,susu,tinta.
Larutan : Campuran yang homogen dimana antara zat terlarut dan pelarutnya tidak dapat dibedakan. Ex. Air laut,sirop dan udara.
Suspensi : Campuran heterogen yg partikelnya kasar dan dapat dibedakan dengan jelas. Ex pasir dalam air.
Koloid : campuran heterogen dimana ukuran partikelnya terletak antara larutan dan suspensi, secara mikroskopis terlihat homogen, tetapi jika dilihat dg mikroskop elektron terlihat heterogen. Ex susu,santan,tinta dan kabut.
Pemisahan Campuran
Penyaringan ; Berdasarkan ukuran partikel ex. Pasir dari air sungai
Sentrifugal : Cara diputar dg kecepatan tingga( pengendapan) ex. Pemisahan darah dari serumdarah.
Destilasi : Pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih ex. Minyak bumi, air murni dari laut
Kristalisasi : Pemisahan campuran berdasarkan penguapan ex. Pembuatan garam dan iodium
Sublimasi : Pemisahan campuran berdasarkan penurunan suhu/penyubliman Ex. Kapur barus dengan pasir.
Kromatograpi : Pemisahan campuran berdasarkan perbedaan koefisien difusinya pada suatu medium ( kromatografi kertas,lapis tipis silica gel (TLC), gas) ex. Pemisahan zat warna pada tinta.
Ektraksi : Pemisahan campuran berdasarkan daya larutnya pada pelarut tertentu. Ex. Pemisahan minyak kemiri dari biji kemiri.
Perhitungan Kadar zat dlm Campuran
Persen Massa
% Massa = Massa komponen X 100 %
Massa campuran
Persen Volume
% volome = volume komponen X 100 %
volume campuran
Bagian Per sejuta (bpj) atau Part Per Milion (ppm)
ppm(bpj)= Massa komponen X 〖10〗^6
Massa campuran
ppm(bpj) = volume komponen X 〖10〗^6
volume campuran
Sifat materi berdasarkan jumlah
Sifat extensif : tergantung pada jumlah materi Ex. Volume,Massa
Sifat intensif : tidak tergantung pada jumlah materi ex. Daya hantar.
Sifat materi berdasarkan perubahan ;
Sifat Fisis : sifat yang dapat diamati ex. Titik didih,titik beku.
Sifat Kimia: sifat yg dapat diamati akibat terjadi perubahan materi menjadi sesuatu yg baru ex. Besi berkarat.
Perubahan materi
Perubahan fisika : tidak menghasilkan zat baru jenisnya
Perubahan Kimia : Menghasilkan zat baru jenisnya
Zat dibawah ini yang termasuk unsur kecuali .....
Besi d. belerang
Emas e.kalium
nikrom
Diantara kelompok berikut yang ketiganya tergolong unsur adalah .....
Besi,kapur,gula
Belerang,seng,besi
Gula,terasi,besi
Kapur,belerang,seng
Terasi,belerang,seng
Bensin diperoleh dari minyak bumi dengan cara .....
filtrasi d. Destilasi
b.kristalisasi e.ekstraksi
sentrifugasi
Pernyataan berikut yang merupakan sifat senyawa adalah .....
Terbentuk dari dua zat atau lebih yang masih memiliki sifat asalnya
Tidak dapat diuraikan lagi menjadi bagian lainyang lebih sederhana.
Terbentuk dari dua zat atau lebih dg perbendingan massa yg tetap
Komponen-komponen penyusunnya dapat dipisahkan kembali secara fisis
Dapat direaksikan dengan air.
Yang ketiganya termasuk perubahan kimia adalah .....
Besi berkarat
Lilin menyala
Iodium menyublim
Bensin terbakar
Emas melebur
1,3,5 d. 2,3,5
1,2,4 e. 1,4,5
2,3,4
Pemisahan campuran dua zat cair yang berbeda titik didihnya dilakukan dengan cara ....
Penyaringan
Penyulingan
Penyubliman
Kromatografi
Pengkristalan
Dalam 200 mg contoh batuan terdapat 25 mg perak dan 10 mg emas. Berapa persen perak dan emas dalam batuan tersebut .....
5% dan 12,5%
10% dan 25%
12,5% dan 5%
25% dan 10%
50% dan 20%
Jika 20 gram gula dilarutkan dalam 180 gram air maka kadar gula tersebut adalah .....
8% d. 12%
10% e.15%
11,11%
Dalam suatu penelitian didapat data bahwa setiap 5 liter air sungai mengandung partikel timbal sebanyak 8 mg. Jika massa jenis air sungai 1 kg/L , maka kadar timbal dalam air sungai tersebut adalah .....
1,6 ppm d. 40 ppm
2,0 ppm e.45 ppm
3,2 ppm
Pada reaksi magnesium dg asam klorida menghasilkan gas yang mudah terbakar dan meletup. Gas apa yang terbentuk tersebut .....
karbon dioksida
hidrogen
oksigen
amonia
klorin
Zat tunggal yg dengan reaksi kimia biasa dapat diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana adalah....
senyawa d. koloid
campuran e.suspensi
unsur
Diantara materi berikut yang merupakan senyawa adalah....
Air laut d. udara
Tanah e. amonia
tinta
Pada suatu percobaan perubahan materi ,didapat hasil yaitu perubahan suhu, maka dapat disimpulkan perubahan yang terjadi adalah .....
Perubahan kimia
Perububahan fisika
Perubahan biasa
Perubahan wujud
Perubahan biologi
Lambang unsur dari fosfor,nikel dan timah adalah,,,,
F,N,Ti
P,N,Si
P,Ni,Sn
F,Ni,Sn
F,N,Si
Unsur logam yg dalam suhu kamar berwujud cair adalah .....
Pb d. Zn
Hg e. O
C
Gelembung gas akan dihasilkan pada reaksi .....
Magnesium dg asam klorida
Natrium oksida dg air
Asam sulfat dg glokosa
Seng dg air
Alumunium dg natrium hidroksida
Susunan unsur non logam adalah .....
F,N,Pb d. F,Ni,Zn
P,N,Si e.P,N,Ne
Ba,Ni,Sn
Kelompok materi yang dapat menghantarkan arus listrik adalah .....
Besi,grafit
Tembaga,belerang
Iodium,belerang
Krom,boron
Seng, klorin
Garam murni dapat dipisahkan dari kotoran pasir dengan cara .....
Sublimasi
Rekristalisasi
dekantasi
ektraksi
kromatografi.
10 g urea dilarutkan dalam 190 gram air. Kadar urea dalam larutan tersebut adalah .....
5% d. 8,35%
5,26% e.10 %
6,20%
80 g larutan garam yang kadarnya 40% ditambahkan 20 g air maka kadar garam menjadi .....
50% d. 28%
40% e.12%
32%
Berapakah volume air yang harus ditambahkan kedalam 250 ml alkohol 60% agar kadarnya menjadi 20 % .....
750 ml d. 250 ml
700 ml e.12 ml
500 ml
Untuk menaikan kadar gula dari 20 % menjadi 50 %, maka dalam 200 g larutan gula harus ditambahkan gula sebanyak .....
200 g d. 120 g
180 g e.60 g
150 g
500 g larutan NaOH 20% dicampur 1000 g larutan NaOH 40 % . maka kadar campuran kedua larutan tersebut adalah .....
33,33% d. 16,67%
30% e.15,33%
25%
Jika kadar CO2 di udara mencapai 0,04 % maka kadar dalam satuan ppm adalah
40.000 ppm
4.000 ppm
400 ppm
40 ppm
4 ppm
26, Jika suatu zat pencemar diudara 65 ppm, maka kadar dalam % adalah .....
0,01 % d. 0,13 %
0,013 % e.0,026 %
0,0065 %
Diketahui kadar oksigen di udara adalah 20%. Volume udara yg mengandung 25 liter oksigen adalah .....
250 liter d. 125 liter
200 liter e. 100 liter
150 liter
Materi yang dapat dipisahkan campuranya dengan cara penyubliman adalah .....
Asam cuka d. kapur
eter e. bromin
iodium
Materi yang dapat dipisahkan dari campuranya dengan cara kromatografi kertas adalah .....
Bensin d. Garam
Tinta e.kapur
Minyak zaitun
Massa gula yang terdapat dalam madu sekitar 70 %. Maka massa gula yang terdapat dalam 200 g madu adalah .....
Besi d. belerang
Emas e.kalium
nikrom
Masih Bellanjut , Selamat Belajar & Berlatih
Rabu, 04 Agustus 2010
Save Our Earth
Halo guys,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
kalian yang masuk blog ini dah pasti peduli sama lingkungan ya kan
so w mohon lo baca bener2 artikel nie and abis tu lo renungin betapa pentingya bumi kita ini
selamat membaca yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Sebagian kalangan sudah mengerti tentang pemanasan global atau yang bahasa inggrisnya global warming. Pemanasan global adalah proses perubahan alam atau iklim yang tidak wajar hal ini di tandai dengan naiknya suhu rata – rata di atmosfer , laut dan bumi. Seperti yang kita telah tahu bersama pemanasan global itu terjadi karena diakibatkan oleh efek rumah kaca.
Apa itu efek rumah kaca ? Efek rumah kaca atau dalam bahasa asingnya dikenal dengan istilah green house effect adalah suatu fenomena dimana gelombang pendek radiasi matahari menembus atmosfer dan berubah menjadi gelombang panjang ketika mencapai permukaan bumi. Setelah mencapai permukaan bumi, sebagian gelombang tersebut dipantulkan kembali ke atmosfer. Namun tidak seluruh gelombang yang dipantulkan itu dilepaskan ke angkasa luar. Sebagian gelombang panjang dipantulkan kembali oleh lapisan gas rumah kaca di atmosfer ke permukaan bumi. Gas rumah kaca adalah gas-gas di atmosfer yang memiliki kemampuan untuk menyerap radiasi matahari yang dipantulkan oleh bumi sehingga bumi menjadi semakin panas. Efek rumah kaca itu sendiri terjadi karena naiknya konsentrasi gas CO2 (karbondioksida) dan gas-gas lainnya seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), gas metan (CH4), kloroflourokarbon (CFC) di atmosfir. Kenaikan konsentrasi CO2 itu sendiri disebabkan oleh kenaikan berbagai jenis pembakaran di permukaan bumi seperti pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara, dan bahan-bahan organik lainnya yang melampaui kemampuan permukaan bumi antuk mengabsorpsinya. Bahan-bahan di permukaan bumi yang berperan aktif untuk mengabsorpsi hasil pembakaran tadi ialah tumbuh-tumbuhan, hutan, dan laut.
efek rumah kaca
Kenapa gas-gas ini sering disebut sebagai gas rumah kaca ? Salah satu alasannya adalah mekanisme pemanasan ini sama seperti yang terjadi di rumah-rumah kaca yang digunakan untuk perkebunan di negara-negara sub tropika seperti di Eropa dan Amerika Serikat. Biasanya para petani menggunakan rumah kaca di saat musim dingin tiba. Tanaman-tanaman yang ditanam di dalam rumah kaca ini akan tetap hidup dan tidak mati membeku oleh pengaruh musim dingin karena kaca akan menghalangi panas metahari yang masuk dan memantulkan kembali keluar. Rumah kaca ini bisa digunakan untuk pembibitan dan berfungsi untuk menghangatkan tanaman yang berada di dalamnya. Rumah kaca ini sendiri sudah ada sejak abad ke-16 di Eropa dan biasa digunakan untuk membudidayakan mawar, lobak, sawi, brokoli, atau tanaman lainnya di musim dingin.
Inilah mengapa sering terjadi kesalah pahaman di antara kita bahwa efek rumah kaca adalah disebabkan oleh adanya rumah-rumah kaca yang terlalu banyak di perkotaan, tapi lebih dikarenakan oleh emisi karbon yang terlalu banyak di angkasa, sehingga menyulitkan panas memantul kembali ke luar angkasa. Gas-gas seperti uap air, karbon dioksida, dan metana berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca, sehingga gas-gas ini dikenal sebagai gas rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Orang yang pertama kali menyingkap fenomena efek rumah kaca ini adalah Jean-Baptise Joseph Foureurer sebagai ahli fisika dan matematika dari Perancis. Penemuan Fourier ini diteruskan oleh seorang fisikawan Swedia yang bernama Svante Arrhenius pada tahun 1896.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C, bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.
Meningkatnya gas rumah kaca tersebut dikontribusi oleh hal-hal berikut:
Energi : Pemanfaatan berbagai macam bahan bakar fosil atau BBM (bahan bakar minyak) memberi kontribusi besar terhadap naiknya konsentrasi gas rumah kaca, terutama CO2. Kita lihat mayoritas kendaraan bermotor masih menggunakan BBM. Pabrik-pabrik pun juga. Selain BBM, yang paling banyak menghasilkan gas rumah kaca adalah batu bara yang melebihi BBM. Sedangkan pengemisi terbesar adalah industri dan transportasi.
Kehutanan : Salah satu fungsi hutan adalah sebagai penyerap emisi gas rumah kaca. Karena hutan dapat mengubah CO2 menjadi O2. Sehingga perusakan hutan akan memberi kontribusi terhadap naiknya emisi gas rumah kaca.
Pertanian dan Peternakan Di sektor ini emisi gas rumah kaca dihasilkan dari pemanfaatan pupuk, pembusukan sisa-sisa pertanian dan pembusukan kotoran-kotoran ternak, dan pembakaran sabana. Di sektor pertanian, gas metan (CH4) yang paling banyak dihasilkan.
Sampah Sampah adalah salah satu kontributor besar bagi terbentuknya gas metan (CH4), karena aktivitas manusia sehari-hari.
Berkorelasi dengan efek rumah kaca, kerusakan lapisan ozon (apa itu ozon, klik disini ) juga memiliki pengaruh langsung pada pemanasan bumi. Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar radiasi ultra ungu memasuki bumi. Radiasi ultra ungu ini dapat membuat efek pada kesehatan manusia, memusnahkan kehidupan laut, ekosistem, mengurangi hasil pertanian dan hutan. Efek utama pada manusia adalah peningkatan penyakit kanker kulit karena selain itu dapat merusak mata termasuk kataraks dan juga mungkin akan melemahkan sistem imunisasi badan.
Pada bidang pertanian, penerimaan sinar ultra violet pada tanaman dapat memusnahkan hasil tanaman utama dunia. Hasil kajian menunjukkan hasil tanaman seperti ‘barli’ dan ‘oat’ menunjukkan penurunan karena penerimaan sinar radiasi yang semakin tinggi. Tanaman diperkirakan akan mengalami kelambatan pertumbuhan, bahkan akan cenderung kerdil, sehingga merusak hasil panen dan hutan-hutan yang ada. Radiasi penuh ini juga dapat mematikan anak-anak ikan, kepiting dan udang di lautan, serta mengurangi jumlah plankton yang menjadi salah satu sumber makanan kebanyakan hewan-hewan laut.
akibat-akibat akan adanya pemanasan global.
* Cuaca dan iklim mulai tidak biasa dan tidak teratur
* Melelehnya gunung-gunung es di kutub yang pada akhirnya akan mengakibatkan naiknya permukaan air laut sekaligus menaikkan suhu air laut.
* Suhu global meningkat secara signifikan.
* Gangguan ekologis dan pergeseran ekosistem, dan lebih parah akan mengalami kepunahan
* Dapat mengganggu kesehatan manusia dan semakin berkembang penyakit – penyakit ”aneh”
Macam-macam tindakan sederhana yang bisa kita lakukan untuk menanggulangi pemanasan global, diantaranya:
* Stop penebangan hutan dan melakukan gerakan penghijauan
* Kurangi konsumsi BBM
* Gunakan produk yang ramah lingkungan
* Kurangi penggunaan/pembelian barang-barang yang terbuat dari plastik karena hampir semua sampah plastik akan menghasilkan gas yang berbahaya ketika dibakar dan dapat mencemarkan lingkungan.
* hemat dalam pemakaian air dan pemakaian energi listrik.
* Kurangi penggunaan bahan-bahan yang mengandung aerosol.
* Sebagai tambahan, Kampanye-kan program gerakan stop global warming! Biar semua orang lebih peduli dengan Bumi kita.
Jangan biarkan Bumi kita hancur oleh karena tangan kita sendiri. Karena kalau bukan kita sebagai manusia yang melindungi dan melestarikannya, siapa lagi?
STOP GLOBAL WARMING, SAVE OUR EARTH
kalian yang masuk blog ini dah pasti peduli sama lingkungan ya kan
so w mohon lo baca bener2 artikel nie and abis tu lo renungin betapa pentingya bumi kita ini
selamat membaca yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Sebagian kalangan sudah mengerti tentang pemanasan global atau yang bahasa inggrisnya global warming. Pemanasan global adalah proses perubahan alam atau iklim yang tidak wajar hal ini di tandai dengan naiknya suhu rata – rata di atmosfer , laut dan bumi. Seperti yang kita telah tahu bersama pemanasan global itu terjadi karena diakibatkan oleh efek rumah kaca.
Apa itu efek rumah kaca ? Efek rumah kaca atau dalam bahasa asingnya dikenal dengan istilah green house effect adalah suatu fenomena dimana gelombang pendek radiasi matahari menembus atmosfer dan berubah menjadi gelombang panjang ketika mencapai permukaan bumi. Setelah mencapai permukaan bumi, sebagian gelombang tersebut dipantulkan kembali ke atmosfer. Namun tidak seluruh gelombang yang dipantulkan itu dilepaskan ke angkasa luar. Sebagian gelombang panjang dipantulkan kembali oleh lapisan gas rumah kaca di atmosfer ke permukaan bumi. Gas rumah kaca adalah gas-gas di atmosfer yang memiliki kemampuan untuk menyerap radiasi matahari yang dipantulkan oleh bumi sehingga bumi menjadi semakin panas. Efek rumah kaca itu sendiri terjadi karena naiknya konsentrasi gas CO2 (karbondioksida) dan gas-gas lainnya seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), gas metan (CH4), kloroflourokarbon (CFC) di atmosfir. Kenaikan konsentrasi CO2 itu sendiri disebabkan oleh kenaikan berbagai jenis pembakaran di permukaan bumi seperti pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara, dan bahan-bahan organik lainnya yang melampaui kemampuan permukaan bumi antuk mengabsorpsinya. Bahan-bahan di permukaan bumi yang berperan aktif untuk mengabsorpsi hasil pembakaran tadi ialah tumbuh-tumbuhan, hutan, dan laut.
efek rumah kaca
Kenapa gas-gas ini sering disebut sebagai gas rumah kaca ? Salah satu alasannya adalah mekanisme pemanasan ini sama seperti yang terjadi di rumah-rumah kaca yang digunakan untuk perkebunan di negara-negara sub tropika seperti di Eropa dan Amerika Serikat. Biasanya para petani menggunakan rumah kaca di saat musim dingin tiba. Tanaman-tanaman yang ditanam di dalam rumah kaca ini akan tetap hidup dan tidak mati membeku oleh pengaruh musim dingin karena kaca akan menghalangi panas metahari yang masuk dan memantulkan kembali keluar. Rumah kaca ini bisa digunakan untuk pembibitan dan berfungsi untuk menghangatkan tanaman yang berada di dalamnya. Rumah kaca ini sendiri sudah ada sejak abad ke-16 di Eropa dan biasa digunakan untuk membudidayakan mawar, lobak, sawi, brokoli, atau tanaman lainnya di musim dingin.
Inilah mengapa sering terjadi kesalah pahaman di antara kita bahwa efek rumah kaca adalah disebabkan oleh adanya rumah-rumah kaca yang terlalu banyak di perkotaan, tapi lebih dikarenakan oleh emisi karbon yang terlalu banyak di angkasa, sehingga menyulitkan panas memantul kembali ke luar angkasa. Gas-gas seperti uap air, karbon dioksida, dan metana berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca, sehingga gas-gas ini dikenal sebagai gas rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Orang yang pertama kali menyingkap fenomena efek rumah kaca ini adalah Jean-Baptise Joseph Foureurer sebagai ahli fisika dan matematika dari Perancis. Penemuan Fourier ini diteruskan oleh seorang fisikawan Swedia yang bernama Svante Arrhenius pada tahun 1896.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C, bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.
Meningkatnya gas rumah kaca tersebut dikontribusi oleh hal-hal berikut:
Energi : Pemanfaatan berbagai macam bahan bakar fosil atau BBM (bahan bakar minyak) memberi kontribusi besar terhadap naiknya konsentrasi gas rumah kaca, terutama CO2. Kita lihat mayoritas kendaraan bermotor masih menggunakan BBM. Pabrik-pabrik pun juga. Selain BBM, yang paling banyak menghasilkan gas rumah kaca adalah batu bara yang melebihi BBM. Sedangkan pengemisi terbesar adalah industri dan transportasi.
Kehutanan : Salah satu fungsi hutan adalah sebagai penyerap emisi gas rumah kaca. Karena hutan dapat mengubah CO2 menjadi O2. Sehingga perusakan hutan akan memberi kontribusi terhadap naiknya emisi gas rumah kaca.
Pertanian dan Peternakan Di sektor ini emisi gas rumah kaca dihasilkan dari pemanfaatan pupuk, pembusukan sisa-sisa pertanian dan pembusukan kotoran-kotoran ternak, dan pembakaran sabana. Di sektor pertanian, gas metan (CH4) yang paling banyak dihasilkan.
Sampah Sampah adalah salah satu kontributor besar bagi terbentuknya gas metan (CH4), karena aktivitas manusia sehari-hari.
Berkorelasi dengan efek rumah kaca, kerusakan lapisan ozon (apa itu ozon, klik disini ) juga memiliki pengaruh langsung pada pemanasan bumi. Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar radiasi ultra ungu memasuki bumi. Radiasi ultra ungu ini dapat membuat efek pada kesehatan manusia, memusnahkan kehidupan laut, ekosistem, mengurangi hasil pertanian dan hutan. Efek utama pada manusia adalah peningkatan penyakit kanker kulit karena selain itu dapat merusak mata termasuk kataraks dan juga mungkin akan melemahkan sistem imunisasi badan.
Pada bidang pertanian, penerimaan sinar ultra violet pada tanaman dapat memusnahkan hasil tanaman utama dunia. Hasil kajian menunjukkan hasil tanaman seperti ‘barli’ dan ‘oat’ menunjukkan penurunan karena penerimaan sinar radiasi yang semakin tinggi. Tanaman diperkirakan akan mengalami kelambatan pertumbuhan, bahkan akan cenderung kerdil, sehingga merusak hasil panen dan hutan-hutan yang ada. Radiasi penuh ini juga dapat mematikan anak-anak ikan, kepiting dan udang di lautan, serta mengurangi jumlah plankton yang menjadi salah satu sumber makanan kebanyakan hewan-hewan laut.
akibat-akibat akan adanya pemanasan global.
* Cuaca dan iklim mulai tidak biasa dan tidak teratur
* Melelehnya gunung-gunung es di kutub yang pada akhirnya akan mengakibatkan naiknya permukaan air laut sekaligus menaikkan suhu air laut.
* Suhu global meningkat secara signifikan.
* Gangguan ekologis dan pergeseran ekosistem, dan lebih parah akan mengalami kepunahan
* Dapat mengganggu kesehatan manusia dan semakin berkembang penyakit – penyakit ”aneh”
Macam-macam tindakan sederhana yang bisa kita lakukan untuk menanggulangi pemanasan global, diantaranya:
* Stop penebangan hutan dan melakukan gerakan penghijauan
* Kurangi konsumsi BBM
* Gunakan produk yang ramah lingkungan
* Kurangi penggunaan/pembelian barang-barang yang terbuat dari plastik karena hampir semua sampah plastik akan menghasilkan gas yang berbahaya ketika dibakar dan dapat mencemarkan lingkungan.
* hemat dalam pemakaian air dan pemakaian energi listrik.
* Kurangi penggunaan bahan-bahan yang mengandung aerosol.
* Sebagai tambahan, Kampanye-kan program gerakan stop global warming! Biar semua orang lebih peduli dengan Bumi kita.
Jangan biarkan Bumi kita hancur oleh karena tangan kita sendiri. Karena kalau bukan kita sebagai manusia yang melindungi dan melestarikannya, siapa lagi?
STOP GLOBAL WARMING, SAVE OUR EARTH
inginku
INgin ku ==”
Kamu itu bikin q binggung
Kamu itu buat q serbasalah
Kamu itu buat q jd aneh
Kamu itu buat q jd gila
Sulit memang buat mengerti kamu
Mengerti setiap tawa mu
Mengerti setiap tangis mu
Mengerti setiap gerakan mu
Q disini selalu ada untukmu
Q disini selalu ada disetiap tangismu
Q disini selalu berusaha menhiburmu
Menghiburmu agar kau tersenyum tapi……
Apa kamu tahu dan apa kamu juga dapat memahami q, q yang selalu ada untukmu, aku yang berusaha membuat mu tertawa?? Q hanya ingin kau anggap,kau berikan 1 harapan dan q hanya ingin kamu percaya sama q walaupun itu sulit tapi,,,,q sudah menunjukan rasa kasih sayang q padamu,,,,
Q hanya ingin kamu anggap q adalah hidupmu
Kamu itu bikin q binggung
Kamu itu buat q serbasalah
Kamu itu buat q jd aneh
Kamu itu buat q jd gila
Sulit memang buat mengerti kamu
Mengerti setiap tawa mu
Mengerti setiap tangis mu
Mengerti setiap gerakan mu
Q disini selalu ada untukmu
Q disini selalu ada disetiap tangismu
Q disini selalu berusaha menhiburmu
Menghiburmu agar kau tersenyum tapi……
Apa kamu tahu dan apa kamu juga dapat memahami q, q yang selalu ada untukmu, aku yang berusaha membuat mu tertawa?? Q hanya ingin kau anggap,kau berikan 1 harapan dan q hanya ingin kamu percaya sama q walaupun itu sulit tapi,,,,q sudah menunjukan rasa kasih sayang q padamu,,,,
Q hanya ingin kamu anggap q adalah hidupmu
Sabtu, 31 Juli 2010
Standar pembibitan
a. Pengertian Bibit dan Pembibitan
Anda tentu memahami bahwa untuk kegiatan penanaman diperlukan bibit yang bermutu. Apa itu bibit yang bermutu ? Untuk menjawab pertanyaan ini Anda perlu memahami bahwa mutu bibit terdiri dari 2 (dua) aspek, yaitu mutu genetik dan mutu fisik-fisiologis. Mutu genetik sangat ditentukan oleh asal-usul benih yang dipergunakan untuk pembuatan bibit tersebut. Oleh sebab itu untuk mendapatkan bibit yang bermutu dari aspek genetik, di dalam kegiatan pembibitan diperlukan benih yang unggul yaitu benih yang memenuhi kriteria dan standar mutu benih sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Mutu bibit dari aspek fisik-fisiologis yang meliputi : tinggi, diameter, kekompakan akar, jumlah daun dan umur bibit sangat dipengaruhi oleh kegiatan pembibitan. Oleh sebab itu kegiatan pembibitan perlu ditangani dengan baik dan benar untuk mendapatkan bibit yang bermutu dari aspek fisik-fisiologis. Jadi bibit bermutu adalah bibit yang berasal dari benih yang unggul dan memenuhi standar mutu fisik-fisiologis. Bibit yang bermutu akan dihasilkan dari benih unggul dan proses pembibitannya ditangani dengan tepat dan benar.
Lantas apa bedanya bibit dan pembibitan ?
Dalam Peraturan Menteri Kehutaan Nomor : P.1/MENHUT-II/2009 tentang Penyelenggaraan Perbenihan Tanaman Hutan dijelaskan bahwa yang disebut bibit adalah tumbuhan muda hasil pengembangbiakan secara generatif atau secara vegetatif. Pengembangbiakan secara generatif adalah pengembangbiakan dengan menggunakan biji, sedangkan pengembangbiakan secara vegetatif adalah pengembangbiakan dengan menggunakan bagian-bagian vegetatif dari tanaman. Bagian vegetatif dari tanaman dapat berupa akar, batang dan daun. Agar Anda lebih memahami pengertian bibit, Anda perlu mengingat kembali pengertian benih generatif dan benih vegetatif yang telah diuraikan pada modul-modul yang terkait dengan standar kompetensi melakukan kegiatan produksi benih.
Setelah Anda memahami pengertian bibit, berikutnya Anda akan mempelajari pengertian pembibitan. Dapatkah Anda menjelaskan apa yang dimasud pembibitan ?. Pembibitan adalah suatu kegiatan untuk menghasilkan atau memproduksi bibit. Kegiatan yang dilakukan dalam pembibitan terdiri dari perencanaan pembibitan, pembangunan persemaian, penyiapan media bibit, perlakuan pendahuluan terhadap benih sebelum disemaikan, penyemaian benih, penyapihan bibit, pemeliharaan bibit, pengepakan dan pengangkutan bibit serta administrasi pembibitan.
Untuk memudahkan Anda dalam memahami kegiatan-kegiatan dalam pembibitan, coba Anda datang ke lokasi persemaian yang dekat dengan tempat Anda, kemudian perhatikan kegiatan-kegiatan apa yang ada di persemaian tersebut.
b. Tujuan Pembibitan
Setelah Anda mempelajari pengertan bibit dan pembibitan, apakah Anda dapat menjelaskan apa tujuan kegiatan pembibitan ? Kegiatan pembibitan bertujuan untuk mengadakan atau memproduksi bibit unggul dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu. Anda tentu memahami, bahwa untuk membangun tegakan hutan yang bermutu diperlukan bibit yang bermutu. Masih ingatkah Anda, apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan bibit yang bermutu ? Bibit yang bermutu akan dihasilkan apabila benih yang digunakan untuk membuat bibit berasal dari benih unggul, serta penanganan bibit di persemaian dilakukan dengan tepat dan benar.
Untuk mendapatkan bibit dalam jumlah yang cukup, dalam pembibitan dikenal ada kegiatan perencanaan pembibitan. Dalam kegiatan perencanaan pembibitan, akan dihitung berapa jumlah bibit yang diperlukan untuk menanami areal dengan luasan tertentu. Dengan perencanaan pembibitan yang matang, diharapan tidak akan terjadi kekurangan bibit pada saat kegiatan penanaman.
Bibit bermutu yang akan digunakan dalam kegiatan penanaman selain jumlahnya cukup, juga harus tersedia tepat waktu. Perlu Anda ketahui, bahwa penanaman tanaman hutan pada umumnya tergantung pada musim hujan. Oleh sebab itu agar bibit tersedia tepat waktu, dalam kegiatan perencanaan pembibitan akan dipelajari penyusunan tata waktu pembuatan bibit. Dalam bahasan penyusunan tata waktu pembuatan bibit akan diuraikan hal-hal yang perlu diperhatian dalam penyusunan tata waktu pembuatan bibit, sehingga dapat tersedia bibit bermutu tepat pada waktunya.
3. Rangkuman
Bibit adalah tumbuhan muda hasil pengembangbiakan secara generatif atau secara vegetatif. Pengembangbiakan secara generatif adalah pengembangbiakan dengan menggunakan biji, sedangkan pengembangbiakan secara vegetatif adalah pengembangbiakan dengan menggunakan bagian-bagian vegetatif dari tanaman.
Kegiatan untuk menghasilkan atau memproduksi bibit disebut pembibitan. Kegiatan yang dilakukan dalam pembibitan terdiri dari perencanaan pembibitan, pembangunan persemaian, penyiapan media bibit, perlakuan pendahuluan terhadap benih sebelum disemaikan, penyemaian benih, penyapihan bibit, pemeliharaan bibit, pengepakan dan pengangkutan bibit serta administrasi pembibitan.
Pembibitan bertujuan untuk mengadakan atau memproduksi bibit unggul dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu.
Bibit unggul adalah bibit yang bermutu. Mutu bibit terdiri dari 2 (dua) aspek, yaitu mutu genetik dan mutu fisik-fisiologis. Mutu genetik sangat ditentukan oleh asal-usul benih yang dipergunakan untuk pembuatan bibit tersebut. Mutu bibit dari aspek fisik-fisiologis sangat dipengaruhi oleh kegiatan pembibitan.
n
Apakah pengertian pembibitan dan persemaian itu sama ? Pengertian pembibitan dan persemaian berbeda, namun terdapat hubungan yang sangat erat antara pembibitan dan persemaian. Lantas apa yang dimaksud persemaian ?
Saat ini orang masih sering keliru memberikan pengertian pembibitan dan persemaian. Orang masih sering memberikan pengertian yang sama terhadap pembibitan dan persemaian, padahal keduanya mempunyai pengertian yang berbeda, walaupun antara pembibitan dan persemaian mempunyai hubungan yang sangat erat.
Persemaian adalah tempat untuk melaksanakan kegiatan pembibitan atau pembuatan bibit. Tempat untuk melakukan kegiatan pembibitan ada yang bersifat sementara dan ada yang permanen atau tetap. Oleh sebab itu maka dikenal adanya persemaian permanen dan persemaian sementara.
Persemaian permanen adalah persemaian yang dibuat menetap pada suatu lokasi (site) dengan organisasi yang mapan dan personil pelaksana yang tetap dan terpilih, memiliki kelengkapan sarana dan prasarana yang memungkinkan pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien, dapat digunakan selama jangka waktu sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun serta dapat mendukung produksi bibit dalam jumlah yang besar untuk pemenuhan penanaman dengan skala luas dan berimbang. Dengan demikian ciri utama persemain permanen adalah :
1) Arealnya relatif luas,
2) Penetapan lokasi telah memperhitungkan produksi bibit dalam jumlah besar sesuai dengan luas tanaman dalam satu wilayah kerja, pemakaian lokasi berjangka lama serta kemudahan-kemudahan operasionalnya.
3) Pengelolaan dilakukan secara profesional dengan tenaga tetap dan terpilih.
4) Bahan dan peralatan yang digunakan memungkinkan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara efektif dan efisien.
5) Pemakaian teknologi yang berdayaguna dan berhasilguna sehingga bibit yang dihasilkan setiap periode selalu teraga mutunya.
Sedangkan persemaian sementara mempunyai ciri areal relatif tidak luas, peralatan sederhana, lokasi berpindah mendekati lokasi penanaman.
Dalam menentukan jenis persemaian mana yang dibangun di lapangan, ada hal yang perlu diperhatikan yaitu skala produksi dan kesinambungan produksi di areal tersebut. Oleh sebab itu perlu diketahui kelebihan dan kekurangan dari ke dua jenis persemaian tersebut.
Kelebihan persemaian sementara :
1) Keadaan ekologi mendekati keadaan sebenarnya, karena dibuat di dekat lokasi penanaman.
2) Ogkos pengangkutan bibit ke lokasi penanaman murah.
3) Kesuburan tanah tidak menjadi masalah karena persemaian selalu berpindah tempat setelah tanah menjadi miskin
4) Tenaga kerja relatif sedikit sehingga mudah pengurusannya.
Kekurangan persemaian sementara
1) Ongkos persemaian jatuhnya mahal karena tersebarnya pekerjaan dengan hasil yang sedikit.
2) Keterampilan petugas sulit ditingkatkan karena sering berganti petugas.
3) Seringkali gagal karena kurangnya tenaga kerja yang terlatih.
4) Lokasi persemaian yang terpencar menyulitkan pengawasan.
Kelebihan persemaian tetap
1) Penetapan lokasi telah memperhitungkan produksi bibit dalam jumlah besar sesuai dengan luasan tanaman dalam satu wilayah kerja dan pemakaian lokasi dalam jangka waktu lama.
2) Pengelolaan dilakukan secara profesional dengan tenaga tetap, terpilih dan terlatih, sehingga mutu bibit yang dihasilkan relatif lebih baik.
3) Pengawasan dan pemeliharaan lebih efisien, dengan staf yang tetap dan terlatih.
4) Bahan dan peralatan yang digunakan memungkinkan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara efektif dan efisien.
5) Penerapan teknologi terus berkembang, sehingga produktivitas bibit tinggi, kualitas bibit lebih baik dan pertumbuhan bibit relatif seragam.
Kekurangan persemaian tetap.
1) Keadaan ekologi tidak selalu mendekati keadaan dimana bibit akan ditanam.
2) Ongkos pengangkutan bibit lebih mahal bila dibandingkan dengan persemaian sementara.
3) Membutuhkan biaya untuk investasi lebih tinggi dibanding persemaian sementara. Persemaian tetap pada umumnya memerlukan sarana dan prasarana yang lebih lengkap dan kualitasnya lebih baik bila dibandingkan dengan persemaian sementara, dan hal ini membutuhkan biaya yang cukup besar.
4) Membutuhkan media tumbuh yang lebih banyak, sehingga kadang-kadang perlu mendatangkan dari tempat lain
Jenis persemaian manapun yang akan dibuat, tempat untuk membuat persemaian harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain :
1) Tempatnya landai atau kelerengan tidak lebih dari 5 %
2) Tersedia air bersih dalam jumlah yang cukup sepanjang tahun
3) Dekat jalan angkutan
4) Tenaga mudah didapat
5) Tidak berada pada pengaruh sumber hama dan penyakit tanaman
6) Kondisi iklim tidak jauh berbeda dengan daerah penanamannya nanti.
7) Tersedia cukup bahan media yang akan digunakan.
b. T ujuan Pembuatan Persemaian
Setelah Anda mempelajari pengertian persemaian, selanjutnya Anda akan mempelajari tujuan pembuatan persemaian. Pembuatan persemaian bertujuan menyiapkan tempat yang cocok untuk melakukan kegiatan pembibitan atau pembuatan bibit jenis pohon/ tanaman tertentu. Pemilihan tempat pembibitan perlu dilakukan karena persyaratan tumbuh tiap jenis pohon/tanaman berbeda, dan juga ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh tempat yang akan dijadikan persemaian sebagaimana telah diuraikan sebelumnya.
Dari uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa untuk melakukan kegiatan pembibitan tempatnya adalah di persemaian.
3. Rangkuman
Persemaian adalah tempat untuk melaksanakan kegiatan pembibitan atau pembuatan bibit.
Tempat untuk melakukan kegiatan pembibitan ada yang bersifat sementara dan ada yang permanen atau tetap. Oleh sebab itu maka dikenal adanya persemaian permanen dan persemaian sementara.
Persemaian permanen mempunyai ciri-ciri antara lain : arealnya relatif luas, peralatan lengkap dan modern, produksi bibit besar serta lokasi menetap di suatu tempat untuk melayani areal penanaman yang luas. Sedangkan persemaian sementara mempunyai ciri areal relatif tidak luas, peralatan sederhana, lokasi berpindah mendekati lokasi penanaman. Persemaian sementara biasanya berlangsung untuk beberapa periode panenan bibit, yaitu paling lama hanya untuk waktu 5 tahun.
Pembuatan persemaian bertujuan menyiapkan tempat yang cocok untuk melakukan kegiatan pembibitan atau pembuatan bibit jenis pohon/ tanaman tertentu.
4. Tugas
Coba Anda cari persemaian yang lokasinya dekat dengan tempat tinggal Anda. Perhatikan persemaian tersebut, kemudian lakukan tugas-tugas berikut :
a. Diskusikan dengan teman Anda dalam kelompok mengapa persemaian tersebut dibuat.
b. Menurut pendapat Anda, persemaian tersebut termasuk persemaian tetap atau persemaian sementara. Beri alasan !
c. Menurut pendapat Anda, apakah persemaian tersebut cocok dibangun di lokasi tersebut. Beri alasan !
5. Tes Formatif 2
Untuk mengetahui pemahaman Anda terhadap pembelajaran 2, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
1). Persemaian adalah ........
A. tempat untuk memproduksi bibit.
B. tempat untuk pengepakan bibit.
C. tempat untuk memproduksi benih.
D. tempat untuk menyemaikan benih.
2). Tempat untuk memproduksi bibit ada yang bersifat tetap dan ada yang bersifat sementara. Salah satu kelebihan persemaian sementara adalah .........
A. pengelolaan dilakukan secara profesional dengan tenaga tetap, terpilih dan terlatih, sehingga bibit yang dihasilkan relatif lebih baik.
B. penerapan teknologi terus berkembang, sehingga produktivitas bibit tinggi, kualitas bibit lebih baik dan pertumbuhan bibit relatif seragam.
C. pengawasan dan pemeliharaan lebih efisien, dengan staf yang tetap dan terlatih.
D. keadaan ekologi mendekati keadaan sebenarnya.
3). Ciri persemaian tetap antara lain .........
A. areal luas, peralatan modern, lokasi menetap di suatu tempat.
B. areal luas, peralatan sederhana, lokasi dekat dengan lokasi penanaman.
C. lokasi menetap di suatu tempat, peralatan sederhana, produksi bibit besar.
D. produksi bibit besar, lokasi berpindah mendekati lokasi penanaman, areal luas.
4). Pembuatan persemaian bertujuan untuk ............
A. mendapatkan bibit yang bermutu.
B. mendapatkan tempat yang dekat dengan lokasi penanaman.
C. menyiapkan tempat yang cocok untuk melakukan kegiatan pembibitan.
D. menyiapkan tempat yang dekat dengan sumber air.
5). Mutu bibit yang dihasilkan persemaian tetap pada umumnya relatif lebih baik dari pada yang dihasilkan persemaian sementara. Hal ini disebabkan .........
A. biaya untuk investasi lebih tinggi.
B. keadaan ekologi mendekati keadaan lokasi penanaman.
C. pengelolaan dilakukan secara profesional dengan tenaga tetap, terpilih dan terlatih
D. jumlah bibit yang dihasilkan besar.
C. Pembelajaran 3 : Membuat Rencana Pembibitan
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pembelajaran 3, diharapkan Anda dapat membuat rencana pembibitan.
2. Uraian Materi
Pernahkah Anda mendengar istilah perencanaan? Apa yang Anda ketahui tentang perencanaan ?
Seperti kita ketahui, segala pekerjaan/kegiatan sebelum dimulai pelaksanaannya haruslah dibuat perencanaan terlebih dahulu. Perencanaan yang baik akan memudahkan pekerjaan selanjutnya dan sebaliknya suatu pekerjaan tanpa perencanaan yang matang akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. Demikian pula halnya dengan kegiatan pembibitan, agar kegiatan pembibitan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan maka perlu dibuat perencanaan pembibitan. Apa yang dimaksud dengan perencanaan pembibitan ? Secara sederhana perencanaan pembibitan dapat didefinisikan sebagai kegiatan untuk menentukan lokasi persemaian, menghitung luas persemaian dan kebutuhan benih/bibit/bahan/alat/tenaga/biaya, menentukan tata letak persemaian serta tata waktu pembibitan. Untuk memudahkan Anda dalam memahami tentang perencanaan pembibitan di bawah ini akan diuraikan kegiatan-kegiatan dalam perencanaan pembibitan.
a. Pemilihan Lokasi
Dalam kegiatan produksi bibit, pemilihan lokasi persemaian memegang peranan yang sangat penting, karena untuk mendapatkan hasil bibit yang berkualitas, jumlah yang cukup dan tepat waktu diperlukan persyaratan lokasi yang memadai. Seperti telah diuraikan pada pembelajaran 2, secara umum persyaratan lokasi persemaian adalah sebagai berikut :
1) Tempatnya landai atau dengan kelerengan tidak lebih dari 5 %.
Persemaian sebaiknya dibuat pada areal yang topografinya datar. Mengapa demikian ? Karena semakin miring topografi, pengerjaan sarana dan prasarana persemaian akan semakin sulit serta diperlukan tenaga dan biaya yang cukup banyak. Disamping itu dalam pembuatan persemaian diperlukan adanya pengolahan tanah, kalau pengolahan tanah dilakukan pada daerah-daerah yang topografinya miring tentu saja erosi akan semakin besar.
2) Tersedia air bersih dalam jumlah yang cukup sepanjang tahun.
Di dalam tubuh semai, air berperan lansung dalam pembentukan karbohidrat dan penyusunan senyawa-senyawa lainnya yang sangat penting bagi proses pertumbuhan semai. Oleh sebab itu lokasi persemaian perlu dipilih yang dekat dengan sumber air bersih dan tersedia terus sepanjang tahun. Sumber air dapat berupa sungai, mata air dan air tanah.
3) Dekat jalan angkutan.
Tersedianya jalan angkutan yang memadai akan mempermudah pengawasan dan menekan biaya angkutan untuk kegiatan-kegiatan yang terkait dengan persemaian.
4) Tenaga mudah didapat.
Dalam pembuatan persemaian diperlukan tenaga kerja, oleh sebab itu perlu dicari lokasi yang memungkinkan tenaga kerja mudah didapat.
5) Tidak berada pada pengaruh sumber hama dan penyakit tanaman (misalnya jangan memilih lokasi bekas daerah yang tanamannya terserang jamur atau serangga)
6) Kondisi iklim tidak berbeda dengan daerah penanamannya nanti.
7) Tersedia cukup bahan media yang akan digunakan.
b. Perhitungan Luas Persemaian dan Rencana Pengadaan Benih /Bibit / Bahan /Alat
Dalam melakukan perhitungan-perhitungan ini Anda perlu hati-hati dan cermat, karena satu sama lain saling terkait. Apabila Anda salah menghitung di satu tahap maka akan terjadi kekeliruan dalam tahap-tahap selanjutnya.
1) Kebutuhan Bibit ( JBt )
Kebutuhan bibit yang dimaksud di sini adalah jumlah bibit yang diperlukan untuk menanami areal dengan luasan tertentu dan jarak tanam tertentu. Mengapa kebutuhan bibit perlu diketahui dalam perencanaan pembibitan ? Karena kebutuhan bibit ini, akan menentukan berapa jumlah bibit yang harus diproduksi di persemaian. Untuk menghitung kebutuhan bibit Anda dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Lt x 10.000
JBt = -----------------------
Jr x Ph
JBt : Jumlah kebutuhan bibit siap tanam per tahun
Lt : Jumlah luas areal yang akan ditanami per tahun
Jr : Jarak tanam yang dipergunakan
Ph : Prosen jadi tanaman di lapangan
Dari rumus di atas, Anda dapat menyimpulkan bahwa kebutuhan bibit ditentukan oleh luas areal yang akan ditanami, jarak tanam yang akan dipergunkan serta prosen jadi tanaman di lapangan.
Dalam perhitungan untuk menentukan kebutuhan bibit, mengingat jarak tanam satuannya adalah meter, maka luas areal tanam yang satuannya dalam hektar harus dirubah dulu menjadi satuan meter2 sehingga luas tanam dengan satuan hektar perlu dikali 10.000. ( 1 hektar sama dengan 10.000 meter 2 )
Prosen jadi tanaman di lapangan adalah prosentasi jumlah bibit yang tumbuh hingga umur tertentu dibandingkan dengan jumlah bibit yang ditanam. Prosen jadi tanaman sangat tergantung kepada kualitas bibit yang digunakan dan teknik silvikultur yang diterapkan. Nilainya biasanya ditentukan berdasarkan pengalaman dan dalam kegiatan perencanaan pada umumnya diperkirakan 80 %.
Contoh perhitungan keperluan bibit :
Untuk menanami areal seluas 900 hekar dengan jarak tanam 3 x 3 meter akan digunakan jenis albisia. Apabila prosen jadi tanaman di lapangan 80 %, maka jumlah bibit yang harus disediakan adalah :
900 x 10.000
JBt = ------------------------- = 1.250.000 bibit
3 m x 3 m x 80 %
Jadi jumlah bibit yang harus disediakan adalah 1.250.000 batang.
2) Luas Areal Produksi Bibit ( LBt )
Mengapa luas areal produksi bibit perlu diketahui ? Luas areal produksi bibit perlu diketahui untuk menentukan berapa luas persemaian yang harus dibuat dalam rangka memproduksi bibit dengan jumlah tertentu. Areal produksi bibit adalah areal untuk bedeng penaburan/penyemaian dan bedeng penyapihan. Luas areal produksi bibit yang harus dipersiapkan sangat tergantung kepada jumlah kebutuhan bibit, jumlah bibit per meter persegi bedeng sapih serta persentase hidup bibit di persemaian. Jadi bila Anda akan menentukan luas areal produksi bibit, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
JBt
LBt = ----------- : jumlah periode
Ps x JM
LBt : Luas areal produksi bibit
JBt : Jumlah kebutuhan bibit
JM : Jumlah bibit per meter persegi
Ps : Persentase hidup bibit di persemaian
Jumlah kebutuhan bibit, nilainya diperoleh dari perhitungan sebelumnya, sedangkan jumlah bibit per meter persegi adalah jumlah bibit yang ada dalam 1 meter persegi pada bedengan persemaian.
Persen hidup bibit di persemaian yaitu persentase jumlah bibit yang memenuhi standar kualita hidup pada saat bibit dipanen dengan jumlah bibit yang disapih. Persen hidup bibit ditentukan oleh mutu benih yang digunakan dan pemeliharaan bibit di persemaian. Semakin baik mutu benih dan pemeliharaan, persentasi hidup bibit akan semakin tinggi. Nilai persen jadi ini pada umumnya ditentukan berdasarkan pengalaman, dengan memperhatikan mutu benih dan intensitas pemeliharaan.
Produksi bibit tiap tahun dapat dilakukan beberapa periode tergantung kepada umur bibit dan kegiatan penanaman yang dapat dilakukan. Kalau umur bibit 3 (tiga) bulan dan kegiatan penanaman bisa dilakukan selama 8-9 bulan, maka produksi bibit dapat dilakukan 3 (tiga) periode per tahun. Hal ini sudah barang tentu dapat berpengaruh terhadap luas areal produksi yang perlu dipersiapkan, yaitu LB yang diperoleh dari perhitungan tersebut di atas dibagi 3 periode.
Contoh :
Bila dalam 1 meter 2 bedengan persemaian terdapat 250 bibit, prosen jadi bibit di persemaian 80 % dan dalam 1 tahun produksi bibit dapat dilakukan dalam 3 periode, maka luas areal produksi bibit adalah :
JBt
LBt = ----------- : jumlah periode
Ps x JM
1.250.000
LBt = ---------------- : 3 = 2.083 m 2
80 % x 250
Jadi luas areal produksi bibit adalah 2.083 meter 2
3) Luas areal persemaian ( LPr )
Seperti sudah diuraikan sebelumnya, bahwa luas areal persemaian yang harus dipersiapkan sangat tergantung kepada luas areal produksi bibit. Mengapa demikian ? Lapangan persemaian pada umumnya terdiri dari areal produksi bibit dan areal penunjang produksi bibit. Luas areal produksi bibit pada umumnya 60 % dari luas persemaian, sisanya sebesar 40 % digunakan untuk sarana dan prasarana penunjang seperti saluran air, jalan angkutan dan jalan pemeriksaan, kantor dan lain sebagainya. Oleh sebab itu untuk menghitung berapa luas persemaian yang perlu dipersiapkan dapat digunakan rumus sebagai berikut :
LBt = 60 % x LPr
LPr = 100/60 x LBt
LPr adalah luas persemaian.
Dari perhitungan tersebut di atas, maka luas persemaian yang perlu dipersiapkan adalah :
LPr = 100/60 x LB = 100/60 x 2.083 meter 2 = 3.472 meter 2
4) Kebutuhan Benih (KBn)
Kebutuhan benih perlu direncanakan dengan baik, karena kebutuhan benih ini sangat berpengaruh terhadap jumlah bibit siap tanam yang dihasilkan oleh suatu persemaian. Berapa banyak benih yang perlu disemaikan sangat ditentukan oleh berbagai faktor, seperti kebutuhan bibit, prosen daya kecambah benih yang digunakan, prosen kemurnian benih dan jumlah benih dalam 1 kilogram. Apabila Anda akan menghitung kebutuhan benih, dapat digunakan rumus di bawah ini.
JBt
KBn = ---------------------- kg
PDk x PKm x JBn
KBn : Kebutuhan benih dalam kg
JBt : jumlah kebutuhan bibit
PDk : persen daya kecambah
PKm : persen kemurnian benih
JBn : jumlah benih per kilogram
Persen daya kecambah adalah perbandingan antara jumlah benih yang berkecambah dan tumbuh normal dengan jumlah benih yang disemaikan, sedangkan persen kemurnian adalah persentase berat benih murni dengan berat benih yang masih tercampur dengan kotoran serta campuran lainnya.
Untuk mengetahui persen daya kecambah dan persen kemurnian Anda dapat melihat pada label benih yang akan disemaikan, karena apabila benih yang digunakan adalah benih yang bersetifikat, nilai persen daya kecambah dan persen kemurnian akan dicantumkan pada label benih.
Contoh :
Jika jenis benih albisia yang akan digunakan mempunyai daya kecambahnya 75 %, kemurnian 80 % dan jumlah benih per kilogram 40.000 benih, maka jumlah benih yang dibutuhkan adalah :
JBt
KBn = ---------------------- kg
PDk x PKm x JBn
1.250.000
KBn = ------------------------------ kg = 52 kg
75 % x 80 % x 40.000
Jadi jumlah benih yang dibutuhkan adalah 52 kg.
5) Kebutuhan Wadah Bibit (WBt) per Periode
Kebutuhan wadah, juga merupakan salah satu hal yang harus diperhitungkan dalam perencanaan pembibitan. Kebutuhan wadah ditentukan oleh jumlah bibit yang harus disediakan ditambah perkiraan kerusakan wadah. Kerusakan wadah biasanya diperkirakan sebesar 10 %. Kalau produksi bibit dalam 1 tahun bisa dilakukan sebanyak 3 periode, maka jumlah wadah yang diperlukan pada setiap periode pembuatan bibit adalah :
WBt = 110 % x JB : jumlah periode
WBt = 110 % x 1.250.000 : 3 = 458.333 buah.
6) Kebutuhan Media (Km)
Bahan media banyak sekali macamnya, namun yang akan dibahas di sini adalah media yang siap pakai. Kebutuhan media akan tergantung pada ukuran wadah bibit atau volume wadah dan jumlah bibit yang dibutuhkan. Kebutuhan media dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Km = JBt x volume wadah
Contoh :
Kalau 1 meter ³ media bisa digunakan untuk mengisi 20.000 wadah, maka jumlah media yang dibutuhkan adalah :
Km = 1.250.000 x 1/20.000 meter ³
Km = 62,5 meter ³
7) Kebutuhan Tenaga Kerja
Dalam pembuatan bibit tanaman hutan diperlukan tenaga kerja, oleh sebab itu kebutuhan tenaga kerja perlu direncanakan dengan matang. Kebutuhan tenaga kerja sebaiknya dicukupi oleh penduduk sekitar persemaian, sehingga lebih efisien dan memenuhi fungsi sosial. Jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk tiap-tiap persemaian dipengaruhi oleh volume pekerjaan yang ada. Oleh karena volume pekerjaan pada tiap tahap kegiatan di persemaian berbeda, maka kebutuhan tenaga kerja pada tiap tahap kegiatan juga berbeda. Untuk kegiatan persiapan lapangan, tenaga kerja yang dibutuhkan akan berbeda dengan kegiatan penaburan atau penyapihan maupun pemeliharaan bibit. Selain volume pekerjaan, faktor lain yang perlu diperhatikan dalam menentukan kebutuhan tenaga kerja adalah kemampuan tenaga kerja dalam menyelesaikan suatu kegiatan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Contoh :
Kegiatan pengisian media sapih ke dalam 1.250.000 wadah dalam bentuk polybag harus selesai dalam waktu 50 hari kerja. Kemampuan rata-rata pekerja mengisi wadah adalah 500 polybag per hari. Maka kebutuhan tenaga kerja per hari secara teratur untuk pengisian media ke dalam wadah adalah ;
1.250.000
Kebutuhan tenaga kerja per hari = ------------- = 50 orang
500 x 50
c. Tata Letak (Lay out) Persemaian
Tata letak persemaian merupakan salah satu hal yang perlu direncanakan dengan matang. Mengapa demikian ? Karena tata letak mempunyai peranan penting dalam menciptakan kegiatan yang efisien dan efektf dan secara langsung ikut menentukan kualitas bibit yang dihasilkan. Tata letak persemaian harus memenuhi kebutuhan guna peningkatan kelancaran kerja dalam rangka mencapai volume produksi dan mutu hasil kerja yang diinginkan secara efisien. Untuk mencapai hal tersebut berdasarkan lokasi terpilih maka penentuan tata letak persemaian harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
1) Harmonisasi gerakan, posisi badan dan kenyamanan tempat kerja.
2) Keselamatan, kesehatan subyek dan obyek.
3) Terselenggaranya fungsi pengawasan dan organisasi kerja yang memadai.
4) Efisiensi dan efektifitas kerja / usaha.
Untuk meningkatkan kelancaran kerja diperlukan suatu aliran kerja yang sistematis, harmonis, berurutan, seirama dan sesuai dengan proses yang dilakukan dari awal sampai akhir produksi. Oleh sebab itu penempatan sarana dan prasarana persemaian harus dapat memperlihatkan keselarasan arus proses kegiatan dimaksud, agar para pekerja tidak banyak membuang waktu dan tenaga untuk hilir mudik dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Sebagai contoh, tempat penaburan yang ditempatkan berdekatan dengan tempat penyapihan akan sangat besar manfaatnya, karena akan mempercepat proses penyapihan. Demikian juga tempat penimbunan media sebaiknya berdekatan dengan tempat pencampuran media dan pengisian media.
Selain itu untuk menjamin terselenggaranya pengawasan yang memadai diperlukan posisi yang tepat dari masing-masing kelompok kegiatan. Kantor/ruang untuk pimpinan sebaiknya agak tinggi dan dekat dengan jalan keluar bibit. Dengan demikian pimpinan dapat melihat suasana kerja di persemaian dan keluarnya bibit.
Sebagai contoh pada gambar 1 di bawah ini dapat dilihat tata letak atau lay out persemaian.
Gambar 1 : Lay Out Persemaian
Keterangan :
1. : Kantin
2. : Rumah Jaga
3. : Rumah Pimpinan Persemaian
4. : Pondok Kerja
5. : Kantor Persemaian
6. : Rumah Tamu
7. : Tempat Penimbunan Media
8. : Sumber Air
9. : Water Tank
10. : Gudang
11. : Tempat pengolahan dan pengisian media
12. : Tempat perkecambahan/penyemaian dan penyapihan
13. dan 14 : Bedeng pertumbuhan dengan naungan
15. : Bedeng pengerasan bibit
16. : Tempat muat bibit
d. Penyusunan Tata Waktu
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, bahwa salah satu kegiatan penting dan sangat menentukan keberhasilan penanaman adalah tersedianya bibit yang berkualitas dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu. Oleh sebab itu agar bibit untuk keperluan penanaman tersedia tepat pada waktunya, maka tata waktu pembuatan bibit di persemaian perlu direncanakan dengan baik. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun tata waktu pembuatan bibit, yaitu :
1) Kegiatan dirinci sekecil mungkin dan diurut berdasarkan waktu pelaksanaannya.
Kegiatan yang umum dilakukan dalam pembibitan dan perlu dirinci untuk memudahkan dalam penyusunan tata waktu adalah penyusunan rencana, pemilihan lokasi, persiapan lapangan, pembangunan sarana produksi, pengadaan benih, penyemaian benih, penyapihan bibit, pemeliharaan bibit, seleksi, pengepakan dan pengangkutan bibit.
2) Menentukan titik awal kegiatan yang sudah pasti dan tidak bisa dirubah, contoh musim tanam atau musim buah.
Musim tanam sangat tergantung pada musim hujan. Jadi kalau musim hujan terjadi pada bulan September sampai dengan bulan Desember, maka pada bulan-bulan tersebut dilakukan penanaman dan pada bulan-bulan tersebut bibit siap tanam harus tersedia.
Jadi penyusunan tata waktu persemaian harus bertitik tolak dari musim tanam tersebut.
3) Umur bibit dipelihara di persemaian sampai siap tanam.
Umur bibit juga merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan tata waktu pembibitan. Hal ini untuk menghindari jangan sampai terjadi pada saat musim tanam tiba bibit belum siap tanam atau sudah kadaluwarsa. Untuk bibit yang di persermaian memerlukan waktu 3 (tiga) bulan, berarti 3 sampai 4 bulan sebelum penanaman benih harus sudah disemaikan dan bibit sudah disapih.
Untuk memudahkan Anda memahami tata waktu pembibitan, tabel 1 berikut ini adalah contoh tata waktu pembibitan Acacia mangium dimana patokan yang dipakai umur bibit 3 bulan dan awal musim tanam bulan September. Dalam hal ini bibit juga tidak dibuat sekaligus tetapi bertahap disesuaikan dengan kemampuan menanam.
Tabel 1. Tata Waktu Pembibitan Acacia mangium
No. Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Penyusunan Rencana
2. Pemilihan lokasi
3. Persiapan lapangan
4. Pembangunan sarprod
5. Pengadaan Benih
6. Penyemaian Benih
7. Penyapihan Bibit
8. Pemeliharaan Bibit
9. Seleksi dan Pengepakan
10. Pengangkutan Bibit
Berdasarkan tabel 1 tersebut di atas, dapat dilihat bahwa semakin banyak adanya persinggungan waktu yang digambarkan dengan garis horizontal, kesibukan semakin meningkat (contoh pada kolom 8 dan 9
3. Rangkuman
Perencanaan pembibitan adalah kegiatan untuk menentukan lokasi persemaian, menghitung luas persemaian dan kebutuhan benih/bibit/bahan/alat/tenaga/biaya, menentukan tata letak persemaian serta menyusun tata waktu pembibitan.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh lokasi yang akan dijadikan tempat untuk membuat persemaian antara lain : tempatnya landai atau dengan kelerengan tidak lebih dari 5 %, tersedia air bersih dalam jumlah yang cukup sepanjang tahun, dekat jalan angkutan, tenaga mudah didapat, tidak berada pada pengaruh sumber hama dan penyakit tanaman, kondisi iklim tidak berbeda dengan daerah penanamannya nanti serta tersedia cukup bahan media yang akan digunakan.
Penentuan tata letak persemaian harus mempertimbangkan (1) harmonisasi gerakan, posisi badan dan kenyamanan tempat kerja, (2) keselamatan, kesehatan subyek dan obyek, (3) terselenggaranya fungsi pengawasan dan organisasi kerja yang memadai serta (4) Efisiensi dan efektifitas kerja / usaha.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan tata waktu persemaian antara lain merinci kegiatan sekecil mungkin serta kegiatan tersebut diurut berdasarkan waktu, menentukan titik awal kegiatan yang sudah pasti dan umur bibit dipelihara di persemaian.
4. Tugas
Coba Anda cari persemaian tanaman hutan yang ada di sekitar Anda, perhatikan kemudian kerjakan tugas-tugas berikut ini :
a. Cari informasi jumlah bibit yang siap tanam yang berada di persemaian tersebut. Kalau bibit tersebut akan digunakan untuk menanami areal dengan jarak tanam 3 x 3 meter. Berapa luas areal yang dapat ditanami ?
b. Cari informasi tentang luas persemaian tersebut, kemudian hitung berapa prosen areal yang digunakan untuk produksi bibit.
c. Cari informasi tentang tata waktu pembuatan bibit untuk jenis tanaman hutan tertentu di persemaian tersebut. Apa yang dapat
Anda tentu memahami bahwa untuk kegiatan penanaman diperlukan bibit yang bermutu. Apa itu bibit yang bermutu ? Untuk menjawab pertanyaan ini Anda perlu memahami bahwa mutu bibit terdiri dari 2 (dua) aspek, yaitu mutu genetik dan mutu fisik-fisiologis. Mutu genetik sangat ditentukan oleh asal-usul benih yang dipergunakan untuk pembuatan bibit tersebut. Oleh sebab itu untuk mendapatkan bibit yang bermutu dari aspek genetik, di dalam kegiatan pembibitan diperlukan benih yang unggul yaitu benih yang memenuhi kriteria dan standar mutu benih sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Mutu bibit dari aspek fisik-fisiologis yang meliputi : tinggi, diameter, kekompakan akar, jumlah daun dan umur bibit sangat dipengaruhi oleh kegiatan pembibitan. Oleh sebab itu kegiatan pembibitan perlu ditangani dengan baik dan benar untuk mendapatkan bibit yang bermutu dari aspek fisik-fisiologis. Jadi bibit bermutu adalah bibit yang berasal dari benih yang unggul dan memenuhi standar mutu fisik-fisiologis. Bibit yang bermutu akan dihasilkan dari benih unggul dan proses pembibitannya ditangani dengan tepat dan benar.
Lantas apa bedanya bibit dan pembibitan ?
Dalam Peraturan Menteri Kehutaan Nomor : P.1/MENHUT-II/2009 tentang Penyelenggaraan Perbenihan Tanaman Hutan dijelaskan bahwa yang disebut bibit adalah tumbuhan muda hasil pengembangbiakan secara generatif atau secara vegetatif. Pengembangbiakan secara generatif adalah pengembangbiakan dengan menggunakan biji, sedangkan pengembangbiakan secara vegetatif adalah pengembangbiakan dengan menggunakan bagian-bagian vegetatif dari tanaman. Bagian vegetatif dari tanaman dapat berupa akar, batang dan daun. Agar Anda lebih memahami pengertian bibit, Anda perlu mengingat kembali pengertian benih generatif dan benih vegetatif yang telah diuraikan pada modul-modul yang terkait dengan standar kompetensi melakukan kegiatan produksi benih.
Setelah Anda memahami pengertian bibit, berikutnya Anda akan mempelajari pengertian pembibitan. Dapatkah Anda menjelaskan apa yang dimasud pembibitan ?. Pembibitan adalah suatu kegiatan untuk menghasilkan atau memproduksi bibit. Kegiatan yang dilakukan dalam pembibitan terdiri dari perencanaan pembibitan, pembangunan persemaian, penyiapan media bibit, perlakuan pendahuluan terhadap benih sebelum disemaikan, penyemaian benih, penyapihan bibit, pemeliharaan bibit, pengepakan dan pengangkutan bibit serta administrasi pembibitan.
Untuk memudahkan Anda dalam memahami kegiatan-kegiatan dalam pembibitan, coba Anda datang ke lokasi persemaian yang dekat dengan tempat Anda, kemudian perhatikan kegiatan-kegiatan apa yang ada di persemaian tersebut.
b. Tujuan Pembibitan
Setelah Anda mempelajari pengertan bibit dan pembibitan, apakah Anda dapat menjelaskan apa tujuan kegiatan pembibitan ? Kegiatan pembibitan bertujuan untuk mengadakan atau memproduksi bibit unggul dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu. Anda tentu memahami, bahwa untuk membangun tegakan hutan yang bermutu diperlukan bibit yang bermutu. Masih ingatkah Anda, apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan bibit yang bermutu ? Bibit yang bermutu akan dihasilkan apabila benih yang digunakan untuk membuat bibit berasal dari benih unggul, serta penanganan bibit di persemaian dilakukan dengan tepat dan benar.
Untuk mendapatkan bibit dalam jumlah yang cukup, dalam pembibitan dikenal ada kegiatan perencanaan pembibitan. Dalam kegiatan perencanaan pembibitan, akan dihitung berapa jumlah bibit yang diperlukan untuk menanami areal dengan luasan tertentu. Dengan perencanaan pembibitan yang matang, diharapan tidak akan terjadi kekurangan bibit pada saat kegiatan penanaman.
Bibit bermutu yang akan digunakan dalam kegiatan penanaman selain jumlahnya cukup, juga harus tersedia tepat waktu. Perlu Anda ketahui, bahwa penanaman tanaman hutan pada umumnya tergantung pada musim hujan. Oleh sebab itu agar bibit tersedia tepat waktu, dalam kegiatan perencanaan pembibitan akan dipelajari penyusunan tata waktu pembuatan bibit. Dalam bahasan penyusunan tata waktu pembuatan bibit akan diuraikan hal-hal yang perlu diperhatian dalam penyusunan tata waktu pembuatan bibit, sehingga dapat tersedia bibit bermutu tepat pada waktunya.
3. Rangkuman
Bibit adalah tumbuhan muda hasil pengembangbiakan secara generatif atau secara vegetatif. Pengembangbiakan secara generatif adalah pengembangbiakan dengan menggunakan biji, sedangkan pengembangbiakan secara vegetatif adalah pengembangbiakan dengan menggunakan bagian-bagian vegetatif dari tanaman.
Kegiatan untuk menghasilkan atau memproduksi bibit disebut pembibitan. Kegiatan yang dilakukan dalam pembibitan terdiri dari perencanaan pembibitan, pembangunan persemaian, penyiapan media bibit, perlakuan pendahuluan terhadap benih sebelum disemaikan, penyemaian benih, penyapihan bibit, pemeliharaan bibit, pengepakan dan pengangkutan bibit serta administrasi pembibitan.
Pembibitan bertujuan untuk mengadakan atau memproduksi bibit unggul dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu.
Bibit unggul adalah bibit yang bermutu. Mutu bibit terdiri dari 2 (dua) aspek, yaitu mutu genetik dan mutu fisik-fisiologis. Mutu genetik sangat ditentukan oleh asal-usul benih yang dipergunakan untuk pembuatan bibit tersebut. Mutu bibit dari aspek fisik-fisiologis sangat dipengaruhi oleh kegiatan pembibitan.
n
Apakah pengertian pembibitan dan persemaian itu sama ? Pengertian pembibitan dan persemaian berbeda, namun terdapat hubungan yang sangat erat antara pembibitan dan persemaian. Lantas apa yang dimaksud persemaian ?
Saat ini orang masih sering keliru memberikan pengertian pembibitan dan persemaian. Orang masih sering memberikan pengertian yang sama terhadap pembibitan dan persemaian, padahal keduanya mempunyai pengertian yang berbeda, walaupun antara pembibitan dan persemaian mempunyai hubungan yang sangat erat.
Persemaian adalah tempat untuk melaksanakan kegiatan pembibitan atau pembuatan bibit. Tempat untuk melakukan kegiatan pembibitan ada yang bersifat sementara dan ada yang permanen atau tetap. Oleh sebab itu maka dikenal adanya persemaian permanen dan persemaian sementara.
Persemaian permanen adalah persemaian yang dibuat menetap pada suatu lokasi (site) dengan organisasi yang mapan dan personil pelaksana yang tetap dan terpilih, memiliki kelengkapan sarana dan prasarana yang memungkinkan pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien, dapat digunakan selama jangka waktu sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun serta dapat mendukung produksi bibit dalam jumlah yang besar untuk pemenuhan penanaman dengan skala luas dan berimbang. Dengan demikian ciri utama persemain permanen adalah :
1) Arealnya relatif luas,
2) Penetapan lokasi telah memperhitungkan produksi bibit dalam jumlah besar sesuai dengan luas tanaman dalam satu wilayah kerja, pemakaian lokasi berjangka lama serta kemudahan-kemudahan operasionalnya.
3) Pengelolaan dilakukan secara profesional dengan tenaga tetap dan terpilih.
4) Bahan dan peralatan yang digunakan memungkinkan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara efektif dan efisien.
5) Pemakaian teknologi yang berdayaguna dan berhasilguna sehingga bibit yang dihasilkan setiap periode selalu teraga mutunya.
Sedangkan persemaian sementara mempunyai ciri areal relatif tidak luas, peralatan sederhana, lokasi berpindah mendekati lokasi penanaman.
Dalam menentukan jenis persemaian mana yang dibangun di lapangan, ada hal yang perlu diperhatikan yaitu skala produksi dan kesinambungan produksi di areal tersebut. Oleh sebab itu perlu diketahui kelebihan dan kekurangan dari ke dua jenis persemaian tersebut.
Kelebihan persemaian sementara :
1) Keadaan ekologi mendekati keadaan sebenarnya, karena dibuat di dekat lokasi penanaman.
2) Ogkos pengangkutan bibit ke lokasi penanaman murah.
3) Kesuburan tanah tidak menjadi masalah karena persemaian selalu berpindah tempat setelah tanah menjadi miskin
4) Tenaga kerja relatif sedikit sehingga mudah pengurusannya.
Kekurangan persemaian sementara
1) Ongkos persemaian jatuhnya mahal karena tersebarnya pekerjaan dengan hasil yang sedikit.
2) Keterampilan petugas sulit ditingkatkan karena sering berganti petugas.
3) Seringkali gagal karena kurangnya tenaga kerja yang terlatih.
4) Lokasi persemaian yang terpencar menyulitkan pengawasan.
Kelebihan persemaian tetap
1) Penetapan lokasi telah memperhitungkan produksi bibit dalam jumlah besar sesuai dengan luasan tanaman dalam satu wilayah kerja dan pemakaian lokasi dalam jangka waktu lama.
2) Pengelolaan dilakukan secara profesional dengan tenaga tetap, terpilih dan terlatih, sehingga mutu bibit yang dihasilkan relatif lebih baik.
3) Pengawasan dan pemeliharaan lebih efisien, dengan staf yang tetap dan terlatih.
4) Bahan dan peralatan yang digunakan memungkinkan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara efektif dan efisien.
5) Penerapan teknologi terus berkembang, sehingga produktivitas bibit tinggi, kualitas bibit lebih baik dan pertumbuhan bibit relatif seragam.
Kekurangan persemaian tetap.
1) Keadaan ekologi tidak selalu mendekati keadaan dimana bibit akan ditanam.
2) Ongkos pengangkutan bibit lebih mahal bila dibandingkan dengan persemaian sementara.
3) Membutuhkan biaya untuk investasi lebih tinggi dibanding persemaian sementara. Persemaian tetap pada umumnya memerlukan sarana dan prasarana yang lebih lengkap dan kualitasnya lebih baik bila dibandingkan dengan persemaian sementara, dan hal ini membutuhkan biaya yang cukup besar.
4) Membutuhkan media tumbuh yang lebih banyak, sehingga kadang-kadang perlu mendatangkan dari tempat lain
Jenis persemaian manapun yang akan dibuat, tempat untuk membuat persemaian harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain :
1) Tempatnya landai atau kelerengan tidak lebih dari 5 %
2) Tersedia air bersih dalam jumlah yang cukup sepanjang tahun
3) Dekat jalan angkutan
4) Tenaga mudah didapat
5) Tidak berada pada pengaruh sumber hama dan penyakit tanaman
6) Kondisi iklim tidak jauh berbeda dengan daerah penanamannya nanti.
7) Tersedia cukup bahan media yang akan digunakan.
b. T ujuan Pembuatan Persemaian
Setelah Anda mempelajari pengertian persemaian, selanjutnya Anda akan mempelajari tujuan pembuatan persemaian. Pembuatan persemaian bertujuan menyiapkan tempat yang cocok untuk melakukan kegiatan pembibitan atau pembuatan bibit jenis pohon/ tanaman tertentu. Pemilihan tempat pembibitan perlu dilakukan karena persyaratan tumbuh tiap jenis pohon/tanaman berbeda, dan juga ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh tempat yang akan dijadikan persemaian sebagaimana telah diuraikan sebelumnya.
Dari uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa untuk melakukan kegiatan pembibitan tempatnya adalah di persemaian.
3. Rangkuman
Persemaian adalah tempat untuk melaksanakan kegiatan pembibitan atau pembuatan bibit.
Tempat untuk melakukan kegiatan pembibitan ada yang bersifat sementara dan ada yang permanen atau tetap. Oleh sebab itu maka dikenal adanya persemaian permanen dan persemaian sementara.
Persemaian permanen mempunyai ciri-ciri antara lain : arealnya relatif luas, peralatan lengkap dan modern, produksi bibit besar serta lokasi menetap di suatu tempat untuk melayani areal penanaman yang luas. Sedangkan persemaian sementara mempunyai ciri areal relatif tidak luas, peralatan sederhana, lokasi berpindah mendekati lokasi penanaman. Persemaian sementara biasanya berlangsung untuk beberapa periode panenan bibit, yaitu paling lama hanya untuk waktu 5 tahun.
Pembuatan persemaian bertujuan menyiapkan tempat yang cocok untuk melakukan kegiatan pembibitan atau pembuatan bibit jenis pohon/ tanaman tertentu.
4. Tugas
Coba Anda cari persemaian yang lokasinya dekat dengan tempat tinggal Anda. Perhatikan persemaian tersebut, kemudian lakukan tugas-tugas berikut :
a. Diskusikan dengan teman Anda dalam kelompok mengapa persemaian tersebut dibuat.
b. Menurut pendapat Anda, persemaian tersebut termasuk persemaian tetap atau persemaian sementara. Beri alasan !
c. Menurut pendapat Anda, apakah persemaian tersebut cocok dibangun di lokasi tersebut. Beri alasan !
5. Tes Formatif 2
Untuk mengetahui pemahaman Anda terhadap pembelajaran 2, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
1). Persemaian adalah ........
A. tempat untuk memproduksi bibit.
B. tempat untuk pengepakan bibit.
C. tempat untuk memproduksi benih.
D. tempat untuk menyemaikan benih.
2). Tempat untuk memproduksi bibit ada yang bersifat tetap dan ada yang bersifat sementara. Salah satu kelebihan persemaian sementara adalah .........
A. pengelolaan dilakukan secara profesional dengan tenaga tetap, terpilih dan terlatih, sehingga bibit yang dihasilkan relatif lebih baik.
B. penerapan teknologi terus berkembang, sehingga produktivitas bibit tinggi, kualitas bibit lebih baik dan pertumbuhan bibit relatif seragam.
C. pengawasan dan pemeliharaan lebih efisien, dengan staf yang tetap dan terlatih.
D. keadaan ekologi mendekati keadaan sebenarnya.
3). Ciri persemaian tetap antara lain .........
A. areal luas, peralatan modern, lokasi menetap di suatu tempat.
B. areal luas, peralatan sederhana, lokasi dekat dengan lokasi penanaman.
C. lokasi menetap di suatu tempat, peralatan sederhana, produksi bibit besar.
D. produksi bibit besar, lokasi berpindah mendekati lokasi penanaman, areal luas.
4). Pembuatan persemaian bertujuan untuk ............
A. mendapatkan bibit yang bermutu.
B. mendapatkan tempat yang dekat dengan lokasi penanaman.
C. menyiapkan tempat yang cocok untuk melakukan kegiatan pembibitan.
D. menyiapkan tempat yang dekat dengan sumber air.
5). Mutu bibit yang dihasilkan persemaian tetap pada umumnya relatif lebih baik dari pada yang dihasilkan persemaian sementara. Hal ini disebabkan .........
A. biaya untuk investasi lebih tinggi.
B. keadaan ekologi mendekati keadaan lokasi penanaman.
C. pengelolaan dilakukan secara profesional dengan tenaga tetap, terpilih dan terlatih
D. jumlah bibit yang dihasilkan besar.
C. Pembelajaran 3 : Membuat Rencana Pembibitan
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pembelajaran 3, diharapkan Anda dapat membuat rencana pembibitan.
2. Uraian Materi
Pernahkah Anda mendengar istilah perencanaan? Apa yang Anda ketahui tentang perencanaan ?
Seperti kita ketahui, segala pekerjaan/kegiatan sebelum dimulai pelaksanaannya haruslah dibuat perencanaan terlebih dahulu. Perencanaan yang baik akan memudahkan pekerjaan selanjutnya dan sebaliknya suatu pekerjaan tanpa perencanaan yang matang akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. Demikian pula halnya dengan kegiatan pembibitan, agar kegiatan pembibitan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan maka perlu dibuat perencanaan pembibitan. Apa yang dimaksud dengan perencanaan pembibitan ? Secara sederhana perencanaan pembibitan dapat didefinisikan sebagai kegiatan untuk menentukan lokasi persemaian, menghitung luas persemaian dan kebutuhan benih/bibit/bahan/alat/tenaga/biaya, menentukan tata letak persemaian serta tata waktu pembibitan. Untuk memudahkan Anda dalam memahami tentang perencanaan pembibitan di bawah ini akan diuraikan kegiatan-kegiatan dalam perencanaan pembibitan.
a. Pemilihan Lokasi
Dalam kegiatan produksi bibit, pemilihan lokasi persemaian memegang peranan yang sangat penting, karena untuk mendapatkan hasil bibit yang berkualitas, jumlah yang cukup dan tepat waktu diperlukan persyaratan lokasi yang memadai. Seperti telah diuraikan pada pembelajaran 2, secara umum persyaratan lokasi persemaian adalah sebagai berikut :
1) Tempatnya landai atau dengan kelerengan tidak lebih dari 5 %.
Persemaian sebaiknya dibuat pada areal yang topografinya datar. Mengapa demikian ? Karena semakin miring topografi, pengerjaan sarana dan prasarana persemaian akan semakin sulit serta diperlukan tenaga dan biaya yang cukup banyak. Disamping itu dalam pembuatan persemaian diperlukan adanya pengolahan tanah, kalau pengolahan tanah dilakukan pada daerah-daerah yang topografinya miring tentu saja erosi akan semakin besar.
2) Tersedia air bersih dalam jumlah yang cukup sepanjang tahun.
Di dalam tubuh semai, air berperan lansung dalam pembentukan karbohidrat dan penyusunan senyawa-senyawa lainnya yang sangat penting bagi proses pertumbuhan semai. Oleh sebab itu lokasi persemaian perlu dipilih yang dekat dengan sumber air bersih dan tersedia terus sepanjang tahun. Sumber air dapat berupa sungai, mata air dan air tanah.
3) Dekat jalan angkutan.
Tersedianya jalan angkutan yang memadai akan mempermudah pengawasan dan menekan biaya angkutan untuk kegiatan-kegiatan yang terkait dengan persemaian.
4) Tenaga mudah didapat.
Dalam pembuatan persemaian diperlukan tenaga kerja, oleh sebab itu perlu dicari lokasi yang memungkinkan tenaga kerja mudah didapat.
5) Tidak berada pada pengaruh sumber hama dan penyakit tanaman (misalnya jangan memilih lokasi bekas daerah yang tanamannya terserang jamur atau serangga)
6) Kondisi iklim tidak berbeda dengan daerah penanamannya nanti.
7) Tersedia cukup bahan media yang akan digunakan.
b. Perhitungan Luas Persemaian dan Rencana Pengadaan Benih /Bibit / Bahan /Alat
Dalam melakukan perhitungan-perhitungan ini Anda perlu hati-hati dan cermat, karena satu sama lain saling terkait. Apabila Anda salah menghitung di satu tahap maka akan terjadi kekeliruan dalam tahap-tahap selanjutnya.
1) Kebutuhan Bibit ( JBt )
Kebutuhan bibit yang dimaksud di sini adalah jumlah bibit yang diperlukan untuk menanami areal dengan luasan tertentu dan jarak tanam tertentu. Mengapa kebutuhan bibit perlu diketahui dalam perencanaan pembibitan ? Karena kebutuhan bibit ini, akan menentukan berapa jumlah bibit yang harus diproduksi di persemaian. Untuk menghitung kebutuhan bibit Anda dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Lt x 10.000
JBt = -----------------------
Jr x Ph
JBt : Jumlah kebutuhan bibit siap tanam per tahun
Lt : Jumlah luas areal yang akan ditanami per tahun
Jr : Jarak tanam yang dipergunakan
Ph : Prosen jadi tanaman di lapangan
Dari rumus di atas, Anda dapat menyimpulkan bahwa kebutuhan bibit ditentukan oleh luas areal yang akan ditanami, jarak tanam yang akan dipergunkan serta prosen jadi tanaman di lapangan.
Dalam perhitungan untuk menentukan kebutuhan bibit, mengingat jarak tanam satuannya adalah meter, maka luas areal tanam yang satuannya dalam hektar harus dirubah dulu menjadi satuan meter2 sehingga luas tanam dengan satuan hektar perlu dikali 10.000. ( 1 hektar sama dengan 10.000 meter 2 )
Prosen jadi tanaman di lapangan adalah prosentasi jumlah bibit yang tumbuh hingga umur tertentu dibandingkan dengan jumlah bibit yang ditanam. Prosen jadi tanaman sangat tergantung kepada kualitas bibit yang digunakan dan teknik silvikultur yang diterapkan. Nilainya biasanya ditentukan berdasarkan pengalaman dan dalam kegiatan perencanaan pada umumnya diperkirakan 80 %.
Contoh perhitungan keperluan bibit :
Untuk menanami areal seluas 900 hekar dengan jarak tanam 3 x 3 meter akan digunakan jenis albisia. Apabila prosen jadi tanaman di lapangan 80 %, maka jumlah bibit yang harus disediakan adalah :
900 x 10.000
JBt = ------------------------- = 1.250.000 bibit
3 m x 3 m x 80 %
Jadi jumlah bibit yang harus disediakan adalah 1.250.000 batang.
2) Luas Areal Produksi Bibit ( LBt )
Mengapa luas areal produksi bibit perlu diketahui ? Luas areal produksi bibit perlu diketahui untuk menentukan berapa luas persemaian yang harus dibuat dalam rangka memproduksi bibit dengan jumlah tertentu. Areal produksi bibit adalah areal untuk bedeng penaburan/penyemaian dan bedeng penyapihan. Luas areal produksi bibit yang harus dipersiapkan sangat tergantung kepada jumlah kebutuhan bibit, jumlah bibit per meter persegi bedeng sapih serta persentase hidup bibit di persemaian. Jadi bila Anda akan menentukan luas areal produksi bibit, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
JBt
LBt = ----------- : jumlah periode
Ps x JM
LBt : Luas areal produksi bibit
JBt : Jumlah kebutuhan bibit
JM : Jumlah bibit per meter persegi
Ps : Persentase hidup bibit di persemaian
Jumlah kebutuhan bibit, nilainya diperoleh dari perhitungan sebelumnya, sedangkan jumlah bibit per meter persegi adalah jumlah bibit yang ada dalam 1 meter persegi pada bedengan persemaian.
Persen hidup bibit di persemaian yaitu persentase jumlah bibit yang memenuhi standar kualita hidup pada saat bibit dipanen dengan jumlah bibit yang disapih. Persen hidup bibit ditentukan oleh mutu benih yang digunakan dan pemeliharaan bibit di persemaian. Semakin baik mutu benih dan pemeliharaan, persentasi hidup bibit akan semakin tinggi. Nilai persen jadi ini pada umumnya ditentukan berdasarkan pengalaman, dengan memperhatikan mutu benih dan intensitas pemeliharaan.
Produksi bibit tiap tahun dapat dilakukan beberapa periode tergantung kepada umur bibit dan kegiatan penanaman yang dapat dilakukan. Kalau umur bibit 3 (tiga) bulan dan kegiatan penanaman bisa dilakukan selama 8-9 bulan, maka produksi bibit dapat dilakukan 3 (tiga) periode per tahun. Hal ini sudah barang tentu dapat berpengaruh terhadap luas areal produksi yang perlu dipersiapkan, yaitu LB yang diperoleh dari perhitungan tersebut di atas dibagi 3 periode.
Contoh :
Bila dalam 1 meter 2 bedengan persemaian terdapat 250 bibit, prosen jadi bibit di persemaian 80 % dan dalam 1 tahun produksi bibit dapat dilakukan dalam 3 periode, maka luas areal produksi bibit adalah :
JBt
LBt = ----------- : jumlah periode
Ps x JM
1.250.000
LBt = ---------------- : 3 = 2.083 m 2
80 % x 250
Jadi luas areal produksi bibit adalah 2.083 meter 2
3) Luas areal persemaian ( LPr )
Seperti sudah diuraikan sebelumnya, bahwa luas areal persemaian yang harus dipersiapkan sangat tergantung kepada luas areal produksi bibit. Mengapa demikian ? Lapangan persemaian pada umumnya terdiri dari areal produksi bibit dan areal penunjang produksi bibit. Luas areal produksi bibit pada umumnya 60 % dari luas persemaian, sisanya sebesar 40 % digunakan untuk sarana dan prasarana penunjang seperti saluran air, jalan angkutan dan jalan pemeriksaan, kantor dan lain sebagainya. Oleh sebab itu untuk menghitung berapa luas persemaian yang perlu dipersiapkan dapat digunakan rumus sebagai berikut :
LBt = 60 % x LPr
LPr = 100/60 x LBt
LPr adalah luas persemaian.
Dari perhitungan tersebut di atas, maka luas persemaian yang perlu dipersiapkan adalah :
LPr = 100/60 x LB = 100/60 x 2.083 meter 2 = 3.472 meter 2
4) Kebutuhan Benih (KBn)
Kebutuhan benih perlu direncanakan dengan baik, karena kebutuhan benih ini sangat berpengaruh terhadap jumlah bibit siap tanam yang dihasilkan oleh suatu persemaian. Berapa banyak benih yang perlu disemaikan sangat ditentukan oleh berbagai faktor, seperti kebutuhan bibit, prosen daya kecambah benih yang digunakan, prosen kemurnian benih dan jumlah benih dalam 1 kilogram. Apabila Anda akan menghitung kebutuhan benih, dapat digunakan rumus di bawah ini.
JBt
KBn = ---------------------- kg
PDk x PKm x JBn
KBn : Kebutuhan benih dalam kg
JBt : jumlah kebutuhan bibit
PDk : persen daya kecambah
PKm : persen kemurnian benih
JBn : jumlah benih per kilogram
Persen daya kecambah adalah perbandingan antara jumlah benih yang berkecambah dan tumbuh normal dengan jumlah benih yang disemaikan, sedangkan persen kemurnian adalah persentase berat benih murni dengan berat benih yang masih tercampur dengan kotoran serta campuran lainnya.
Untuk mengetahui persen daya kecambah dan persen kemurnian Anda dapat melihat pada label benih yang akan disemaikan, karena apabila benih yang digunakan adalah benih yang bersetifikat, nilai persen daya kecambah dan persen kemurnian akan dicantumkan pada label benih.
Contoh :
Jika jenis benih albisia yang akan digunakan mempunyai daya kecambahnya 75 %, kemurnian 80 % dan jumlah benih per kilogram 40.000 benih, maka jumlah benih yang dibutuhkan adalah :
JBt
KBn = ---------------------- kg
PDk x PKm x JBn
1.250.000
KBn = ------------------------------ kg = 52 kg
75 % x 80 % x 40.000
Jadi jumlah benih yang dibutuhkan adalah 52 kg.
5) Kebutuhan Wadah Bibit (WBt) per Periode
Kebutuhan wadah, juga merupakan salah satu hal yang harus diperhitungkan dalam perencanaan pembibitan. Kebutuhan wadah ditentukan oleh jumlah bibit yang harus disediakan ditambah perkiraan kerusakan wadah. Kerusakan wadah biasanya diperkirakan sebesar 10 %. Kalau produksi bibit dalam 1 tahun bisa dilakukan sebanyak 3 periode, maka jumlah wadah yang diperlukan pada setiap periode pembuatan bibit adalah :
WBt = 110 % x JB : jumlah periode
WBt = 110 % x 1.250.000 : 3 = 458.333 buah.
6) Kebutuhan Media (Km)
Bahan media banyak sekali macamnya, namun yang akan dibahas di sini adalah media yang siap pakai. Kebutuhan media akan tergantung pada ukuran wadah bibit atau volume wadah dan jumlah bibit yang dibutuhkan. Kebutuhan media dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Km = JBt x volume wadah
Contoh :
Kalau 1 meter ³ media bisa digunakan untuk mengisi 20.000 wadah, maka jumlah media yang dibutuhkan adalah :
Km = 1.250.000 x 1/20.000 meter ³
Km = 62,5 meter ³
7) Kebutuhan Tenaga Kerja
Dalam pembuatan bibit tanaman hutan diperlukan tenaga kerja, oleh sebab itu kebutuhan tenaga kerja perlu direncanakan dengan matang. Kebutuhan tenaga kerja sebaiknya dicukupi oleh penduduk sekitar persemaian, sehingga lebih efisien dan memenuhi fungsi sosial. Jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk tiap-tiap persemaian dipengaruhi oleh volume pekerjaan yang ada. Oleh karena volume pekerjaan pada tiap tahap kegiatan di persemaian berbeda, maka kebutuhan tenaga kerja pada tiap tahap kegiatan juga berbeda. Untuk kegiatan persiapan lapangan, tenaga kerja yang dibutuhkan akan berbeda dengan kegiatan penaburan atau penyapihan maupun pemeliharaan bibit. Selain volume pekerjaan, faktor lain yang perlu diperhatikan dalam menentukan kebutuhan tenaga kerja adalah kemampuan tenaga kerja dalam menyelesaikan suatu kegiatan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Contoh :
Kegiatan pengisian media sapih ke dalam 1.250.000 wadah dalam bentuk polybag harus selesai dalam waktu 50 hari kerja. Kemampuan rata-rata pekerja mengisi wadah adalah 500 polybag per hari. Maka kebutuhan tenaga kerja per hari secara teratur untuk pengisian media ke dalam wadah adalah ;
1.250.000
Kebutuhan tenaga kerja per hari = ------------- = 50 orang
500 x 50
c. Tata Letak (Lay out) Persemaian
Tata letak persemaian merupakan salah satu hal yang perlu direncanakan dengan matang. Mengapa demikian ? Karena tata letak mempunyai peranan penting dalam menciptakan kegiatan yang efisien dan efektf dan secara langsung ikut menentukan kualitas bibit yang dihasilkan. Tata letak persemaian harus memenuhi kebutuhan guna peningkatan kelancaran kerja dalam rangka mencapai volume produksi dan mutu hasil kerja yang diinginkan secara efisien. Untuk mencapai hal tersebut berdasarkan lokasi terpilih maka penentuan tata letak persemaian harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
1) Harmonisasi gerakan, posisi badan dan kenyamanan tempat kerja.
2) Keselamatan, kesehatan subyek dan obyek.
3) Terselenggaranya fungsi pengawasan dan organisasi kerja yang memadai.
4) Efisiensi dan efektifitas kerja / usaha.
Untuk meningkatkan kelancaran kerja diperlukan suatu aliran kerja yang sistematis, harmonis, berurutan, seirama dan sesuai dengan proses yang dilakukan dari awal sampai akhir produksi. Oleh sebab itu penempatan sarana dan prasarana persemaian harus dapat memperlihatkan keselarasan arus proses kegiatan dimaksud, agar para pekerja tidak banyak membuang waktu dan tenaga untuk hilir mudik dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Sebagai contoh, tempat penaburan yang ditempatkan berdekatan dengan tempat penyapihan akan sangat besar manfaatnya, karena akan mempercepat proses penyapihan. Demikian juga tempat penimbunan media sebaiknya berdekatan dengan tempat pencampuran media dan pengisian media.
Selain itu untuk menjamin terselenggaranya pengawasan yang memadai diperlukan posisi yang tepat dari masing-masing kelompok kegiatan. Kantor/ruang untuk pimpinan sebaiknya agak tinggi dan dekat dengan jalan keluar bibit. Dengan demikian pimpinan dapat melihat suasana kerja di persemaian dan keluarnya bibit.
Sebagai contoh pada gambar 1 di bawah ini dapat dilihat tata letak atau lay out persemaian.
Gambar 1 : Lay Out Persemaian
Keterangan :
1. : Kantin
2. : Rumah Jaga
3. : Rumah Pimpinan Persemaian
4. : Pondok Kerja
5. : Kantor Persemaian
6. : Rumah Tamu
7. : Tempat Penimbunan Media
8. : Sumber Air
9. : Water Tank
10. : Gudang
11. : Tempat pengolahan dan pengisian media
12. : Tempat perkecambahan/penyemaian dan penyapihan
13. dan 14 : Bedeng pertumbuhan dengan naungan
15. : Bedeng pengerasan bibit
16. : Tempat muat bibit
d. Penyusunan Tata Waktu
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, bahwa salah satu kegiatan penting dan sangat menentukan keberhasilan penanaman adalah tersedianya bibit yang berkualitas dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu. Oleh sebab itu agar bibit untuk keperluan penanaman tersedia tepat pada waktunya, maka tata waktu pembuatan bibit di persemaian perlu direncanakan dengan baik. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun tata waktu pembuatan bibit, yaitu :
1) Kegiatan dirinci sekecil mungkin dan diurut berdasarkan waktu pelaksanaannya.
Kegiatan yang umum dilakukan dalam pembibitan dan perlu dirinci untuk memudahkan dalam penyusunan tata waktu adalah penyusunan rencana, pemilihan lokasi, persiapan lapangan, pembangunan sarana produksi, pengadaan benih, penyemaian benih, penyapihan bibit, pemeliharaan bibit, seleksi, pengepakan dan pengangkutan bibit.
2) Menentukan titik awal kegiatan yang sudah pasti dan tidak bisa dirubah, contoh musim tanam atau musim buah.
Musim tanam sangat tergantung pada musim hujan. Jadi kalau musim hujan terjadi pada bulan September sampai dengan bulan Desember, maka pada bulan-bulan tersebut dilakukan penanaman dan pada bulan-bulan tersebut bibit siap tanam harus tersedia.
Jadi penyusunan tata waktu persemaian harus bertitik tolak dari musim tanam tersebut.
3) Umur bibit dipelihara di persemaian sampai siap tanam.
Umur bibit juga merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan tata waktu pembibitan. Hal ini untuk menghindari jangan sampai terjadi pada saat musim tanam tiba bibit belum siap tanam atau sudah kadaluwarsa. Untuk bibit yang di persermaian memerlukan waktu 3 (tiga) bulan, berarti 3 sampai 4 bulan sebelum penanaman benih harus sudah disemaikan dan bibit sudah disapih.
Untuk memudahkan Anda memahami tata waktu pembibitan, tabel 1 berikut ini adalah contoh tata waktu pembibitan Acacia mangium dimana patokan yang dipakai umur bibit 3 bulan dan awal musim tanam bulan September. Dalam hal ini bibit juga tidak dibuat sekaligus tetapi bertahap disesuaikan dengan kemampuan menanam.
Tabel 1. Tata Waktu Pembibitan Acacia mangium
No. Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Penyusunan Rencana
2. Pemilihan lokasi
3. Persiapan lapangan
4. Pembangunan sarprod
5. Pengadaan Benih
6. Penyemaian Benih
7. Penyapihan Bibit
8. Pemeliharaan Bibit
9. Seleksi dan Pengepakan
10. Pengangkutan Bibit
Berdasarkan tabel 1 tersebut di atas, dapat dilihat bahwa semakin banyak adanya persinggungan waktu yang digambarkan dengan garis horizontal, kesibukan semakin meningkat (contoh pada kolom 8 dan 9
3. Rangkuman
Perencanaan pembibitan adalah kegiatan untuk menentukan lokasi persemaian, menghitung luas persemaian dan kebutuhan benih/bibit/bahan/alat/tenaga/biaya, menentukan tata letak persemaian serta menyusun tata waktu pembibitan.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh lokasi yang akan dijadikan tempat untuk membuat persemaian antara lain : tempatnya landai atau dengan kelerengan tidak lebih dari 5 %, tersedia air bersih dalam jumlah yang cukup sepanjang tahun, dekat jalan angkutan, tenaga mudah didapat, tidak berada pada pengaruh sumber hama dan penyakit tanaman, kondisi iklim tidak berbeda dengan daerah penanamannya nanti serta tersedia cukup bahan media yang akan digunakan.
Penentuan tata letak persemaian harus mempertimbangkan (1) harmonisasi gerakan, posisi badan dan kenyamanan tempat kerja, (2) keselamatan, kesehatan subyek dan obyek, (3) terselenggaranya fungsi pengawasan dan organisasi kerja yang memadai serta (4) Efisiensi dan efektifitas kerja / usaha.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan tata waktu persemaian antara lain merinci kegiatan sekecil mungkin serta kegiatan tersebut diurut berdasarkan waktu, menentukan titik awal kegiatan yang sudah pasti dan umur bibit dipelihara di persemaian.
4. Tugas
Coba Anda cari persemaian tanaman hutan yang ada di sekitar Anda, perhatikan kemudian kerjakan tugas-tugas berikut ini :
a. Cari informasi jumlah bibit yang siap tanam yang berada di persemaian tersebut. Kalau bibit tersebut akan digunakan untuk menanami areal dengan jarak tanam 3 x 3 meter. Berapa luas areal yang dapat ditanami ?
b. Cari informasi tentang luas persemaian tersebut, kemudian hitung berapa prosen areal yang digunakan untuk produksi bibit.
c. Cari informasi tentang tata waktu pembuatan bibit untuk jenis tanaman hutan tertentu di persemaian tersebut. Apa yang dapat
curahan hatiku
KHILAF
Kuberikan hatiku sepenuhnya untukmu
Tanpa pernah ragukanmu
Saat ini kurasakan hidupku sempurna
Karenamu…
*] Tak pernah kuduga
Kau buat pilihan untuk meninggalkan diriku
Pernahkah kau terima diriku
Ku masih inginkan kau kembali
Ku masih punya rasa cinta yang sama
Tak ada sakit hati padamu
Kau hanya khilaf
Ku akan menerima kamu lagi
Karna cintaku jujur hanya milikmu
Tak ada sakit hati padamu
Kau hanya khilaf, khilaf saja…
Kau pernah kucintai dalam waktu yang lama
Tak mudah arungi semua
Seandainya tak sengaja pernah kusakiti
Maafkanlah back [*]
Kau hanya khilaf
Ku masih inginkan kau kembali
Ku akan menerima kamu lagi
Kau hanya khilaf, khilaf saja…
Ku masih inginkan kau kembali
Sabtu, 20 Februari 2010
APA sih dunia remaja itu GUYs???
MENURUT W KHIDUPAN remaja sekaran dah g bener dan beres lagi, lo semua bisa liat guys di tv, koran , majalah bahkan lo liat aja di penjara pasti yang ada disana kebanyakkan temen2 kita yang masih remaja.
w heran kenpa mereka jadi seperti ini. ngabisin hidup untuk hal2 yang negatif dan g bermanfaat bagi mereka maupun orang lain.
guys,, terkadang apa yang kita anggap benar itu belum tentu bener juga. ketika lo semua ngelakuin hal2 aneh yang bikin prasaa lo semua seneng contohnya ""clubing" menurut kita clubbing itu asik tapi coba deh lo pikir lagi guys apa dampak negatifnya bagi kita sendiri. pertama uang jajan otomayis habis buat clubbing dan traktir temen di clubb, ke dua badan lo bakalan habis dan sakit2an karna lo sering minum2an yang g ada manfaatnya contohnya wiski, anggur, dan minuma yang laenya yang bikin lo mabuk. ketiga ini yang bikin w prihatin dari temen2 w sekarang, lo sering minum dan akibatnya lo sering juga mabuk dan karna lo mabuk itu hilang tu semu kontrol yang mengakibatkan lo berprilaku g bener mulai brani ngelawan ortu yang ngasih lo uang, ngerampok, malak, bahkan mungkin aja lo memperkosa cewe yang ada di clubbing.
Bukan nyampe segitu aja guys efeknya, coba lo bayangin kalo cewek yang lo perkosa itu punya penyakit HIV/aids da dia mati gara2 lo perkosa otomatis lo dah buat kesalahan besar guys terlebih lagi kalo penyaklit cew itu tadi nular ke lo otomatis lo juga yng rugi,, knapa???? jelas HIV itu virus mematikan guys dan itu juga belum da obatnya,,, ketika saat kaya gitu lo cuma bisa nunggu dan menunggu malaikat pencabut nyawa ngampirin lo dan nyabut tu nyawa yang lo punya guys, Permasalahan belum selesai gitu ja guys lo pikir deh nasib orang tua yang punya anak kayak gitu. dan menderita lahir karna ering dipukul ma anak bajingan kayak gitu terlebih lagi bisa jadi menderita batin yang menyebabakan dya stroke atau bahkan bisa bunuh diri karna malu punya anak kaya lo semua yng g bener prilakunya.
Guys, w cuma mau nagasih saran ma kalian semua tolong baged hindarin tu yang namanya kehidupan malam, free sex, clubbing. karna semua itu bakalan ngerusak citra kaum muda zaman sekaran termasuk w, lo yang g ikut2an belum lagi kita juga dah ngerusak martabat keluarga, bangsa dan negara untuk itu guys jaga diri kalia mulai sekarang jauhi semua itu demi kehidupan kita yang lebih baik
THE young generation now will be better than before generation.
w heran kenpa mereka jadi seperti ini. ngabisin hidup untuk hal2 yang negatif dan g bermanfaat bagi mereka maupun orang lain.
guys,, terkadang apa yang kita anggap benar itu belum tentu bener juga. ketika lo semua ngelakuin hal2 aneh yang bikin prasaa lo semua seneng contohnya ""clubing" menurut kita clubbing itu asik tapi coba deh lo pikir lagi guys apa dampak negatifnya bagi kita sendiri. pertama uang jajan otomayis habis buat clubbing dan traktir temen di clubb, ke dua badan lo bakalan habis dan sakit2an karna lo sering minum2an yang g ada manfaatnya contohnya wiski, anggur, dan minuma yang laenya yang bikin lo mabuk. ketiga ini yang bikin w prihatin dari temen2 w sekarang, lo sering minum dan akibatnya lo sering juga mabuk dan karna lo mabuk itu hilang tu semu kontrol yang mengakibatkan lo berprilaku g bener mulai brani ngelawan ortu yang ngasih lo uang, ngerampok, malak, bahkan mungkin aja lo memperkosa cewe yang ada di clubbing.
Bukan nyampe segitu aja guys efeknya, coba lo bayangin kalo cewek yang lo perkosa itu punya penyakit HIV/aids da dia mati gara2 lo perkosa otomatis lo dah buat kesalahan besar guys terlebih lagi kalo penyaklit cew itu tadi nular ke lo otomatis lo juga yng rugi,, knapa???? jelas HIV itu virus mematikan guys dan itu juga belum da obatnya,,, ketika saat kaya gitu lo cuma bisa nunggu dan menunggu malaikat pencabut nyawa ngampirin lo dan nyabut tu nyawa yang lo punya guys, Permasalahan belum selesai gitu ja guys lo pikir deh nasib orang tua yang punya anak kayak gitu. dan menderita lahir karna ering dipukul ma anak bajingan kayak gitu terlebih lagi bisa jadi menderita batin yang menyebabakan dya stroke atau bahkan bisa bunuh diri karna malu punya anak kaya lo semua yng g bener prilakunya.
Guys, w cuma mau nagasih saran ma kalian semua tolong baged hindarin tu yang namanya kehidupan malam, free sex, clubbing. karna semua itu bakalan ngerusak citra kaum muda zaman sekaran termasuk w, lo yang g ikut2an belum lagi kita juga dah ngerusak martabat keluarga, bangsa dan negara untuk itu guys jaga diri kalia mulai sekarang jauhi semua itu demi kehidupan kita yang lebih baik
THE young generation now will be better than before generation.
Sabtu, 06 Februari 2010
Pemanfaatan limbah
Kita tahu,,, semua kegiatan manusia menghasilkan banyak limbah yang sering membuat polusi, baik polusi suara, polusi tanah, polusi air, polusi udara. SEmua polusi tersebut mempunyai banyak kerugian baik sisi lingkungan dan sosiologi.
Polusi-polusi inilah yang menyebabkan pemanasan global terus meningkat dan menyebabkan seluruh iklim dimuka bumi ini terus meningkat dan sulit sekali di antisipasi masyarakat seluruh dunia.
Khususnya polusi udara yang menghasilkan berbagai gas rumah kaca yang menyebabkan kerusakan ozon bumi sehingga panas yang seharusnya dipantulkan kembali ke ruang angkasa tertahan oleh gas tersebut. Peristiwa demikian yang sering kita sebut sebagai efek gas rumah kaca. Bagaimana cara menanggulangi polutan-polutan itu??? banyak sekali caranya seperti pemanfaatan limbah kayu yang sangat bermanfaat bagi manusia seperti pembuatn souvenir dari kayu, kursi bahkan energi alternatif.
Energi alternatif?????
Lama kelaman dengan perkmbangan zaman yang kian terus menerus berkembang sehinnga membuat segala macam sumber energi didunia ini semakin berkurang...... mulai dari listrik, batu bara bahkan minyak bumi yang makin sedikit keberadaanya,,,,semua itu membuat berbagai pihak terus berfikir bagaimana caranya membuat energi alternatif yang hemat dan ramah lingkungan,,,
Lalu energi akternatif seperti apa yang hemat dan ramah lingkungan????/
ARANG.........ARANG
itulah benda yang kita anggap tak bermanfaat tapi mengandung berbagi kegunaan di dalamnya,, mulai dari scrub yang sering kita pakai untuk membersihkan muka, semir sepatu, bahkan obat sakit perut yang kita konsumsi yang sering kita minum berasal dari arang.
Lalu,,,, bagaimana bisa Arang bisa menjadi energi alternatif????
ada berbagi cara untuk membuat arang yang bisa dikatakan sebagai arang energi alternatif
arang yang bisa dikatakan sebagai energi alternatif adalah
1.Tidak menimbulkan asap
2.Cepat panas
3.Mudah digunakan
4.mudah diperoleh dan ekonomis
Arang dapat kita buat dengan mudah asal bahan-bahan yang kita akan olah mengandung karbon... maka bahan tersebut dapat kita buat arang
Fungsi arang selain bahan bakar adalah,,,
1.sebagi media tanam yang baik
2.sangat baik bagi penderita sakit perut.
Lalu bagaimana cara membuat arang???
pertama yang dibutuhkan adalah bahan yang akan dubuat arang seperti potongan kayu atau ranting
kedua alat drum pembakaran.
kemudian sangat sederhana masukan semua bahan kayu ke dalam drum dan beri penyulut api pada bagian bawah drum,,, kemudian setelah api membakar kayu,, matikan sumber api dan biarkan panas tersebut merambat pada kayu tapi ingat drum harus diatur oksigen nya agar api tidak padam..
bagaimana mudah dan gampang?????/ayo jaga hutan kita dan lindungi lingkungan kita dari polusi....dan back to nature
Polusi-polusi inilah yang menyebabkan pemanasan global terus meningkat dan menyebabkan seluruh iklim dimuka bumi ini terus meningkat dan sulit sekali di antisipasi masyarakat seluruh dunia.
Khususnya polusi udara yang menghasilkan berbagai gas rumah kaca yang menyebabkan kerusakan ozon bumi sehingga panas yang seharusnya dipantulkan kembali ke ruang angkasa tertahan oleh gas tersebut. Peristiwa demikian yang sering kita sebut sebagai efek gas rumah kaca. Bagaimana cara menanggulangi polutan-polutan itu??? banyak sekali caranya seperti pemanfaatan limbah kayu yang sangat bermanfaat bagi manusia seperti pembuatn souvenir dari kayu, kursi bahkan energi alternatif.
Energi alternatif?????
Lama kelaman dengan perkmbangan zaman yang kian terus menerus berkembang sehinnga membuat segala macam sumber energi didunia ini semakin berkurang...... mulai dari listrik, batu bara bahkan minyak bumi yang makin sedikit keberadaanya,,,,semua itu membuat berbagai pihak terus berfikir bagaimana caranya membuat energi alternatif yang hemat dan ramah lingkungan,,,
Lalu energi akternatif seperti apa yang hemat dan ramah lingkungan????/
ARANG.........ARANG
itulah benda yang kita anggap tak bermanfaat tapi mengandung berbagi kegunaan di dalamnya,, mulai dari scrub yang sering kita pakai untuk membersihkan muka, semir sepatu, bahkan obat sakit perut yang kita konsumsi yang sering kita minum berasal dari arang.
Lalu,,,, bagaimana bisa Arang bisa menjadi energi alternatif????
ada berbagi cara untuk membuat arang yang bisa dikatakan sebagai arang energi alternatif
arang yang bisa dikatakan sebagai energi alternatif adalah
1.Tidak menimbulkan asap
2.Cepat panas
3.Mudah digunakan
4.mudah diperoleh dan ekonomis
Arang dapat kita buat dengan mudah asal bahan-bahan yang kita akan olah mengandung karbon... maka bahan tersebut dapat kita buat arang
Fungsi arang selain bahan bakar adalah,,,
1.sebagi media tanam yang baik
2.sangat baik bagi penderita sakit perut.
Lalu bagaimana cara membuat arang???
pertama yang dibutuhkan adalah bahan yang akan dubuat arang seperti potongan kayu atau ranting
kedua alat drum pembakaran.
kemudian sangat sederhana masukan semua bahan kayu ke dalam drum dan beri penyulut api pada bagian bawah drum,,, kemudian setelah api membakar kayu,, matikan sumber api dan biarkan panas tersebut merambat pada kayu tapi ingat drum harus diatur oksigen nya agar api tidak padam..
bagaimana mudah dan gampang?????/ayo jaga hutan kita dan lindungi lingkungan kita dari polusi....dan back to nature
Langganan:
Postingan (Atom)